Respon Polri Terkait Viral Grup WA Anak STM Di Twitter

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 01 Okt 2019 13:22 WIB

Respon Polri Terkait Viral Grup WA Anak STM Di Twitter

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta Beberapa screnshoot diduga berasal dari grup WA terkait aksi siswa STM yang mengikuti demo tengah viral dan ramai diperbincangkan di media sosail terkhususnya Twitter. Terdapat dugaan bahwa grup WA tersebut sengaja dibentuk oleh oknum polisi untuk mendiskreditkan anak STM. Berdasarkan pantauan, Selasa (1/10/2019) setidaknya terdapat 4 screenshoot dalam grup siswa STM yang tersebar. Darisitu terlihat sejumlah percakapan orang orang terkait aksi demo ricuh. Nomor nomor handphone yang terlibat percakapan di grup terpampang dengan jelas. Dalam percakapan tersebut terlihat sejumlah orang siswa STM mempertanyakan tidak adanya uang yang seharusnya mereka terima dari koordinator setelah mengikuti aksi demonstrasi. "Ngambil duitnya di mana bgst? Katanya mau dibagiin sekarang," demikian salah satu tulisan chat di percakapan yang tersebar itu. Ujar siswa STM ini marah karena tidak mendapatkan uang usai aksi. Tangkapan layar grup WA ini pun viral di medsos dan jadi bahasan netizen. Namun beberapa netizen menduga tangkapan layar grup WA yang tersebar itu diduga sengaja dibuat untuk memojokkan siswa STM yang ikut aksi. Sejumlah netizen menggunakan aplikasi tambahan, salah satunya True Caller, memperlihatkan bahwa nomor hanphone yang ada di grup itu diduga anggota Polri. Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menanggapi hal ini. Dia menyebut, apa yang ada di media sosial sebagian besar anonim. "Kita paham betul apa yang ada di media sosial itu boleh dikatakan sebagian besar adalah ononim. Narasi yang dibangun narasi propaganda," kata Dedi kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa 91/10/2019). "Tentunya dari Direktorat Cyber Bareskrim memprofiling. Saya juga belum melihat apakah ada narasi yang sifatnya profokatif, narasi yang sifatnya membuat kegaduhan sehingga masyarakat Indonesia ini gaduh. Seperti contohnya kasus yang ditangani Direktorat Cyber Bareskrim. Dugaan ada 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos, itu membuat gaduh," sambungnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU