Razia Orang Gila Gencar Dilakukan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 20 Feb 2018 13:53 WIB

Razia Orang Gila Gencar Dilakukan

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Polda Jatim bekerjasama dengan Dinas Sosial hingga tingkat Kabupaten Kota untuk semakin intensif menggelar razia terhadap keberadaan orang dengan gangguang jiwa atau orang gila yang berkeliaran di jalanan. Hal itu diterangkan Kabid HumasPolda Jatim - Kombes Pol Frans Barung Mangera, terkait perkembangan insiden Tuban dan Lamongan, Selasa (20/2/2018). "Melakukan razia, bekerja sama dengan Dinas Sosial masing-masing Kabupaten, melakukan razia terhadap orang-orang gila," tegas Barung. Selain itu, Kepolisian juga bekerjasama dengan TNI, khususnya koordinasi dengan Korem maupun Kodim untuk bersama sama memberikan pengamanan terhadap simbol simbol agama maupun tokoh tokoh agama. "Mengawal semua Pesantren. Apa kebutuhan Pesantren akan kita penuhi dalam rangka pengamanan," tambah Barung. Meski demikian, Kombes Barung menekankan kepada media, bahwa dua kasus yang terjadi yakni peristiwa di Tuban dan Lamongan adalah bukan kasus penyerangan. "Dimana terminologi penyerangan, seseorang atau kelompok yang datang kepada tempat tertentu untuk melakukan pengrusakan dan penganiayaan dan sebagainya," terangnya. Diceritakannya, kasus di Tuban hanyalah orang yang ingin berobat kepada salah satu Gus. Karena pelaku sering berobat tapi menunggu dari pagi sampai semalam tidak dilayani sampai pagi, hasilnya dia merusak. "Kasus Tuban itu adalah kasus yang paling betul-betul kentara sekali bahwa itu bukan penyerangan," katanya. Sementara itu, kejadian di Lamongan adalah seseorang yang diminta menyingkir dari tempat ibadah, namun yang bersangkutan marah, dan mengejar kyai tersebut. "Tidak ada penganiayaan. Yang ada hanyalah insiden yang sengaja dibesarkan. Kyai sendiri sudah menyatakan," terang Kabid. Tetapi polisi tidak mau under eatimate dengan kejadian tersebut. Polda Jatim juga berharap, media tidak melakukan pembentukan opini atas kasus ini. Menurutnya, ada yang sengaja mengusik ketentraman Jatim. "Kami belum menyebutnya pihak lain, tetapi ada isu ini sengaja disebar itu jelas," tandas Barung. Sementara itu, serangkaian peristiwa terkait keagamaan kerap terjadi. Setelah penganiayaan ulama, penyerangan tempat ibadah di beberapa tempat oleh orang tak dikenal, kini kejadian mulai bergerak di Jawa Timur, seperti di Tuban maupun Lamongan. Sehubungan dengan masih terjadinya tindak kekerasan atas tokoh agama dan rumah ibadat tersebut, Ketua PWNU Jawa Timur, KH M Hasan Mutawakkil Alallah mendesak agar kepolisian bersungguh-sungguh mengusut tuntas siapa dan apa di balik semua insiden penyerangan berantai tersebut. Apakah ini kriminal murni atau ada gerakan _by design_ atas semua peristiwa yang terjadi belakangan ini, kata Kiai Mutawakkil, Senin (19/2). Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo tersebut menyerahkan permasalahan ini kepada aparat kepolisian sebagai pemegang otoritas keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebagai umat beragama di tengah banyaknya informasi dan opini yang berseliweran terutama di media sosial, hendaknya kembali pada tuntunan agama untuk senantiasa melakukan _tabayyun_, ujar kiai murah senyum ini. Pada saat yang sama, Kiai Mutawakkil meminta masyarakat dan nahdliyyin tetap tenang, waspada, tidak terprovokasi, serta tidak perlu mengambil tindakan sendiri yang malah menimbulkan keresahan dan merusak harmoni kehidupan sosial di Jatim yang sudah berjalan baik. Bagaimanapun juga, polisi dan NU mempunyai visi dan tujuan sama yaitu, menciptakan rasa aman, ketertiban, dan harmonis di tengah masyarakat dalam membingkai NKRI yang berdasarkan Pancasila. Ini demi terwujudnya cita-cita nasional dari para pendiri bangsa yakni terciptanya masyarakat yang adil, makmur, sentosa, selalu dalam lindungan dan mendapatkan rahmat Allah," ujarnya. Di akhir penjelasannya, Kiai Mutawakkil mengajak menjaga lingkungan sekitar. Hindari saling menebar kebencian, adu domba dan fitnah antar golongan atau antar umat beragama yang justru merusak sendi kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara, terutama di tahun politik 2018 dan 2019, pungkasnya.nt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU