Sudjiwo Tedjo Dukung Istilah Emak-emak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 17 Sep 2018 09:18 WIB

Sudjiwo Tedjo Dukung Istilah Emak-emak

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari isu penolakan istilah emak-emak yang ramai diperbincangkan saat ini. Ia mengatakan, dirinya pribadi setuju dengan penggunaan kata emak-emak tersebut. Meski tak menjelaskan apa alasannya, namun ia tak masalah selama penggunaan istilah itu tak sampai mengganti lirik lagu jadi Emak kita Kartini. Kali ini ia memberikan sedikit penjelasan. Menurutnya, kata emak cenderung tidak pas jika digunakan dalam konteks melodi dan ritme lagu tersebut. Meski begitu, ia tetap mendukung penggunaan kata emak-emak meski dirinya mengaku bukan sebagai pendukung Jokowi atau siapapun. "Penggunaan kata Emak-emak aku dukung walau aku bukan pendukung Prabowo atau siapa pun, Asal tak sampai mengubah syair lagu menjadi Emak Kita Kartini. Dlm konteks melodi dan ritme lagu tersebut bunyi kata Emak ndak pas," tulisnya seperti dilansir TribunnewsBogor.com di akun Twitternya, @sudjiwotedjo, Senin (17/9/2018). Diberitakan sebelumnya, Ketua Kongres Wanita Indonesia, Giwo Rubianto Wiyogo tidak sepakat jika perempuan Indonesia disebut "emak-emak". Hal itu disampaikan Giwo dalam sambutannya di acara Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke-90 dan Sidang Umum International Council of Woman (ICW) ke-35 . "Kami tidak mau, kalau kita perempuan-perempuan Indonesia dibilang emak-emak. Kami tidak setuju," ujar Giwo dalam, Jumat (14/09/2018). Giwo mengatakan, kongres perempuan Indonesia II tahun 1935 di Jakarta menghasilkan beberapa keputusan penting. Salah satunya adalah kewajiban utama wanita Indonesia, yakni menjadi " ibu bangsa". "Perempuan Indonesia yang sudah mempunyai konsep ibu bangsa sejak tahun 1935 sebelum kemerdekaan. Tidak ada the power of emak-emak, yang ada the power of ibu bangsa," ucapnya disambut tepuk tangan seluruh peserta yang hadir. Giwo menuturkan pada peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2017 di Papua, Presiden Joko Widodo menyampaikan peran ibu bangsa. Presiden mengatakan peran ibu bangsa jangan dipandang sebagai beban, melainkan suatu kehormatan. "Peran ibu bangsa yakni tugas mempersiapakan generasi muda yang berkarakter unggul, memiliki daya saing, inovatif, kreatif serta memiliki wawasan kebangsaan yang militan," tandasnya. Penolakan dari Giwo juga mendapat respon dari politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean. Ferdinand Hutahaean (Twitter/Ferdinand Hutahaean) Ia juga menyindir Giwo apakah ingin dianggap beradab dan sosialita sehingga menolak dipanggil emak-emak.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU