Rupiah Anjlok ke Rp15.150 per Dolar AS

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Okt 2018 09:24 WIB

Rupiah Anjlok ke Rp15.150 per Dolar AS

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp15.120 per dolar Amerika Serikat(AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Kamis (4/10). Posisi ini melemah 45 poin dari kemarin sore, Rabu (3/10) di Rp15.075 per dolar AS. Hingga pukul 09.00 WIB, rupiah terus bergerak melemah hingga bertengger di posisi Rp15.150 per dolar AS. Dengan posisi tersebut, rupiah tercatat melemah 11,77 persen sepanjang tahun ini. Di kawasan Asia, hanya yen Jepang yang menguat 0,11 persen dari dolar AS. Sedangkan mayoritas mata uang justru melemah. Won Korea Selatan minus 0,83 persen, ringgit Malaysia minus 0,18 persen, baht Thailand minus 0,18 persen, peso Filipina minus 0,14 persen, dan dolar Singapura minus 0,09 persen. Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas melemah dari dolar AS. Dolar Kanada minus 0,11 persen, dolar Australia minus 0,09 persen, poundsterling Inggris minus 0,06 persen, dan euro Eropa minus 0,05 persen. Hanya franc Swiss yang menguat 0,04 persen. Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan pelemahan rupiah akan berlanjut pada hari ini karena masih ada sentimen negatif dari eksternal. "Sentimen eksternal masih jadi penggerak rupiah. Kecenderungan rupiah masih bergerak sideways," ujar Dini kepada, Kamis (4/10). Sentimen terakhir, katanya, diberikan dari bank sentral AS, The Federal Reserve yang akan melanjutkan normalisasi kebijakan moneter pada tahun-tahun mendatang. The Fed akan kembali mengerek tingkat bunga acuan pada 2019 sebanyak tiga kali dan satu kali pada 2020. Sedangkan pada tahun ini, The Fed masih akan menaikkan bunga acuan pada Desember 2018, setelah tiga kali menaikkan bunga pada tahun ini, yaitu pada Maret, Juni, dan September lalu. The Fed mengaku terus melanjutkan normalisasi kebijakan moneter karena prospek pertumbuhan ekonomi AS tetap positif, tingkat pengangguran rendah, dan inflasi diharapkan tetap bertahan di sekitar 2 persen. Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah masih akan melemah pada hari ini, namun tekanannya diproyeksi tak setinggi beberapa hari sebelumnya. Hal ini karena euro Eropa sempat menguat dari dolar AS, sehingga diharapkan bisa memberi sentimen positif pada rupiah. "Di sisi lain, masih ada berita positif, terutama dari pemerintah terkait upaya menstabilkan nilai tukar rupiah. Ini diharapkan bisa membantu rupiah bertahan di pelemahannya," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU