Reses di Malang, Hikmah Bafaqih Disambati Pedagang Kecil

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 18 Sep 2020 15:08 WIB

Reses di Malang, Hikmah Bafaqih Disambati Pedagang Kecil

i

Hj Hikmah Bafaqih Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim.SP/RKO

SURABAYAPAGI, Malang - Masa pandemi Covid-19 sangat memukul ekonomi masyarakat dibandingkan sektor kesehatan. Pasalnya, wilayah dengan zona hijau pun terkena dampaknya. Khususnya para pedagang kecil yang bergantung pada hasil penjualannya.

Hal ini dirasakan pedagang kecil di Dusun Krajan, Desa Kademangan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Dihadapan Anggota DPRD Jatim dari Dapil VI (Kab/Kota Malang dan Kota Batu), Hikmah Bafaqih M.Pd saat jaring aspirasi, Rabu (16/9/2020).

Baca Juga: Bansos Anak Yatim di Malang akan Naik

Kholik, koordinator pedagang kecil ini mengaku pendapatan para pedagang kecil sangat bergantung pada aktifitas belajar di sekolah dan Taman Pendidikan Alquran (TPA). Sebab, hingga saat ini kegiatan belajar mengajar (KBM) diliburkan

"Para pedagang kecil selama ini belum pernah diayomi pemerintah. Padahal, mereka sangat membutuhkan bantuannya di tengah pandemi," katanya.

Kholik yang membawai sekitar 600 pedagang kecil ini pun menegaskan belum pernah mendapatkan pembinaan dari pemerintah. Hal ini membuat pedagang kesulitan meningkatkan taraf hidupnya yang lebih baik dan sejahtera.

"Kami butuh pembinaan, demi meningkatkan kualitas dagangan kami, membutuhkan keamanan dan perlindungan," ujar dia.

Atas keluhan itu, Politisi PKB pun membenarkan bahwa pandemi ini efeknya ke ekonomi jauh lebih besar dibandingkan dengan kesehatan. Menurut dia, sektor ekonomi riil yang sudah ada itu harus diwujudkan.

"Kita bicara prioritas warga yang punya kapasitas untuk mengembangkan diri. Ini yang diprioritaskan terlebih dahulu," ujar Hikmah.

Baca Juga: Pemkab Gresik Mulai Salurkan Bansos di 18 Kecamatan

Hikmah yang juga Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim menambahkan, pemberian bantuan harus diberikan kepada orang yang mempunyai kapasitas menggerakkan roda ekonomi.

"Kalau kita asal memberi bantuan lalu tidak kepada orang yang punya kapasitas menggerakkan uang, ya musproh," jelasnya.

Ia mencontohkan, para ibu rumah tangga di Desa Suwaru sudah jelas mempunyai keterampilan dan mempunyai lahan untuk mengembangkan usahanya. "Tapi kendalanya pada modal dan pemasaran. Ini yang wajib diprioritaskan, karena bisa menyelesaikan berapa pekerja yang ada di situ kan," terangnya.

Diakui Hikmah, ekonomi global memang sedang lesu dan pemecahan terbaik di sektor ekonomi riil, seperti pedagang kecil ini. "Jadi harus tepat sasaran, jangan sampai hanya sekadar diberi bantuan lalu roda ekonominya hanya bertahan beberapa hari saja," imbuhnya.

Baca Juga: Hanya 130 Juta, UPT Keramik di Malang Perlu Dukungan Pemprov Jatim

Pihaknya blak-blakan terhadap kelemahan pemerintah saat ini. Dimana, desain programnya copy paste dan tidak ada baseline data.

"Bagaimana cara benahinya ini, harus dimulai dari mana. Kalau kami di Provinsi sifatnya koordinatif, yang langsung itu Kabupaten Kota," ungkapnya.

Dijelaskan Hikmah, soal penanganan Covid-19 di kota dan kabupaten itu sangat berbeda jauh. Setiap OPD sudah ada bantuan sosial (Bansos). "Tidak semua bantuan dari pemprov Jatim, ada juga dari APBD kota atau Kabupaten setempat melalui masing-masing OPD," pungkas dia. rko

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU