Sambut Prabowo, Megawati Masak Nasi Goreng Spesial

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 25 Jul 2019 05:28 WIB

Sambut Prabowo, Megawati Masak Nasi Goreng Spesial

Makan Siang ala PDIP dan Gerindra ---Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri makan siang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga calon presiden edisi Pilpres 2019, Rabu (24/7/2019) siang. Banyak kalangan menilai, tidak ada makan siang gratis dalam politik.--- Tim Wartawan SurabayaPagi, Jaka Sutrisna Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tengah bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Ada sesi khusus keduanya bertemu empat mata. Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019). Ada momen keduanya berbincang empat mata sembari menyeruput es kelapa muda. Namun sebelum itu, Prabowo juga menyantap habis nasi goreng bikinan Megawati. Prabowo mengaku sangat suka dengan nasi goreng ini. "Ibu Mega memenuhi janjinya memasak nasi goreng untuk kami," ucap Prabowo usai pertemuan." "Luar biasa, saya sampai nambah, tapi Beliau (Megawati) ingatkan saya untuk diet," kata Prabowo. Menurut Prabowo, kunjungan kali ini memang bersifat "sowan kekeluargaan". Meski posisi mereka saling berhadapan dalam Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, namun Prabowo mengaku tetap menjaga hubungan dengan Megawati. "Saya sangat terima kasih, kedatangan saya sebagai suatu sowan kekeluargaan. Saya merasa dari dulu dekat dengan Ibu Mega dan keluarga," kata Prabowo. Menanggapi pujian tersebut, Megawati pun menyatakan bahwa dia tidak menyangka bahwa masakan nasi gorengnya disukai Prabowo. "Telah dibuktikan oleh semua yang hadir, katanya enak. Memang enak ya, Bu. Makanya sering-sering diundang untuk makan nasi goreng," ucap Megawati. Terkait hal ini, Direktur Surabaya Consulting Group menilai pertemuan Megawati-Prabowo Rabu (24/7/2019) siang ini dapat dimaknai sebagai sarana penjajakan terhadap seberapa besar minat Gerindra masuk ke dalam gerbong pemerintahan Presiden Joko Widodo. Seperti yang telah diketahui bersama, PDIP di bawah komando Megawati adalah penyokong politik terbesar Presiden Jokowi. Maka, persetujuan-persetujuan koalisi parpol pendukung lainnya juga sangat ditentukan oleh persetujuan Ketua Umum PDIP ini. Di sisi lain, partai koalisi pendukung Jokowi lainnya telah mengirim pesan dengan jelas pada malam sebelumnya, Selasa (23/7/2019). Dalam hal ini, adalah pada saat pertemuan pucuk pimpinan partai pendukung koalisi di kediaman Surya Paloh. Pertemuan tersebut lantas diikuti konferensi pers bersama antara tuan rumah Surya Paloh (Nasdem), Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar) dan Suharso Monoarfa (PPP). Keempatnya merupakan tokoh-tokoh puncak dari parpol koalisi pendukung Jokowi. Dalam pertemuan itu, tidak tampak Ketum PDIP Megawati maupun perwakilannya. "Dalam konferensi pers itu, mereka (Nasdem, PKB, Golkar dan PPP) menyatakan belum tertarik untuk membicarakan perluasan koalisi. Hal ini tentu menjadi pesan yang sangat jelas untuk Gerindra, PAN dan Demokrat, bahkan kepada Megawati," papar Didik. Namun begitu, sambung Didik, seperti yang pernah dikatakan Harold Laswell, profesor komunikasi politik dari Yale University, AS, "Politik pada dasarnya, siapa dapat apa, kapan dan bagaimana? Saat ini, menurut Didik, perundingan-perundingan di antara faksi pendukung Jokowi maupun faksi oposisi sedang dilakukan dengan intens, termasuk di antaranya pertemuan Megawati-Prabowo ini. Surabaya Consulting Group sendiri melihat, tiap partai politik akan membawa kehendak yang berbeda. Dan hal ini akan sekali lagi menguji kemampuan Jokowi dalam hal mengatur porsi akomodasi terbaik. Jokowi harus sadar bahwa sangat tidak mungkin untuk membuat semua kelompok senang. Sebaliknya, harus ada pilihan-pilihan tegas di antara banyak pilihan. "Kembali ke pertemuan Megawati-Prabowo, dalam konteks positif pertemuan ini akan mencairkan ketegangan pascapilpres, khususnya di antara para pendukung paslon. Pesan bahwa lawan politik adalah kawan berdiskusi tersampaikan dengan jelas. Perbedaan politik tidak kemudian harus berujung dengan pertentangan hubungan pribadi di antara sesama elemen," tutur Didik.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU