Home / Kriminal : Anak Bunuh Ibu Kandungnya yang Sakit di Gresik

“Saya tak Menyesal, Panas Hati Saya…”

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 11 Mar 2019 10:44 WIB

“Saya tak Menyesal, Panas Hati Saya…”

Entah apa yang ada di benak Rozikin (28) hingga tega menebas leher ibu kandungnya dengan celurit. Ranis, wanita 65 tahun yang melahirkan Rozikin, roboh bersimbah darah dan menghembuskan nafas terakhir. Peristiwa di RT 03 RW 01 Desa Madumulyorejo, Kecamatan Dukun, Kab. Gresik, Minggu (10/3/2019) itu, langsung membuat gempar warga. ------ M. Aidid, Kontributor Surabaya Pagi di Gresik Dari keterangan warga, peristiwa itu terjadi di rumah korban sekitar pukul 10.30 WIB. Ada tetangga yang mengetahui peristiwa tersebut, langsung minta pertolongan warga yang lain. Kejadian tersebut sekitar pukul 11.30 WIB baru dilaporkan ke Polsek Dukun. Tidak lama kemudian anggota Polsek Dukun turun ke TKP dan melakukan olah TKP. Tersangka sendiri setelah melakukan aksinya hanya diam. Polisi lantas mengamankan pemuda itu ke Mapolsek Dukun. Sedang lokasi kejaian banyak dikunjungi warga yang penasaran dengan kejadian itu. Meski belum diketahui motifnya, beredar kabar kalau tersangka mengalami depresi. Bahkan, depresi itu dialami sejak lulus SMP. Memang sejak SMP mengalami depresi, sebut Suganda (43), warga Madumulyorejo. Salah seorang tetangga, yang enggan disebutkan namanya, mengaku selama ini keluarga korban dikenal tertutup jarang bergaul dengan tetangga. Terutama, Rozikin yang sehari-harinya bekerja sebagai petani tambak. Di rumah, mereka hanya tinggal berdua. Kedua kakak Rozikin berada di luar kota, sedangkan ayahnya telah meninggal beberapa tahun akibat sakit yang diderita. Kepala Desa Madumulyorejo, Madrozim, menengceritakan kronologi kejadian menghebohkan di Gresik ini. Menurutnya, awalnya Rozikin meminta supaya ibunya membuatkan kue. Namun karena sedang sakit, Ranis menolak. Rozikin yang tak terima langsung mengambil celurit dan nekat membacok ibunya hingga tewas. Saat itu Ranis sedang tiduran di ruang tamu. "Mungkin karena sakit hati lalu tega membacok ibunya," cerita Madrozim. Madrozim tak menampik Rozikin ini sedang depresi. Meski begitu, sehari sebelum kejadian pembunuhan ini , pelaku sempat memeriksakan ibunya ke Puskesmas setempat. "Pelaku depresi karena stress," ujarnya. Kapolres Gresik AKBP Wahyu Sri Bintoro menuturkan pelaku diduga mengalami gangguan jiwa. Sebab, pelaku yang merupakan anak ketiga korban tidak ada rasa sedih sama sekali melakukan tindakan sadis itu. Ada dugaan pelaku ada gangguan jiwa. Kendati demikian kami tetap melakukan pemeriksaan dengan membawa pelaku ke rumah sakit jiwa, tuturnya. Awalnya, petugas Bhabinkamtibmas Polsek Dukun Gresik didatangi Kepala Desa setempat memberitahukan adanya pembunuhan. Saat didatangi, korban sudah dalam keadaan tergeletak dengan luka menganga di bagian leher sebelah kiri. Ternyata, korban sudah tewas. Polisi bersama warga langsung mencari pelaku yang merupakan anak kandungnya sendiri. Saat dicari di sekitar rumah pelaku belum ditemukan. Namun, diketahui, keberadaan pelaku sedang sembunyi di kamar rumah keduanya yang berada tepat di sebelah rumah yang menjadi lokasi kejadian. Saat diajak keluar, pelaku juga bersalaman dan cukup kooperatif untuk diajak bicara dan mengakui bahwa ia yang membunuh ibu kandungnya sendiri. Di lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti satu buah celurit yang digunakan untuk membunuh ibu kandungnya dan satu celurit yang berada di rumah sebelah. Sementara itu, Rozikin saat ditanyai Kapolres, lalu mengangkat kepalanya dan mengaku tidak menyesal telah membunuh ibunya sendiri. Bahkan ia merasa lega setelah membacok karena tidak ada lagi yang memarahinya. "Biasa saja kenapa nangis, tidak menyesal, panas hati saya. Ibu saya lagi duduk-duduk di ruang tamu langsung digorok satu kali karena celuritnya sudah saya asah," ucap Rozikin tanpa menyesali perbuatannya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU