Seorang Anak dari Penjual Cilok di Jombang Alami Kelumpuhan, Begini Ceritan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 22 Des 2019 10:12 WIB

Seorang Anak dari Penjual Cilok di Jombang Alami Kelumpuhan, Begini Ceritan

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Seorang anak berusia 7 tahun pada umumnya menghadapi fase emas dalam masa pertumbuhan. Dan pada seusia tersebut, si anak sudah mengenyam pendidikan sekolah dasar. Namun, keadaan itu tidak dimiliki oleh Moch. Tegar Maulana (7). Bagaimana tidak, disaat teman seusianya bermain, berlari-larian dan bersekolah, Tegar menjalani kehidupan sehari-harinya hanya dalam gendongan dan dekapan ibundanya. Ya, Tegar sejak lahir sudah mengalami kelainan. Kedua kakinya mengecil dan berat badannya hanya 9,5 kilogram. Kepala Tegar mengecil, dan badannya terlihat kurus, sehingga mengakibatkan kelumpuhan hingga sekarang. Tegar merupakan anak pertama dari pasangan Ainun Naim (25), dan Khusnul Khatimah (24), warga Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ainun Naim mengungkapkan, sang anak mengalami kelainan bibir sumbing, tepatnya pada bagian atas bibir. Hal itu dialami sejak lahir, pada tujuh tahun yang lalu. Kondisi ini yang kemudian berdampak ke kelumpuhan Tegar. "Dari lahir itu bibirnya sumbing. Terus pada umur 1 tahun tidak bisa jalan. Kata dokter, di tempurung kepala ada cairan. Katanya mikrosepalus atau pengecilan kepala," ungkapnya, keoada jurnalis di rumahnya, Sabtu (21/12/2019). **foto** Naim, sebagai sang ayah yang hanya berjualan cilok keliling, merasa terpukul, sedih dan bingung untuk kebutuhan pengobatan anaknya. Penghasilan sehari-hari sekitar Rp 100 ribu, kadang tidak sampai. Hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Padahal, Tegar saat ini membutuhkan biaya puluhan juta rupiah untuk operasi. Untuk berobat ke rumah sakit, Naim hanya mengandalkan Kartu Jombang Sehat (KJS). Sedang untuk obat jalan, ia harus membelinya sendiri. Naim hingga saat ini mengaku pasrah dengan kondisi anaknya tersebut. Dirinya berharap ada bantuan untuk membiayai anaknya melakukan operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya. "Pada umur 1 tahun, Tegar disuruh operasi ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Taoi kan biayanya mahal, saya tidak punya uang. Harapan saya ada bantuan operasi gratis agar anak saya sembuh," ujarnya. **foto** Sementara, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Jombang, Moch. Saleh menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya sudah mulai melakukan upaya pembuatan KIS APBD untuk keluarga Naim. "Senin besok kita langsung buatkan KIS APBD. Ini penanganan darurat. Nantinya, KIS APBD bisa digunakan Naim untuk operasi anaknya di RSUD dr Soetomo hingga perawatan pemulihan pasca operasi," jelasnya. Saleh menegaskan, dipastikan seluruh biaya melalui jaminan kesehatan itu, gratis. Dan ini statusnya permanen. "Artinya, mulai dari penanganan operasi hingga pasca operasi, seluruhnya gratis," pungkasnya.(suf)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU