Simak! Jokowi Klarifikasi Chloroquine dan Avigan Sebagai Obat Corona

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Mar 2020 09:56 WIB

Simak! Jokowi Klarifikasi Chloroquine dan Avigan Sebagai Obat Corona

SURABAYAPAGI.com, Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjelaskan tentang chloroquine yang disebutnya sebagai obat corona atau covid-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukanrapid test secara masal untuk mendeteksi awal virus corona COVID-19. Selain itu, Pemerintah juga menyiapkan obat dari hasil riset dan pengalaman beberapa negara agar bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus SARS-Cov-2 tersebut. Avigan (Favipiravir) adalah agen anti-virus yang secara selektif dan berpotensi menghambatRNA-dependent RNA polimerase (RdRp) dari virus RNA. Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada tahun 2014 dan telah diuji coba kepada manusia yang terinfeksi virus corona COVID-19 sejak Februari. Mengutip dariXinhuanet,Uji klinis dilakukan pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzen. Dari Shenzhen sendiri, menyumbang 80 pasien, 35 pasien yang menerima perlakuan obat oral favipiravir, dan 45 orang dalam grup kontrol (tidak minum obat favipiravir). Chloroquine merupakan obat anti-malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab COVID-19. Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk mereplikasi. Obat ini juga merangsang kekebalan tubuh. Pada 4 Februari, sebuah studi di Guangdong, China, melaporkan bahwa chloroquine efektif dalam memerangi virus corona. Para dokter di Marseille, bagian selatan Prancis mengklaim pasien berhasil diobati dengan obat malaria chloroquine. Pada sebuah studi, 20 dari 36 pasien diberikan obat tersebut. Setelah 6 hari, 70% pasien tersebut dinyatakan sembuh, virus tidak lagi ada di sampel darah, dibandingkan 12,5% pasien grup kontrol. Dokter di Australia dan China juga telah melihat hasil yang menjanjikan dari chloroquine dan berharap bisa memulai uji coba dalam beberapa minggu ke depan. Otoritas medis di Cina mengatakan obat yang digunakan di Jepang untuk mengobati jenis baru influenza ini tampaknya efektif pada pasien COVID-19. Zhang Xinmin, seorang pejabat di kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi China, mengatakan bahwa favipiravir, memberikan hasil yang menggembirakan dalam uji klinis di Wuhan dan Shenzhen yang melibatkan 340 pasien. Jokowi berpesan, obat ini tak bisa sembarangan untuk dikonsumsi. "Saya sampaikan berkaitan dengan chloroquine. Ini produksi negara kita. Produksi Indonesia. Produksi Kimia Farma," kata Jokowi dalam Ratas, Senin (23/3/2020). "Pertama, bahwa chloroquine ini adalah bukan obat firstline tapi obat secondline. Karena memang obat covid-19 ini belum ada. Belum ada antivirusnya," katanya. Namun, ia menambahkan, dari beberapa pengalaman negara lain, chloroquine ini digunakan dan banyak pasien yang sembuh. "Obat ini bukan obat bebas. Jadi penggunaannya harus melalui resep dokter. Pemerintah memiliki stok chloroquine 3 juta. Jadi untuk pasien covid-19, yang ada di rumah sakit jika dianggap dokter merawatnya chloroquine cocok untuk pasien tersebut pasti akan diberikan," tegas Jokowi. Klorokuin (chloroquine) fosfat ada dalam kelas obat yang disebut antimalaria dan amebisida, menurut MedlinePlus. Obat ini sudah digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria selama sekitar 70 tahun. Itu juga digunakan untuk mengobati amebiasis atau infeksi parasit Entamoebae histolytica (E. histolytica) di usus. Obat ini bisa digunakan oleh bayi hingga orang dewasa namun dengan dosis yang berbeda-beda, dan juga biasanya diberikan atas saran dokter.(cnbc/l6/cr-02/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU