Surabaya Masih Ruwet, Kapan Bisa Turunnya?

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Mei 2020 22:42 WIB

Surabaya Masih Ruwet, Kapan Bisa Turunnya?

i

Para pengendara saling serobot di pertigaan Wonokusumo, kemarin.

SURABAYA PAGI, Surabaya – Hingga minggu kedua Mei 2020, pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih belum bisa dikendalikan. Orang yang terkonfirmasi positif sudah mencapai 12.776 kasus.

Sementara di Surabaya, mencapai 592 kasus positif. Padahal, Joko Widodo, Presiden RI, menargetkan akhir Mei 2020 curva bisa menurun. Dan target tuntas Covid-19 bersih, hingga Bulan Juli 2020. Bahkan, Joko Widodo tidak mempermasalahkan cara bagaimana yang digunakan dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Asalkan target bulan Juli bisa berhasil.

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

"Target kami di Bulan Mei ini harus betul-betul tercapai, sesuai target yang kami berikan yaitu kurvanya sudah harus turun dan masuk pada posisi sedang di bulan Juni, di bulan Juli harus masuk pada posisi ringan dengan cara apapun," kata Jokowi.

Jokowi juga meminta agar seluruh jajaran untuk turun ke lapangan. Mulai dari para menterinya, kepala lembaga negara, Panglima TNI, serta Kapolri diminta Jokowi untuk turun ke lapangan mengerahkan semua energi dan kekuatan untuk menangani Covid-19 termasuk dampaknya yakni di bidang kesehatan, ekonomi dan sosial. Akan tetapi, target dan himbauan Presiden Joko Widodo diingatkan oleh beberapa pakar sosiolog dan tokoh masyarakat di Surabaya, yang dihubungi Surabaya Pagi secara terpisah, Kamis (7/5/2020).

Menurutnya, target dan himbauan Presiden, harus diimbangi dengan sikap disiplin warga masyarakat serta pemerintah daerah, Polri dan TNI hingga tingkat RT dan RW, untuk terus melakukan pengawasan secara preventif.

 

Dua Hal Tangani Covid-19

Seperti yang diungkapkan Kiai Muda NU yang juga pengasuh Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang, KH Zahrul Azhar Asad atau yang biasa disebut Gus Hans. Ia melihat, tak hanya dari pemerintah, juga peran masyarakat dalam upaya penanganan Covid-19 juga diperlukan. Menurutnya, ada dua hal yang mampu menangani Covid-19.

"Yang pertama adalah ditemukannya vaksin anti corona, dan yang kedua adalah kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat sesuai dengan anjuran pemerintah," ujar Gus Hans kepada Surabaya Pagi, Kamis (7/5/2020). Gus Hans mengatakan bahwa masyarakat harus ikut serta dalam menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), physical distancing serta aturan pemakaian masker jika keluar rumah.

 

Tak Yakin Target Jokowi Berhasil

Bahkan Gus Hans, tidak yakin apa yang ditargetkan Presiden Joko Widodo tentang kurva Covid-19 yang harus turun di bulan Mei 2020 jika masyarakat belum menerapkan hal-hal tersebut. Pasalnya, tak hanya dari peran masyarakat, dan pemerintah. Tetapi, tokoh masyarakat untuk diajak ikut membasmi Covid-19 ini.

"Saya rasa tidak cukup jika hanya Pemerintah baik itu Provinsi maupun Kota saja, tapi harus ada tokoh masyarakat yang ikut mengedukasi masyarakat di sekitarnya untuk mematuhi setiap aturan yang telah dibuat oleh pemerintah itu sendiri," kata Gus Hans.

Dirinya memberi contoh kasus yaitu pelibatan langsung perangkat RT / RW untuk dilibatkan secara aktif dengan cara diberi stimulus oleh pemerintah melalui bantuan dana ataupun diberi satu kegiatan yang mampu mendorong masyarakat untuk mematuhi aturan tersebut. "Tokoh masyarakat dalam hal ini fungsinya meyakinkan masyarakat bahwa apa yang telah dilakukan pemerintah tersebut bisa berjalan efektif jika kita semua ikut serta mematuhinya.

Contohnya adalah dalam kegiatan beribadah, tokoh masyarakat tersebut bisa menghimbau bahwa aturan beribadah di rumah adalah cara terbaik disaat kondisi seperti ini," jelasnya.

 

Tambah Ramai

Apa yang dikatakan Gus Hans, juga dibenarkan beberapa warga kota Surabaya, yang ditemui secara terpisah oleh Surabaya Pagi, Kamis (7/5/2020) sejak siang. Rangga Adi, 28 tahun, warga Petemon, sangsi bila prediksi dan target virus Covid-19 bisa turun akhir Mei 2020.

“Saya kok pesimis yah. Bukannya gak optimis, tetapi liat, warganya sendiri malah tidak patuh dan disiplin. Seharusnya, saran saya, petugas satgas, bisa pemda atau Polri-TNI atau Satpol PP, setiap hari harus beri ketegasan. S

Baca Juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

warga itu kalau sudah gak ditegur, yah kembali lagi. Nambeng-nambeng mas,” kata Rangga, saat ditemui Surabaya Pagi, sedang keluar dari minimarket di daerah Petemon. Sama seperti Rangga, ketidakyakinan Covid-19 bisa bersih akhir Mei 2020 dituturkan, Septiningrum, 33 tahun, warga Pucang Adi, saat ditemui di pusat takjil Karangmenjangan, Kamis sore kemarin.

“Bagaimana yah mas. Susah juga. Lihat saja, dua hari ini aja, Surabaya masih ramai banget. Gak keliatan kalau sedang PSBB. Beda khan kalau di kota lain. Saya baca di media online, Jakarta atau Bandung, masih sedikit patuh,” cetusnya.

Ia juga berharap, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, juga mengerahkan timnya untuk warga Surabaya lebih disiplin.

“Bu Risma harus turun ini. Biar warganya disiplin. Khan biasane arek-arek wedhi mas, lek diobrak-obrak ibu’e,” kelakarnya, tertawa. Beberapa komentar warga itu sedikit mencerminkan suara warga Surabaya yang secara kasat mata, kota Surabaya masih terus bergeliat.

Bahkan dari pantauan Surabaya Pagi di kawasan Wonokusumo Surabaya, lalu lintas, Kamis sore itu semrawut. Bahkan, beberapa pengendara tidak patuh dalam protokol kesehatan, seperti mengunakan masker.

Surabaya Terus Naik

Tak heran, peristiwa ini pun ditegaskan oleh dr Joni Wahyuhadi selaku Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur. Pria yang juga Dirut RSUD dr Soetomo ini memberikan analisis, target Presiden Jokowi di akhir bulan Mei 2020 menurun, juga harus diimbangi sikap disiplin masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Ia pun mencontohkan, wilayah Surabaya Raya yang sedang diberlakukan PSBB. Hingga hari ke-10 pun, perbandingan Surabaya dengan Sidoarjo dan Gresik berbeda.

"Jika kita lihat di kurva, Surabaya justru masih naik dan ada penambahan dari hari ke hari. Tetapi untuk dua wilayah lain yaitu Sidoarjo dan Gresik sudah mulai menurun. Ada apa ini? Namun, kalau kita lihat masih ada asa," ujar dr Joni di Gedung Grahadi, semalam.

dr Joni menjelaskan masyarakat juga berperan dalam upaya penurunan kurva Covid-19. Menurutnya masyarakat harus lebih disiplin dalam hal physical distancing, serta menaati dan menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Terapkan Sistem Hammer Untuk menekan kurva tersebut, dr Joni menegaskan seluruh pihak dalam hal ini harus menerapkan sistem Hammer (palu) yang diibaratkan seperti mengetuk dengan palu.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Dinkes Kabupaten Mojokerto Tetap Siagakan Ruang Isolasi

Namun, Hammer ini tidak akan berjalan efektif jika dilakukan secara sepihak saja. “Hammer (palu) itu yang mengetuk kita semua. Jadi kita petugas negara, serta masyarakat, ayo nutuk bareng-bareng supaya kurva yang naik nantinya bisa turun,” kata dr Joni.

Dirinya juga berpesan jika nantinya kurva sudah melandai atau turun, masyarakat juga jangan langsung meninggalkan penerapan pyshical distancing. Hal ini dikarenakan tidak menutup kemungkinan nantinya kurva tersebut akan kembali naik jika masyarakat meninggalkan protokol kesehatan yang sudah diterapkan sebelumnya.

Belum Ditemukan Vaksin 

Terpisah,Satgas Penanganan Covid - 19, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dr. Alfian Nur Rosyid Sp.P menjelaskan bila hingga saat ini belum di temukan vaksin atau obat untuk menyembuhkan wabah dari virus Covid - 19.

"Saat ini belum ditemukan vaksin ataupun obat COVID-19. Sebetulnya Tuhan telah mempersenjatai manusia dengan sistem imunitas sejak dilahirkan. Dengan terus menjaga kekebalan tubuh yang baik, juga dengan terus menjaga kondisi tubuh untuk tidak stres dan makan-makanan bergizi, maka kekebalan tubuh diharapkan dapat melemahkan virus yang terlanjur menjangkiti seseorang" terang Dr. Alfian Nur Rosyid Sp.P kepada Surabaya Pagi, Kamis (7/5/2020).

Ia juga menekankan agar pasien selalu berfikir positif agar dapat membantu untuk mempercepat proses penyembuhan dan mematuhi saran oleh para dokter yang menangani.

"Menekankan agar pasien selalu berpikir positif. Apabila hasil pemeriksaan COVID-19 mereka positif, agar mereka berpikir positif bahwa mereka dapat sembuh dengan mematuhi berbagai upaya yang disarankan dokter. Istirahat cukup, tidak stres, makan bergizi, segera ke rumah sakit jangan menunda bila mulai ada keluhan curiga COVID-19, apalagi keluhan mulai memberat" jelasnya.

Selain itu, dr Alfian juga mengingatkan seluruh masyarakat maupun pasien terjangkit untuk menjaga kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan buah, serta melakukan aktivitas fisik ringan selama menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah.

Sedangkan untuk warga masyarakat non pasien, tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. n byt/adt/jul/jk1/rmc

Editor : Aril Darullah

Tag :

BERITA TERBARU