Sambut Ibu Kota Baru di Kalimantan, PLN Siap Dukung Infrastruktur Kelistrik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Jul 2019 15:22 WIB

Sambut Ibu Kota Baru di Kalimantan, PLN Siap Dukung Infrastruktur Kelistrik

SURABAYAPAGI.COM, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo dalam waktu dekat dilaporkan bakal mengumumkan di mana lokasi baru ibu kota Indonesia. Pulau Kalimantan adalah salah satu lokasi yang digadang-gadang akan menjadi tempat pusat pemerintahan. Presiden Jokowi sendiri sebelumnya telah meninjau dua wilayah di Pulau Kalimantan yang antara lain Bukit Soeharto di Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Gunung Mas di Provinsi Kalimantan Tengah. Lalu, apakah Pulau Kalimantan sudah benar-benar siap menjadi ibu kota? Pasalnya, Pulau Kalimantan masih minim infrastruktur penunjang bagi pusat pemerintahan seperti bandara, pelabuhan bahkan jaringan listrik. Terkait hal yang terakhir disebut, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri mengatakan, seluruh jaringan listrik di Pulau Kalimantan ditargetkan terkoneksi pada tahun 2028. Oleh sebab itu, sambung Machnizon, mau di mana saja ibu kota negara yang baru tersebut berdiri di Pulau Kalimantan, maka tetap akan terkoneksi lantaran sudah satu sistem. Machnizon menambahkan, jika ditinjau menurut Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Ketenagalistrikan Regional Kalimantan RUPTL 2019-2028, jaringan listrik akan tersambung mulai dari ujung Nunukan di sebelah timur hingga ke ujung Sambas di sebelah barat. Dalam jangka waktu sembilan tahun tersebut, rencananya Pulau Kalimantan bakal diperkuat dengan daya sebesar 4.324,8 Mega Watt (MW). Selain membangun pembangkit listrik, PLN pun akan memperluas jangkauan transmisi dengan target 10.232 KMS. Selain itu, PLN juga berniat membangun gardu induk hingga berkekuatan 3.600 Mega Volt Ampere (MVA) hingga tahun 2028. Lebih jauh, Machnizon menjelaskan, kebutuhan energi listrik pada masa awal ibu kota anyar terbentuk adalah tidak banyak. Menurut hitungannya, diprediksi bakal membutuhkan 1.000 - 1.500 MW saja. Pasalnya, kondisi ibu kota baru tidak akan segera padat layaknya DKI Jakarta yang penuh dengan industri pabrik, perkantoran hingga pusat perbelanjaan. "Kalau melihat Putrajaya (ibu kota Malaysia baru) yang hanya punya satu mal, 500 MW sudah cukup. Kalau nanti kebutuhannya meningkat, PLN bisa bangun bertahap," jelas Machnizon.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU