Redam Aksi, Polda Jatim Terus Lakukan Sweeping

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 23 Mei 2019 14:36 WIB

Redam Aksi, Polda Jatim Terus Lakukan Sweeping

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, pihaknya tetap melakukan sweeping agar massa tidak berangkat ke Jakarta. Polda Jatim mengklaim telah berhasil menggagalkan massa sebanyak 1.700 orang yang hendak ke Jakarta untuk bergabung dengan aksi 22 Mei. Salah satu massa yang berhasil digagalkan adalah dari Kediri yang naik dengan dua bus. Mereka berasal dari Ponpes Hidayatullah, Kediri. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, pihaknya tetap melakukan sweeping agar massa tidak berangkat ke Jakarta. Sweeping ini dilakukan disejumlah titik. Di antaranya di stasiun Pasar Turi, terminal bus Bungurasih dan pelabuhan Tanjung Perak. Kami tetap mengedepankan langkah-langkah persuasif. Bagi yang hendak ke Jakarta, kami harapkan tidak jadi berangkat. Kalau ingin menyampaikan aspirasi, silahkan disampaikan di Jatim saja. Kami siap memfasilitasi, kata dia, Rabu (22/5/2019). Terkait isu bahwa jembatan tol Suramadu akan ditutup warga Madura jika dihalangi polisi, Luki membenarkan kabar tersebut. Pihaknya sendiri langsung bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan kelompok yang menyebar surat tersebut. "Saya sudah berkoordinasi dengan ulama dan habaib se-Madura. Mereka mengatakan tidak akan ada aksi penutupan Jembatan Suramadu. Bahkan, kami bersama-sama menjaga keamanan Jawa Timur," kata dia. Sebelumnya, viral di grup WhatsApp sejak Senin (20/5/2019), surat imbauan dari ulama Madura menjelang aksi 22 Mei 2019. Surat itu berisi imbauan agar warga menutup Jembatan Suramadu jika dihadang dan dihalangi polisi untuk berangkat ke Jakarta. Surat itu dikeluarkan oleh Forum Ulama dan Habaib Madura. Selain menganjurkan untuk tetap berangkat ke Jakarta dan bergabung dengan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR), surat tersebut juga menyebut titik kumpul rombongan keberangkatan yakni di Masjid Nyiburan, Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan. Surat tersebut ditandatangani oleh lima ulama. Antara lain, Habib Faishol Fadaq, KH Abdullah Khon Thobroniy, KH Fauroq Alawi, KH Ali Karrar Shinhaji, dan KH Jurjiz Muzammil. Polda Jatim juga mengamankan total 12 botol bom molotov dari massa yang hendak berangkat ke Jakarta. Bom ini diperoleh saat polisi sedang menghalau massa dari Jatim, beberapa waktu lalu. Kombes Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, selain mengamankan bom molotov, pihaknya juga menyita empat clurit. "Kami menyita 12 molotov dan empat clurit yang sebagai hasil pencegahan dan pemeriksaan. Belum kita tetapkan siapa tersangka,dan alatnya belum digunakan," kata Barung di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, kemarin. Sekadar diketahui, Polda Jatim menerapkan pengamanan siaga 1 untuk menyikapi terjadinya kerusuhan di Jakarta. Sebanyak 8000 personel telah disiagakan di beberapa titik obyek vital.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU