Respons Korupsi Indonesia Stadium IV

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 05 Des 2018 11:09 WIB

Respons Korupsi Indonesia Stadium IV

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengklaim indeks pemberantasan korupsi (IPK) Indonesia terus membaik dari waktu ke waktu. Hal tersebut, katanya, seiring dengan upaya pemerintah untuk terus mencegah tindakan koruptif para pejabat di level birokrasi. Jokowi mengatakan hal tersebut dengan merujuk indeks persepsi korupsi yang dirilis Transparency International. Lembaga nonpemerintah yang berbasis di Jerman itu mencatat skor IPK Indonesia meloncat tajam dari 20 pada 1998 silam menjadi ke skor 37 dari total nilai 100 pada tahun kemarin. "Skor kita dari yang terjelek se-ASEAN, sekarang naik menjadi ke angka 37 dan ini patut disyukuri. Jangan sampai ada yang bilang korupsi kita stadium 4, tidak ada. Memang banyak yang kita perlu perbaiki dan benahi, tapi ada peningkatan seperti itu kita tidak boleh tutup mata," kata Jokowi. Pernyataan Jokowi tersebut secara tidak langsung menjawab klaim pesaingnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto, yang menyatakan Indonesia sudah masuk kategori darurat korupsi. Indikatornya adalah sejumlah pemangku pemerintahan dari mulai pejabat negara, menteri, hingga anggota dewan yang terciduk KPK. Prabowo menganggap korupsi di Indonesia ibarat kanker ganas. "Isu utama di Indonesia saat ini adalah maraknya perilaku korup. Korupsi di sana (Indonesia) saya melihatnya sudah seperti kanker stadium 4," kata Prabowo saat menjadi pembicara di acara The World in 2019 Gala Dinner di Singapura, pada Selasa (27/11). Jokowi mengatakan, prestasi IPK Indonesia itu patut disyukuri. Apalagi ia menilai kenaikan ini merupakan yang tertinggi di dunia. Setelah ini, Jokowi berharap tak ada pihak lagi yang menyebut tingkat korupsi di Indonesia sudah dalam tahap kronis. Semakin tinggi skor IPK itu menunjukkan tingkat kemungkinan negara tersebut bersih dari korupsi. Perhitungan IPK itu telah digelar Transparency International sejak 1995 silam dan ada 180 negara yang disurvei termasuk Indonesia. Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menanggapi Presiden Joko Widodo yang menepis korupsi Indonesia ada di stadium 4. Juru debat BPN Prabowo-Sandi, Suhud Alynudin, mengaku heran Jokowi senang atas Corruption Perception Index (CPI) Indonesia yang ada di angka 37. "Mungkin Pak Jokowi terbiasa dengan standar rendah, sehingga berbangga dengan hasil itu. Padahal jika kita mau jujur kepada rakyat, IPK kita selama 2016 dan 2017 tetap, yaitu di angka indeks 37," ujar Suhud kepada wartawan, Selasa (4/12). "Artinya, program pemberantasan korupsi di era Pak Jokowi selama setahun ini jalan di tempat alias mandek," imbuh dia. Suhud menjelaskan CPI 37 masih jauh dari cita-cita Indonesia bersih dari korupsi. Politikus PKS itu pun menyinggung soal Revolusi Mental Jokowi. Menurut Suhud, program itu gagal. "Data mandeknya program anti-korupsi di era Pak Jokowi ini sejalan dengan data BPS tentang Indeks Perilaku Antikorupsi Masyarakat tahun 2018 yang mengalami penurunan. Artinya, program Revolusi Mental yang dicanangkan dalam kampanye belum mampu mendorong kepada perubahan sikap masyarakat anti-korupsi," tuturnya. Soal korupsi stadium 4 yang disebutkan sang capres, Suhud mengatakan Prabowo ingin mengajak rakyat Indonesia terbiasa dengan standar tinggi. Prabowo, menurut dia, ingin pemberantasan korupsi benar-benar ditegakkan. "Istilah stadium 4 yang digunakan oleh Pak Prabowo, beliau ingin mengajak rakyat menggunakan standar tinggi dan berjuang keras dalam program pemberantasan korupsi yang saat ini bahkan belum mencapai standar average clean of corruption," tutup Suhud. Jk

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU