Tangkap Tren Kuliner untuk Buka Usaha Sendiri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 27 Mar 2018 14:06 WIB

Tangkap Tren Kuliner untuk Buka Usaha Sendiri

SURABAYAPAGI.com, SURABAYA - Kuliner kini menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Pusat Kuliner yang memiliki citra rasa kuat dan sedikit entertain akan terus menjadi jujugan banyak orang. Menurut pakar Kuliner dan praktisi sekolah chef, Bagus Supomo, saat inilah menjadi peluang menjanjikan bagi pemilik Skill khusus makanan. Mereka yang menguasai produk olahan akan ditantang untuk menangkap peluang ini. "Lihat tiap malam minggu, mal ramai. Ternyata lebih banyak menyerbu Kuliner. Begitu juga resto dan cafe juga selalu ramai. Ada tren masyarakat makin menyukai Kuliner," ucap Bagus. Direktur Eksekutif Sekolah Surabaya Hotel (SHS) ini menyebut bahwa inilah momen terpenting bagi para siswa dan mahasiswa yang menggeluti ilmu Kuliner, chef. Siswa atau mahasiswa koki ini harian menjadi pelaku atas bisnis Kuliner itu. Adalah kesempatan bagi semua siswa dan mahasiswa calon chef untuk menjawab tantangan itu. Kuliner yang begitu menjamur harus dimafaatkan betul bagi calon chef menjual hasil olahan tangan mereka. "Mau siapa lagi yang mengisi. Jangan sampai calon chef bikin makanan tapi kalah sama mahasiswa umum. Kami yakin, calon chef lebih unggul soal citra rasa," tambah Bagus. Pelaku bisnis di bidang pendidikan chef ini mendorong mahasiswa calon chef lebih peka. Harus mengemas produk mereka lebih menarik. Begitu melihat produk langsung ingin menikmatinya. Mahasiwa chef punya kemampuan untuk itu. Hanya saja, kemampuan menjual menjadi persoalan serius bagi mahasiswa kebanyakan. Jika kemampuan membuat makanan dipadu dengan kemampuan marketing, calon cheftiada tanding. Bagus memprediksi bahwa Kota Surabaya akan tetap menjadi surga Kuliner. Akan terus bermunculan tempat menjual makanan. Pasar Kuliner ini juga tidak akan ada matinya. Bagaimana dengan mereka yang memiliki Skill sebagai chef. Bagus meminta kepada mahasiswa untuk tidak menjadikan kerja chef di hotel, kapal pesiar, dan resto ternama menjadi pilihan utama. "Boleh lah mengimpikan kerja di sana. Tapi sebaiknya jadikan kerja di tempat itu untuk sarana belajar. Belajar mempraktikkan ilmu dan menciptakan jaringan," kata Pakar pendidikan chef ini. Dia malah meminta yang bekerja di hotel dan resto untuk kumpulkan modal. Untuk kemudian membuka usaha Kuliner sendiri. Sebab ada kecenderungan pekerjaan di hotel kini juga dibatasi. Di era persaingan yang superketat dan di era Teknologi ingormasi ini, jumlah karyawan banyak dikurangi. Jika sebelumnya ibaratnya fasilitas jumlah kamar di hotel 100 kamar bisa dipekerjakan 150 orang. Kini dikerjakan separonya. Begitu juga untuk jumlah kursi di resto tak lagi dilayani sesuai jumlah rasio kursi ini. "Banyak karyawan yang kontrak. Bahkan manajer di hotel maupun di resto pun mini banyak yang sistem kontrak," kata Bagus. Beruntung bagi calon chef atau mahasiswa yang menggeluti kemampuan membuat makanan dan kue. Kemampuan dasar itu tinggal mengambangkan dengan kreativitas di lapangan. Saat ini zaman telah berubah. Membuka usaha dengan menjual produk karya sendiri tak perlu tempat atau toko untuk berjualan. Cukup dengan online semua produk sudah bisa dipesan antar. "Yang penting ada dapur untuk memproduksi. Hasilnya bisa dijual online. Ini lebih efektif dan efisien," kata direksi sekolah dengan jumlah mahasiwa mencapai 750 ini. Jika kepercayaan pasar sudah terbangun melalui online, justru permintaan pasar sudah tergambar nyata. Produk akan dipenuhi sesuai pesanan. Bagus meminta untuk yang ingin buka usaha sendiri harus didasari pada tiga hal utama. Yakni niat kuat, ditunjang minat, dan ulet dalam usaha. Bisa memasak dan menjual sangat dibutuhkan. (sry/03)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU