RPH Surabaya Pastikan Keamanan Pada Hari Raya Kurban

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 14 Jul 2020 21:34 WIB

RPH Surabaya Pastikan Keamanan Pada Hari Raya Kurban

i

Penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan. SP/BYTA

SURABAYAPAGI, Surabaya - PD Rumah Potong Hewan atau RPH Penggirian Surabaya memastikan keamanan menjelang hari raya Kurban 2020 yang akan berlangsung pada akhir bulan Juli.

PLT Dirut RPH Surabaya, Bela Bima menjelaskan tentang persiapan protokol kesehatan yang sedang disusun oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Baca Juga: WHO Selidiki COVID Varian 'Eris', Picu Kematian Secara Tiba-Tiba?

"Kita menyiapkan jaringan fetloter sapi, kita sudah mengecek kapasitas dan mencapai 1.000 ekor sapi juga kami siap. Kami juga mempersiapkan protokol Covid, protokol juga masih di susun oleh Pemerintah, akan ada surat edaran untuk mengatur pemotongannya." ungkapnya.

Protokol kesehatan, yang nantinya akan mengatur cara pemotongan hewan pada hari raya Kurban mendatang. Bela Bima juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak takut untuk memilih RPH Surabaya sebagai jasa pemotongan hewan.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak takut, karena kami telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk menuju hari raya kurban maupun dalam keseharian di RPH ini" ujarnya.

Baca Juga: Jelang MPLS 2023, SMP Tenggilis Jaya Surabaya Hanya Punya 1 Siswa

Bela Bima juga menyampaikan bila ada kenaikan prosentase dari para masyarakat yang mendaftar untuk menyembelih hewan kurban maupun membeli sapi yang tersedia di RPH Surabaya.

"Sebetulnya ada kenaikan prosentase pada beberapa hari ini, kenaikan ini mungkin masyarakat lebih percaya kepada RPH terutama pada mas Covid seperti ini" jelasnya.

Baca Juga: Manfaatkan Cuti Bersama Idul Adha, Rekomendasi Liburan Murah dan Berkesan Bersama Tokopedia

Dibandingkan kan tahun lalu, tahun ini Bela Bima memaparkan bila menyediakan beberapa alternatif kepada masyarakat agar dapat memantau selama pemotongan hewan berlangsung.

"Ada beberapa alternatif karena memang sesuai syariat Islam memang harus ada saksi. Maka kami membatasi cukup 2 orang saja untuk memantau dan sisanya kemungkinan via daring atau ada layar monitor untuk memantau penyembelihan didalam ruang jagal" pungkasnya.Byt

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU