Selama Tahun 2019, Kasus Stunting di Surabaya Alami Penurunan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 22 Des 2019 16:44 WIB

Selama Tahun 2019, Kasus Stunting di Surabaya Alami Penurunan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Di tahun 2019, jumlah anak kerdil atau biasa disebut denganStuntingyakni kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018. Di tahun 2019 terjadi sekitar 15 ribu anak, sedangkan di tahun 2018 mencapai 16 ribu anak. Hal tersebut mengalami penurunan sebanyak seribu anak. "Penyebabnya karena kekurangan gizi kronis, kemudian disertai penyakit lainnya. Pada saat masih bayi, bila ukuran kurang dari 47 centimeter, kita harus curiga, dan segera didampaingi agar tidak menjadi kerdil," Ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rahmanita, Ahad (22/12). Dirinya mengatakan untuk mencegah anak kerdil dimulai di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena masa tersebut merupakan masa kritis, dimana anak balita membutuhkan gizi dan perilaku hidup sehat lingkungan sekitar. Namun, sebelumnya bagi calon pengantin mendapatkan pendampingan dari puskesmas, hingga mendapatkan sertifikat layak nikah. "Tetapi terkadang untuk mendampingi ibu hamil, suami kadang menolak. Namun, kita terus berusaha," katanya. Sejak 2016, sekitar 60 persen ibu hamil mendapatkan pendampingan. Anak-anak yang lolos pendampingan mendapatkan sertifikasi lolos 1.000 HPK. Bagi anak balita yang diindikasi kerdil, pemerintah kota berupaya menggenjot pemberian vitamin, seperti minyak ikan untuk menunjang gizinya. "Mudah-mudahan jumlah (stunting) terus menurun," ujarnya. Febria mengatakan, setelah pelaksanaan komitmen dan kampanye percepatan pencegahan anak kerdildi Balai Pemuda Surabaya pada Kamis (13/12), Pemkot Surabaya akan melakukan kampanye di tingkat kecamatan, sekaligus pembentukan Satgas Stuntingyang nantinya bertugas menghilangkan gizi buruk, kemudian mendampingi ibu hamil. "Jadi, programnya diantaranya ada 1.000 HPK, kelompok ASI, Pemberian Makanan Tambahan (PMT dan vitamin di PAUD," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU