Salah Satu Penjahit di Jombang Kebanjiran Order Produksi Baju Hazmat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 31 Mar 2020 11:14 WIB

Salah Satu Penjahit di Jombang Kebanjiran Order Produksi Baju Hazmat

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Penjahit di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kebanjiran order membuat alat perlindungan diri (APD) yang dikenal dengan baju hazmat swift. Hal tersebut seiring dengan semakin menipisnya APD yang digunakan para tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19. Salah satunya seperti penjahit Nina Collection, Jalan Sumantri Nomor 4, Dusun/Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang yang saat ini mendapat banyak orderan membuat APD. Pemilik Nina Collection, Nina Hardiana (30), mengatakan, bahwa dirinya membuat pesanan APD mulai tiga hari yang lalu. Bahan yang digunakan yakni spunbond atau kain non woven. "Untuk yang pesan itu dari donatur, pegawai rumah sakit, kepala rumah sakit di seluruh daerah. Misalkan disini yang mulai saya tampung Jawa Timur," katanya, kepada jurnalis, Selasa (31/3/2020). Nina menjelaskan, baju APD ini dibuat sesuai standar dari IDI. Mulai dari kain, bahannya serta modelnya sudah ditentukan dari IDI. Dirinya membuat APD ini karena adanya Covid-19 ini banyak rumah sakit hingga para medis yang sulit untuk mencari bahan coverral. "Untuk itu saya mempunyai inspirasi dari awal, kenapa saya nggak membuat ini, saya donaturkan. Awalnya saya donatur, sehingga banyak peminatnya. Setelah itu saya memproduksi dengan harga dibawah rata-rata," jelasnya. Menurut Nina, harga minimal nasional yang dipatok yakni Rp 80 ribu per pcs. Sedangkan dirinya memberi harga Rp 55 ribu per pcs. Dalam sehari, Nina dapat membuat baju APD sebanyak 100 pcs. "Kalau kemarin baru mengawali, sehari masih 50 pcs. Kalau sekarang ini kan banyak yang ikut menjahit karena banyak yang menganggur, lockdown, akhirnya kita bisa memproduksi 100 pcs per hari," ujarnya. Dari awal, lanjut Nina, dirinya tidak pernah berfikir bahwasanya permintaan sampai membludak. Sehari dirinya bisa menampung permintaan itu 100 hingga 500. Tapi yang sudah masuk di list sekarang mencapai hampir 1000. "Yang masuk di list pemesanan ini RSUD Jombang, Blitar, Pamekasan, Surabaya, Jakarta, hingga donatur-donatur yang sudah mengumpulkan dana dari sosial pribadi," cetusnya. Untuk kesulitan yang dihadapi Nina mengungkapkan, yakni permintaan warna putih. Karena yang diluar pemasok bahan utamanya warna putih itu sudah tidak ada. "Hingga di Jawa Timur saya sudah keliling, itu kalau bahan utamanya memang kesulitan. Dan baju hazmat ini per biji menghabiskan bahan 2,5 meter," tukasnya. Sementara itu salah seorang donatur, Rosi (45), warga Desa Sengon menuturkan, bahwa dirinya memesan APD yang akan di donasikan untuk salah satu rumah sakit yang ada di Jombang. "Saya tergerak karena mengikuti berita kelangkaan APD hampir seluruh daerah, maka saya ingin berbuat semampu saya untuk daerah saya," tuturnya, saat berada di Nina Collection. Rosi menerangkan, dirinya memesan APD di Nina Collection karena bahannya sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh IDI. Disamping itu, jahitannya rapi dan juga cepat serta tepat pengerjaannya," terangnya. Menurut Rosi, soal harga dibawah yang ada dipasaran. Jadi bisa terjangkau untuk para donatur mungkin yang ingin mendonasikan dananya untuk APD bagi para medis yang saat ini benar-benar langka. "Harganya memang terjangkau. Ya ini sebagai dukungan untuk para medis yang di garda depan dalam menangani Covid-19 ini," pungkasnya. (suf/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU