Sinergi dengan Pemerintah, Perbesar Rumah Subsidi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Apr 2019 15:41 WIB

Sinergi dengan Pemerintah, Perbesar Rumah Subsidi

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Perkembangan sektor property di Jatim tidak terlepas dari peran pengurus REI. Usulan soal kredit untuk sektor informal direspons positif pelaku perbankan dengan mengeluarkan KPR mikro. Yang terbaru, usulan kenaikan harga rumah sederhana tapak untuk lima tahun ke depan. Kami tentukan nilai ekonomis berdasar penelitian yang dilakukan REI Jatim. Kami sudah presentasi di Kementerian PUPR, mudah-mudahan itu diakomodasi, harap Ketua DPD REI Jatim Danny Wahid. REI Jatim tengah menyusun policy brief yang akan disampaikan ke gubernur Jatim. Jika policy brief dilaksanakan, pertumbuhan ekonomi Jatim akan terkerek hingga 6 persen. Setelah saya riset, ekonomi Jatim itu bergantung pada properti. Ketika property stagnan, semua stagnan karena ada sedikitnya 144 industri ikutan, jelasnya. Ditambahkannya, Selama tiga tahun terakhir, REI Jatim telah membangun 141.927 unit rumah. Khusus rumah sederhana tapak (RST), peningkatannya signifikan selama periode 20162018. Tahun ini, REI Jatim menargetkan pembangunan 25 ribuan RST bersubsidi atau naik 35 persen dibandingkan realisasi 2018. Menurut Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jatim Danny Wahid, tahun lalu REI Jatim telah membangun 2.002 unit rumah bersubsidi di Jember. Sekitar Rp 260 miliar yang dikucurkan, ungkapnya. Hal itu berkat kemudahan perizinan dari pemda. Pada 2019, REI Jatim akan mendirikan 3.003 rumah bersubsidi di Jember. Sebab, kebutuhan rumah bersubsidi di daerah masih tinggi. Kami harap ini bisa berkembang ke daerah lain. Dengan sembilan komisariat REI di Jatim, kalau seluruhnya mengembangkan yang sama seperti di Jember, nilainya akan sangat besar. Pemerintah harus mendorong betul. Investasi properti sangat luar biasa kapitalisasinya, tuturnya. Keberadaan infrastruktur seperti jalan tol juga mendorong kinerja bisnis perumahan. Contohnya, di exit tol Nguling, Probolinggo, yang cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan industri. Ketika industry berkembang, muncul perumahan. Senada, Sekretaris DPD REI Jatim Mirza Muttaqien menuturkan, tahun lalu harga rumah bersubsidi di Jatim Rp 130 juta. Dengan pertimbangan inflasi yang naik di atas 10 persen tahun ini, maka pengembang rumah bersubsidi mengusulkan kenaikan harga menjadi Rp 156 juta. Tapi, kemudian pemerintah mengusulkan Rp 140 juta. Inflasi ini jangan dilihat total, melainkan inflasi sektoral yang mencakup biaya konstruksi dan tanah, cetusnya. Dalam Rakernas REI Jatim 2018, rekomendasi pembentukan Badan Arbitrase Properti telah disetujui. Agar sengketa properti dan pertanahan dapat diselesaikan dengan cepat, sederhana, dan biaya ringan. Kepastian hukum dalam bidang properti dan pertanahan lebih terjamin, papar Mirza Muttaqien. Terkait maraknya kavling ilegal, Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Perlindungan Anggota REI Jatim Soesilo Efendy telah mengusulkan kepada Pemkab Sidoarjo untuk terbuka terhadap RTRW dan RDTRK. Kavling yang dijual itu ada yang berlokasi di lahan pertanian pangan berkelanjutan, ujar anggota REI Sidoarjo itu. Dengan Perda No 35/2015, izin atas kavling yang diperjualbelikan itu turun asal sesuai dengan tata ruang. Tapi, akan lebih baik jika rencana tata ruang terbuka dan bisa diakses. Rko/**

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU