Surabaya Pagi Gelar Webinar Kemerdekaan Pers

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Okt 2020 20:43 WIB

Surabaya Pagi Gelar Webinar Kemerdekaan Pers

i

Webinar Kemerdekaan Pers digelar pada Jumat (09/10/2020) di Hotel Wyndham Surabaya.SP/JULIAN

 

SURABAYAPAGI, Surabaya - Kantor berita media pers Harian Surabaya Pagi menyelenggarakan Web Seminar (Webinar) yang bertemakan “Kemerdekaan Pers dalam Industri Pers, Pendekatan Kode Etik Jurnalistik dan Kontrol Masyarakat” dimana kegiatan ini bertajuk pada Studi Kasus Gaya Wawancara Najwa Shihab Hadirkan Kursi Kosong di Media Elektronika.

Baca Juga: Dader Intelektualnya Eks Bupati Trenggalek Drs Soeharto

Webinar pada Jumat (09/10/2020) mulai pukul 19.00 WIB sampai 21.00 WIB di Hotel Wyndham Surabaya. Acara ini bisa juga langsung disaksikan lewat live streaming melalui akun resmi youtube dan akun media sosial instagram Harian Surabaya Pagi.

Kegiatan tersebut menghadirkan empat pembicara, yakni Agus Sudibyo (Anggota Dewan Pers), Dr. H. Dimam Abror (Praktisi Pers /Mantan Pemred Jawa Pos / Anggota Dewan Kehormatan PWI Jatim), Dr. Suko Widodo (Dosen Komunikasi Unair) dan Machmud Suhermono, (Praktisi Pers / Direktur Pemberitaan JTV / Wakil Ketua PWI Jatim).

Hadir pula dalam kegiatan tersebut dimoderatori langsung oleh Dr. H. Tatang Istiawan selaku Praktisi Pers  dan juga Owner  dari Surabaya Pagi.

Pembicara pertama, Praktisi Pers H. Dimam Abror, menyikapi fenomena kursi kosong jika dilihat dari mata parktisi media. ia melihat ini salah satu cara atau siasat saat mendapat kebuntuan dalam mendapat informasi sehingga kemudian wartawan mengambil upaya dengan angle yang kreativitas yakni dengan cara adanya kursi kosong itu .

Baca Juga: Gathering Menuju Seperempat Abad Harian Surabaya Pagi di Alas Veenuz Trawas

” Namun karena ini Najwa Shihab yang gaya interviewnya intimidating, imposing, threatining, pressing, bisa bikin kelabakan dan terpojok. Makanya menjadi banyak yang protes karena gaya wawancara najwa yang intimidating, coba host-nya cak lontong pasti beda dan mungkin tidak aka memunculkan protes.” ujarnya.

Sementara itu, Machmud Suhermono, Direktur Pemberitaan JTV memberikan strategi-strategi pengolahan industri tv, dimana materinya tentang gambaran industri TV diluar Oligarki.

Dr. Suko Widodo, sebagai Dosen Komunikasi Unair menyampaikan agar  mahasiswa yang terjun didunia jurnalis juga menggunakan akar akal logika dimana harus dimiliki seorang jurnalis agar tidak terjebak dalam pelanggaran kode etik jurnalis dan moral etika bisnis.

Baca Juga: Pengamat: Jokowi Jadi King Maker dengan Munculnya Koalisi Besar

Dan untuk pembicara terakhir Agus Sudibyo, Anggota Dewan Pers menyampaikan tentang dewan pers dan konstituien dalam meperjuangkan intensif ekonomi untuk industri media saat menghadapi pandemi covid.An

 

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU