Sinar Matahari Pagi, Siang, dan Sore: Manakah yang Paling Sehat?

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 21 Mar 2018 09:45 WIB

Sinar Matahari Pagi, Siang, dan Sore: Manakah yang Paling Sehat?

SURABAYAPAGI.com - Apakah kamu menyukai kegiatan berjemur di pantai? Atau suka menjemur buah hati di bawah sinar matahari pada pagi hari? Kamu pasti melakukan hal ini untuk mendapatkan manfaat vitamin D yang bagus untuk tulang. Meski begitu, Australian Cancer Council pada tahun 2011 mengeluarkan rekomendasi untuk tidak berjemur atau terpapar matahari terlalu lama pada awal pagi hari atau terlalu sore, mengapa? Kita mengetahui bahwa matahari dapat memberikan manfaat berupa vitamin D. Selain itu, sinar matahari langsung ternyata dapat membantu menurunkan risiko kanker termasuk melanoma atau kanker kulit. Namun, yang patut kita ingat, jangan terpapar radiasi ultraviolet secara berlebihan, karena hal ini dapat menyebabkan sel-sel tubuh menjadi rusak. Ada tiga jenis radiasi UV (ultraviolet) yang dipancarkan matahari, namun hanya UVA dan UVB yang berpengaruh pada tubuh manusia. Meskipun membantu dalam membentuk sintesis vitamin D bagi tubuh, paparan radiasi UV secara berlebihan menjadi penyebab kulit terbakar dan bahkan kanker kulit. Agar terhindar dari risiko negatif dari pancaran sinar UV matahari, kita harus memerhatikan jenis dan pigmentasi kulit, serta memilih waktu yang tepat. Untuk mereka yang berkulit lebih putih disarankan untuk tidak berlama-lama di bawah sinar matahari agar terhindar dari kulit terbakar. Sebaliknya, untuk yang berkulit gelap, bisa sedikit lebih lama di bawah sinar matahari. Menghabiskan waktu terlalu banyak di bawah sinar matahari dapat menyebabkan dehidrasi dan bahkan heat stroke, yaitu kondisi tubuh yang terlalu panas sehingga menyebabkan dehidrasi berat sehingga menyebabkan pingsan. Jam berapa biasanya si kecil diajak berjemur? Apakah jam 7 atau jam 8 pagi? Ada beberapa perdebatan mengenai waktu yang tepat untuk mendapatkan sinar matahari yang bermanfaat untuk tubuh. Sinar matahari yang direkomendasikan oleh para ahli adalah mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore. Waktu ini dianggap waktu yang tepat untuk mendapatkan manfaat matahari dan mengurangi risiko bahaya paparan sinar ultraviolet. Menurut William B. Grant, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kesehatan di California, sinar UVA memiliki peran penting dalam meningkatkan risiko melanoma dibandingkan dengan UVB. Ketika matahari berada di bawah horizon atau langit bagian bawah yang berbatasan dengan permukaan bumi atau laut, seperti di awal pagi atau waktu sore menjelang malam, sinar matahari yang dipancarkan hanya UVA, dan sangat sedikit sinar UVB. Hal ini yang menjadi alasan mengapa berjemur atau terpapar matahari di awal pagi atau sore menjelang malam tidak dianjurkan. Kita bisa mendapatkan manfaat sinar matahari mulai dari jam 10 pagi hingga jam 3 sore. Meski begitu, kita perlu memerhatikan durasi berada di bawah paparan matahari. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal bagi tubuh, disarankan untuk menghabiskan waktu sekitar 20 hingga 30 menit di pagi dan sore hari. Lalu bagaimana dengan sinar matahari siang? Tidak perlu khawatir bila kita tidak bisa menghindari teriknya matahari siang. Kita tetap bisa mendapatkan manfaatnya asalkan tidak terlalu lama terpapar matahari. Dalam rentang waktu lima hingga sepuluh menit, kita tetap bisa mendapatkan manfaat dari matahari siang. Selain memilih waktu, pakaian yang kita kenakan juga merupakan faktor penting dalam mendapatkan manfaat matahari yang maksimal bagi tubuh. Pakaian tebal tidak hanya membuat kita merasa lebih panas di bawah terik matahari, namun juga mencegah masuknya sinar matahari menuju kulit. Memilih pakaian dengan bahan katun tipis serta cerah dapat membantu kulit menyerap cahaya matahari dan menghindarkan dari heat stroke. (kp/02)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU