Rasa Saling Percaya, Kunci Sukses Perdagangan China dan Thailand

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 22 Jul 2019 17:06 WIB

Rasa Saling Percaya, Kunci Sukses Perdagangan China dan Thailand

SURABAYAPAGI.com - Perdagangan antara Tiongkok dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) memiliki potensi besar dalam pertumbuhan untuk mendorong ekonomi dunia, yang menghadapi tantangan dan ketidakpastian kata Wichai Kinchong Choi, Wakil Presiden Senior Bank Kasikorn Thailand. Pada paruh pertama 2019, China memiliki mitra dagang terbesar didunia yakni, ASEAN dan Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak 1997. Karena perdagangan China dengan AS turun 9 persen menjadi 1,75 triliun yuan (254 miliar dolar AS). Maka, Data bea cukai Tiongkok menuliskan bahwa perdagangan China dengan ASEAN meningkat 10,5 persen menjadi 1,98 triliun yuan (288 miliar dolar AS) pada paruh pertama tahun 2019. "Karena 10 negara anggota ASEAN memiliki sumber daya alam yang melimpah dan total populasi sekitar 700 juta, potensi perdagangan dan kerja sama ekonomi di sini sangat besar" kata Wichai. "Sebagai tetangga, ASEAN dan Cina telah menjaga hubungan erat dan pasar ASEAN menjadi semakin penting bagi China dan sebaliknya,"imbuhnya. Wichai Kinchong Choi sangat percaya bahwa China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia dan ASEAN memiliki pasar potensial yang baru muncul dan dapat bekerja sama secara erat sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dunia yang berkelanjutan. Tak hanaya dengan ASEAN, perdagangan antara Cina dan Thailand dianggap sangat positif oleh Wichai. Data Statistik Kementerian Perdagangan Thailand, menuliskan perdagangan antara kedua Negara terus tumbuh dimulai dari tahun 1998. Tahun lalu, Thailand mengekspor barang-barang 30,316 miliar dolar AS ke Cina, yang menunjukkan kenaikan 87,25 persen dibandingkan dengan 2008, sementara Thailand mengimpor barang-barang 49,993 miliar dolar AS dari Cina, naik 147,58 persen dari 2008. Rasa saling percaya antara Pemerintah China dan Thailand menjadi kunci sukses perdagangan diantara keduannya. Meskipun demikian, Wichai merasa berutang budi atas pertumbuhan perdagangan yang dihasilkan. Maka itu, China dan Thailand terus mendukung perdaganagan, incestasi dan kerja sama ekonomi lainnya. Dia mengatakan alasan kedua untuk pertumbuhan ini adalah perkembangan pesat Cina yang menawarkan pasar yang bagus untuk produk pertanian Thailand. "Semakin banyak perusahaan China datang ke Thailand untuk membangun pabrik, berbisnis. Mereka membawa teknologi baru, investasi, pengalaman di sini sementara perusahaan Thailand, didorong oleh pemerintah Thailand, terus menjelajahi pasar Cina," kata Wichai. Dalam Pernyataan Ketua KTT ASEAN ke-34, para pemimpin ASEAN mengatakan mereka menegaskan kembali komitmen kuat kami untuk menyelesaikan negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dalam 2019 untuk menghidupkan kembali perdagangan internasional dan untuk menjaga kredibilitas dan sentralitas ASEAN." "RCEP sangat penting untuk integrasi ekonomi regional, ASEAN dan Cina akan bersama-sama mendorong untuk kesimpulan negosiasi," kata Wichai. RCEP merupakan usulan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara 10 negara anggota ASEAN dan enam mitra FTA mereka, yaitu Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan India, diharapkan menjadi salah satu blok perdagangan terbesar di dunia. Dia menambahkan bahwa anggota ASEAN harus memperkuat kerja sama mereka dengan China, karena China adalah mitra dagang terbesar blok regional dan ASEAN menjadi mitra dagang terbesar kedua Tiongkok.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU