Resesi, Ekonomi Hong Kong Tumbuh Dibawah Target

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 28 Okt 2019 16:40 WIB

Resesi, Ekonomi Hong Kong Tumbuh Dibawah Target

SURABYAAPAGI.com - Lima bulan sudah demonstrasi Hong Kong berlangsung. Sampai saat ini juga Hong Kong masih belum kondusif dan tidak dapat diprediksi kapan aksi unjuk rasa akan berkahir. Melihat kondisi Hong Kong saat ini, Pemerintah Hong Kong tidak dapat tersenyum melihat pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Sehingga membuat Pemerintah Hong Kong memastikan ekonomi Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi akibat aksi protes anti-pemerintah yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan. Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan menegaskan Hong Kong tidak mungkin mencapai target ekonomi tahunan di tahun ini. "Pukulan terhadap ekonomi kami komprehensif," kata Chan dalam sebuah blog. Selain itu, PDB Hong Kong berkontrasi, melemah dua kuartal berturut-turut. Hong Kong kini masuk ke resesi teknis dan tak akan mencapai target pertumbuhan tahunan 0-1%. Sebelumnya, ekonomi Hong Kong diprediksi tumbuh 2-3% di 2019. Namun Agustus lalu, pertumbuhan dipangkas 0-1%. Banyak ekonom juga memperkirakan pertumbuhan bisa saja di bawah 1%. Bahkan dalam riset JP Morgan Chase & Co pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya 0,3%. Sementara itu, demonstrasi di wilayah bekas koloni Inggris ini telah mencapai minggu ke-21 mereka. Pada hari Minggu, demonstran berpakaian hitam dan bertopeng membakar toko-toko dan melemparkan bom bensin ke polisi yang merespons dengan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Operator ritel, dari mal perbelanjaan utama hingga bisnis pertokoan terpaksa tutup selama beberapa hari yang juga kerap dilakukan beberapa bulan terakhir. Sementara pihak berwenang telah mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung usaha kecil dan menengah yang dirazia para demonstran, Chan mengatakan langkah-langkah itu hanya sedikit mengurangi tekanan" "Biarkan warga kembali ke kehidupan normal, biarkan industri dan perdagangan beroperasi secara normal, dan ciptakan lebih banyak ruang untuk dialog rasional," tulisnya. Selain itu, Para pengunjuk rasa marah lantaran memandang Tiongkok banyak melakukan intervensi pada pemerintah Hong Kong. Beijing membantah ikut campur. Mereka menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris lah yang menimbulkan masalah di wilayah itu.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU