Sejak Awal 2019, Pertambangan China Masih Melonjak Hingga Saat Ini

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 06 Agu 2019 16:59 WIB

Sejak Awal 2019, Pertambangan China Masih Melonjak Hingga Saat Ini

SURABAYAPAGI.com - Tahun ini, meski perang dagang terus bergejolak, penambangan batubara telah melonjak dengan dibuktikan dengan persetujuan-persetujuan yang dilakukan oleh China untuk membangun 141 juta ton kapasitas produksi batu bara baru tahunan dari Januari hingga Juni, dibandingkan dengan 25 juta ton sepanjang tahun lalu. Dengan persetujuan Beijing mengharapkan konsumsi komoditas meningkat di tahun-tahun mendatang bahkan ketika ia meningkatkan upaya melawan emisi asap dan gas rumah kaca. Pemotongan jangka panjang dalam konsumsi batubara adalah bagian utama dari tujuan energi, lingkungan, dan iklim China, tetapi peningkatan lima kali lipat dalam persetujuan tambang baru pada paruh pertama tahun 2019 menunjukkan bahwa target China masih menyediakan ruang yang cukup untuk pertumbuhan jangka pendek. Proyek-proyek tersebut termasuk tambang baru di wilayah Mongolia Dalam, Xinjiang, Shanxi, dan Shaanxi yang merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengkonsolidasikan hasil produksi di "pangkalan" produksi batubara yang berdedikasi, serta perluasan collier yang ada. Hal ini di tunjukkan oleh dokumen dari National Energy Administration (NEA). Namun, NEA tidak segera menanggapi permintaan komentar. Beijing bertujuan untuk meningkatkan pangsa bahan bakar non-fosil dalam bauran energi keseluruhan menjadi 15% pada akhir tahun depan dari sekitar 14,3% saat ini, dan menjadi 20% pada tahun 2030. Memotong pangsa batubara menjadi 59% tahun lalu, turun dari 68,5% pada tahun 2012. Ia juga berjanji untuk memiliki "ambisi setinggi mungkin" ketika negara itu meninjau kembali janji perubahan iklimnya tahun depan, dengan satu lembaga think tank pemerintah merekomendasikan China untuk memberlakukan batasan wajib pada konsumsi batubara dalam rencana lima tahun 2021-2025. Tetapi sementara daerah rawan kabut asap seperti Hebei dan Beijing telah memotong penggunaan batubara dan menutup ratusan tambang kecil dan pembangkit listrik. Tak perlu risau, China masih memungkinkan untuk peningkatan produksi batubara yang signifikan dan pembangkit listrik tenaga batubara. Selain itu, pada masa yang akan datang, China diperkirakan akan melakukan pemembangunan 290 GW kapasitas lain untuk batubara. China yakin dapat terus meningkatkan produksi dan konsumsi batubara sambil mengurangi emisi secara signifikan. Ini telah membuat teknologi emisi ultra-rendah wajib di semua pembangkit listrik batubara baru dan juga meningkatkan peraturan zonasi tambang untuk memastikan polusi diminimalkan. Pada akhir tahun lalu, 80% dari total kapasitas tenaga batu bara telah memasang peralatan emisi ultra rendah, sebesar 810 GW kata pemerintah. Michelle Manook, kepala eksekutif World Coal Association, sebuah kelompok lobi industri, mengatakan bahwa batu bara tetap merupakan elemen penting dalam transisi dunia menuju energi yang lebih bersih, dan fokusnya harus pada pengurangan emisi daripada larangan sama sekali terhadap batubara.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU