Sah, MIND ID Ambil Alih Saham Divestasi Vale 20%

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 14 Okt 2019 17:03 WIB

Sah, MIND ID Ambil Alih Saham Divestasi Vale 20%

SURABAYAPAGI.com - PT Vale Indonesia Tbk. bersama dengan para pemegang sahamnya, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., dan PT Inalum (Persero) telah menandatangani perjanjian pendahuluan terkait pengelolaan sumber daya mineral. Mining Industry Indonesia (MIND ID) secara resmi telah mengambil alih 20% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk lewat penandatanganan Perjanjian Pendahuluan pada tanggal 11 Oktober 2019. Adapun, pemerintah telah menunjuk PT Indonesia Asahan Aluminium sebagai holding industri pertambangan untuk mengambil saham divestasi PT Vale Indonesia. Langkah ini disebut sesuai dengan mandat yang diberikan pada MIND ID untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan mendorong hilirisasi industri pertambangan nasional. Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan penandatanganan perjanjian ini adalah langkah awal dimulainya kerja sama strategis jangka panjang antara Vale dan Inalum dalam mengelola sumber daya mineral strategis di negara ini. "Inalum diwakili oleh Budi Gunadi Sadikin selaku presiden direktur," katanya dalam siaran pers mengutip Bisnis.com, Senin (14/10/2019). "Partisipasi MIND ID di perusahaan tambang kelas dunia seperti Vale Indonesia (Brazil) dan Freeport Indonesia (Amerika) merupakan bukti keberhasilan Indonesia dalam menjaga dan menarik investasi perusahaan global ke industri pertambangan nasional," ujar Group CEO MIND ID Budi G. Sadikin dalam keterangan pers, dikutip Senin (14/10). Asal tahu saja, melalui kepemilikan 20% saham di PT Vale Indonesia dan 65% saham di PT Aneka Tambang Tbk, MIND ID memiliki akses terhadap salah satu cadangan dan sumberdaya nikel terbesar dan terbaik di dunia. Akses ini diklaim akan mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir berbasis nikel di tanah air. Selain itu, hal ini dinilai dapat mendorong program hilirisasi industri nikel domestik serta menghasilkan produk yang bernilai 4 hingga 5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu. Adapun rencana penandatangan perjanjian-perjanjian definitif utama pada akhir 2019 dan menyelesaikan keseluruhan transaksi dalam waktu 6 bulan setelah penandatanganan perjanjian-perjanjian definitif tersebut. Penandatanganan Perjanjian ini menempatkan emiten dengan kode saham INCO tersebut pada posisi yang tepat untuk berkontribusi bagi pembangunan Indonesia dan memperkuat komitmen jangka panjangnya terhadap pengolahan sumber daya nikel. Hal tersebut akan mendukung program peningkatan nilai tambah serta keberlanjutan dan pemberdayaan lokal. "Kami menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas dukungannya selama ini," tutur Bernardus.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU