Saham Perusahaan Batubara PT ITMG Turun 2,66%

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Agu 2019 19:48 WIB

Saham Perusahaan Batubara PT ITMG Turun 2,66%

SURABAYAPAGI Saham mili perusahaan tamban batu bara yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) terjun bebas sebesar 2,66% ke harga Rp 14.650/saham pada perdagangan Senin ini (12/8). Para investor secara kompak menjual saham perusahaan dan mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 2,54 miliar dalam sehari. Bahkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat, investor asing sudah melepas saham ini hingga Rp 154 miliar di semua pasar sejak awal tahun hingga 12 Agustus ini atau year to date. Setahun terakhir, asing keluar dari ITMG mencapai Rp 566 miliar. Secara year to date, saham ITMG juga masih melorot hingga 28% dengan kapitalisasi pasar Rp 16,55 triliun di tengah harga komoditas pertambangan batu bara yang juga masih rendah. Selain harga batu bara tertekan, pelemahan harga saham ITMG ini terjadi di tengah turunnya kinerja keuangan perusahaan di pos laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Dilansir dari CNBC, Laba bersih ITMG ini anjlok 31,20% menjadi US$ 70,82 juta (Rp 991,53 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$) pada semester I-2019 dari periode yang sama tahun lalu US$ 102,955 juta (Rp 1,44 triliun). Padahal pada periode tersebut, pendapatan ITMG naik 10,36% menjadi US$ 892,70 juta (Rp 12,49 triliun) dari sebelumnya US$ 808,89 juta (Rp 11,32 triliun). Mengacu laporan keuangan ITMG per Juni 2019 ini, penurunan laba bersih ini terjadi karena kenaikan sejumlah beban perusahaan jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Beban pokok pendapatan yang naik lebih tinggi ketimbang kenaikan pendapatan perusahaan. Pada periode tersebut, beban pokok pendapatan justru naik 25,23% secara YoY (year on year), menjadi US$ 730,30 juta dari sebelumnya US$ 583,15 juta. Hampir seluruh pos dari biaya produksi perusahaan mengalami peningkatan, terutama karena kenaikan biaya penambangan. Total biaya produksi di akhir Juni 2019 mencapai US$ 561,93 juta, naik dari sebelumnya US$ 440, 57 juta. Selain itu biaya royalti/iuran eksplorasi juga naik tipis. Biaya bahan bakar pun naiknya hampir dua kali lipat dari tahun lalu menjadi US$ 51,54 juta dari sebelumnya US$ 25,92 juta. Biaya pembelian batu bara dan beban amortisaisi properti pertambangan turut menyumbang kenaikan beban ini. Beban penjualan juga ikut naik menjadi US$ 51,92 juta dari sebelumnya US$ 46,61 juta. Kenaikan ini karena adanya kenaikan biaya angkut yang mencapai US$ 13,34 juta dari sebelumnya hanya sebesar US$ 7,71 juta. Biaya penanganan dan pemuatan baru, serta biaya bahan bakar dan minyak juga ikut naik pada periode ini. Biaya survei dan analisis sampel juga menyumbang peningkatan beban penjualan. Akhir pekan lalu (Jumat 9 Agustus), harga batu bara acuan Newcastle ditutup di level US$ 69,8/metrik ton. Harga batu bara acuan untuk kontrak pengiriman September ini sudah amblas 3,99% dalam sepekan terakhir.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU