Risma Terdesak, Kadispora Terancam

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 06 Nov 2019 03:02 WIB

Risma Terdesak, Kadispora Terancam

Buntut GBT Bau Sampah dan Tertahannya Menpora, Wacana Interpelasi Walikota Terus Bergulir. Bahkan, Fraksi Golkar Desak Kadispora Afghani Wardhana Dicopot Farid Akbar, Rangga Putra, Alqomar Tim Wartawan Surabaya Pagi Di akhir periode sebagai Walikota Surabaya, kepemiminan Tri Rismaharini justru tidak mulus. Ironisnya, Risma lagi-lagi kesandung masalah bau sampah TPA Benowo yang dikelola rekanan Pemkot Surabaya, PT Sumber Organik (SO). Sebelumnya, Risma yang juga Ketua DPP PDIP ini berpolemik soal pengelolaan sampah dengan Pemprov DKI Jakarta. Kini polemik itu kian kencang, menyusul Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyebut Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya masih mau sampah. Diperkuat sidak Menpora Zainuddin Amali ke stadion yang berlokasi di Benowo itu. Polemik makin runyam, lantaran Menpora gagal masuk stadion karena digembok. DPRD Kota Surabaya turut bergolak, karena Fraksi Partai Golkar mengancam akan mengajukan interpelasi ke Walikota Tri Rismaharini. Bahkan, Fraksi Golkar mendesak agar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, Afghani Wardhana, dicopot. ----------- Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, melihat ada yang janggal ketidakhadiran pejabat Dispora Surabaya saat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali melakukan sidak ke Gelora Bung Tomo, Minggu (3/11) lalu. Dia menegaskan sebenarnya kunjungan Menpora sudah dikoordinasikan ke Dispora Surabaya dengan Dispora Jawa Timur. Namun nyatanya, saat kunjungan Menpora, tak satu pun perwakilan Dispora Jatim yang berada di GBT. "Sebenarnya sudah ada koordinasi antara Dispora Surabaya dengan Dispora Jatim. Nggak etis lah masa tuan rumah (Pemkot Surabaya, red)nggak mau menemui tamu (Menpora, red)," ungkap Arif Fathoni kepadaSurabaya Pagi, Selasa (5/11/2019) malam. Karena itu, lanjut Arif Fathoni, pihaknya mendesak Walikota Surabaya agar mencopot Afghani Wardhana sebagai Kadispora. Kami minta Kadispora (Afghani Wardhana, red) dicopot dari," tandas politisi yang akrab disapa Toni ini. Terkait rencana interpelasi terhadap Walikota Tri Rismaharini, Toni enggan berkomentar banyak. "Cooling down dulu. Gak usah dibahas lah mas. Sekarang fokus bagaimana Surabaya ini jadi venue Piala Dunia U-20 tahun depan," cetus Toni. Menurut Toni, Pemkot Surabaya sudah mengajukan anggaran cukup besar pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Kota Surabaya 2020. Ada anggaran Rp 110 miliar yang terbagi ke 10 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), untuk menunjang terlaksananya Piala Dunia U-20 di Surabaya. "Saya yakin Surabaya (GBT) bisa jadi venue dengan anggaran Rp 110 miliar untuk menunjang itu," ungkapnya. Interpelasi Masih Bergulir Sekretaris Fraksi Golkar, Agoeng Prasojo, menegaskan wacana interpelasi terhadao Walikota masih bergulir. Ia mengaku hingga saat ini Fraksi Golkar masih berkomunikasi dengan semua fraksi terkait interpelasi tersebut. Namun, ia tak mau menyebutkan ke fraksi mana saja ia komunikasi. "Kalau itu tidak bisa disebutkan," kata Agoeng, kemarin. Bahkan, Agoeng mengaku keputusan untuk menggelar interpelasi bukanlah keinginan pribadi saja. Namun juga sesuai keputusan fraksi, yang diambil dalam rapat fraksi Senin lalu. "Kita tetap dalam rel keputusan. Sesuai dengan rapat fraksi internal," tandasnya. Untuk mengajukan hak interpelasi, minimal diajukan oleh 7 orang anggota dewan. Karena jumlah anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya hanya 5 orang, maka masih dibutuhkan dua anggota dewan lainnya. Penggalangan dukungan untuk menginterpelasi Walikota Tri Rismaharini, menurut Agoeng, lantaran Golkar kecewa terhadap sikap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, Afghani Wardhana maupun Pemkot Surabaya. Ini karena Menpora Zainuddin Amali tidak bisa masuk ke dalam Stadion GBT, untuk meninjau kesiapan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Saai sidak, pintu stadion terkunci dan tidak ada satu pun pejabat Pemkot Surabaya di lokasi. "Saya sudah telepon Kadispora sebelum beliaunya (Menpora) datang. Teleponnya aktif, tapi dihubungi berulangkali nggak diangkat. Saya telepon Kepala Bappeko. Kepala Bappeko sudah menghubungi Kadispora, katanya juga tidak diangkat," tuturnya. Menurut Agoeng, itu adalah tindakan yang melecehkan menteri. Terlebih, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali datang atas perintah Presiden Joko Widodo. Agung menilai, ketidakhadiran pejabat dari Pemkot Surabaya maupun kondisi pintu GBT tertutup bisa jadi karena ada unsur kesengajaan. "Kalau saya katakan ini ada unsur kesengajaan, rasanya masih prematur. Tapi namanya Kadispora, ketika ada Menpora itu harusnya mendampingi. Sebagai ASN (aparatur sipil negara), harus taat aturan. Jangan dijadikan alat politik. Dia harus bermain sebagai posisi abdi negara," tandas dia. PSSI Khawatir Sekretaris Umum PSSI Jatim Amir Burhanuddin menegaskan Stadion GBT bisa saja tidak jadi venue Piala Dunia U-20 pada 2021, kalau terus berpolemik. Menurutnya ada beberapa hal yang bisa membatalkan, yaitu stabilitas politik, stabilitas keamanan dan kondisi internal. Pembatalan itu bisa saja dalam konteks negara atau Jawa Timur. "Kalau GBT batal bisa dipindah ke stadion lain. Peru saja batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 dipindah ke Brazil," jelas Amir yang dihubungi terpisah, kemarin. Menurut Amir, masih ada waktu 12 bulan untuk menentukan stadion GBT menjadi tuan rumah. "Enam bulan pertama melakukan evaluasi hasil dari inspeksi FIFA dan PSSI soal kekurangan stadion, kemudian ada waktu 6 bulan lagi untuk memutuskan," terangnya. Sebelumnya FiFA sudah melakukan inspeksi terhadap 5 stadion. Sedangkan 5 stadion lainnya termasuk GBT diinspeksi PSSI berdasarkan standart inspeksi FIFA. Amir menambahkan sekarang bola ada di Pemkot Surabaya untuk segera melakukan pembenahan GBT. Mestinya Dispora Pemkot Surabaya yang bisa menjawab. "FIFA sudah tahu soal rencana pembenahan yang dianggarkan senilai Rp 250 miliar," ujarnya. Amir mengatakan kalau Walikota Tri Rismaharini sudah membeberkan bagaimana perbaikan GBT nantinya, termasuk penanganan soal sampah. "Karena penilaian nanti tidak hanya di stadion saja, melaikan juga terhadap daerah sekelilingnya," papar Amir. PDIP Bersikap Sementara itu, Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya menyatakan kesiapan mengadang upaya interpelasi yang digalang Golkar. Fraksi kami akan mem-back-up habis-habisan Wali Kota yang juga kader PDI Perjuangan. Apalagi kami melihat tidak ada masalah konkret. Masa interpelasi hanya karena pintu terkunci," ujar Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya, Syaifuddin Zuhri. **foto** Sayangnya, Kepala Dispora Kota Surabaya, Afghani Wardhana yang dikonfirmasi semalam (5/11) melalui ponselnya dengan nomor 0822318555xx, tidak diangkat meski terdengar nada sambung. Begitu juga dikonfirmasi melalui aplikasi chatWhatzapp, juga tak direspon. Meski begitu,Surabaya Pagi mendapat informasi sejumlah rencana perbaikan yang disiapkan Pemkot Surabaya antara lain perbaikan lapangan Stadion Gelora 10 November dan Lapangan Karanggayam sebesar Rp 25 miliar. Dua lapangan itu bakal menjadi tempat latihan timnas dari berbagai negara yang bakal datang ke Surabaya. Lalu ada perbaikan akses jalan ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan perbaikan Stadion GBT masing-masing sebesar Rp40 miliar dan Rp30 miliar. Selain itu, akan dibikin single seat untuk VIP class di Stadion GBT dengan anggaran Rp5,5 miliar. Sementara kekurangannya dilihat dari standar FIFA adalah lampu dengan penerangan harus merata di stadion minimal 2000 lux, kursi single seat, papan skor digital dan jenis rumput harus sama dengan kualitas terbaik. Risma Sidak GBT Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Teluk Kali Lamong dan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Selasa (5/11) kemarin. Dalam sidak itu, Risma didampingi Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika M. Fikser, Kepala Bagian Bina Program Ruben Rico, dan Kepala Bagian Humas Febriadhitya Prajatara serta beberapa jajarannya. Awalya, Risma bersama rombongan memantau pembangunan Teluk Kali Lamong dan sempat memberikan arahan untuk meninggikan lagi. Tak lama melihat proyek itu, Risma tiba-tiba mampir di Stadion GBT. **foto** Di GBT itu, Risma memberikan arahan untuk memperbaiki beberapa bagian yang perlu diperbaiki. Diantaranya akses suporter menuju tribun yang diminta untuk ditata kembali. Sebab, di tempat itu biasanya dijadikan sebagai lokasi penukaran tiket. Selain itu, Risma juga meminta jalan-jalan yang bolong di depangate diperbaiki. Ia juga meminta jalan tersebut untuk diperlebar supaya mempermudah aksesnya. Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan tujuan utama sidak Wali Kota Risma adalah pembangunan tanggul Teluk Kali Lamong di Sumber Rejo. Febri memastikan Risma melihat langsung pengerjaan tanggul dan rumah pompa yang ada di Teluk Kali Lamong itu. Nah, kebetulan lokasinya juga dekat dengan GBT, sehingga beliau juga mampir ke GBT, kata Febri. Menurut Febri, saat berada di GBT itu Wali Kota Risma memang memberikan arahan untuk pengerjaan akses jalan dipercepat. Bahkan, ia juga meminta pengerjaan parkir diselesaikan tepat waktu. Ibu Wali Kota tidak masuk ke Stadion GBT. Beliau hanya mengecek dari luar dan memberikan beberapa arahan, jelas dia. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU