Terjun ke Bisnis Mesin Pencarian, ByteDance Jadi Ancaman Baidu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 02 Agu 2019 17:04 WIB

Terjun ke Bisnis Mesin Pencarian, ByteDance Jadi Ancaman Baidu

SURABAYAPAGI.com - Ketika Google menarik diri dari pasar China pada 2010, Baidu Inc. secara de facto memonopoli bisnis mesin pencarian internet. Namun, saat ini perusahaan menghadapi ancaman dari ByteDance Ltd., sebuah startup yang berbasis di Beijing yang menciptakan aplikasi video TikTok, yang merambah mesin pencarian dan mengancam bisnis periklanan Baidu. ByteDance, yang dikenal karena secara agresif merekrut talenta besar di bidang teknologi, mengalihkan perhatiannya ke salah satu bisnis online paling menguntungkan ini. "Dari 0 hingga 1, kami sedang membangun mesin pencari umum untuk pengalaman pengguna yang lebih ideal," menurut posting perusahaan di layanan pesan WeChat. Namun ByteDance tampaknya tak akan mesin pencari biasa yang standalone, seperti Baidu dan Google. Pasalnya saat ini di China, kebanyakan orang tak menggunakan mesin pencari yang seperti itu. Baidu menolak menanggapi rencana ini. Saham perusahaan turun 2,2 persen dalam perdagangan di bursa AS. ByteDance bakal membuat mesin pencari yang dibenamkan di dalam aplikasinya, dimulai dari layanan berita Jinri Toutiao. Dengan begitu, pengguna bisa dengan cepat mencari berita terkait, informasi, ataupun produk, dan ByteDance pun bisa mendapat keuntungan dari pencarian tersebut karena menampilkan iklan. Itu akan mempermudah pengguna dengan cepat mencari berita, informasi, atau produk terkait. ByteDance akan meraih keuntungna dari pencarian dan menampilkan iklan. Layanan ini akan bekerja dengan Douyin, versi loka TikTok di China, serta platform streaming video populer ByteDance. Zhang Yiming, pendiri ByteDance, telah mulai menunjukkan ambisinya yang luas kepada dunia untuk menciptakan raksasa teknologi global. Setelah menciptakan aplikasi Toutiao yang populer di China, ia mengubah TikTok menjadi aplikasi populer di global, dengan penggemar tersebar dari Beijing hingga Boston dan Bangalore. Setelah menciptakan Toutiao di China, ia mengubah TikTok menjadi aplikasi yang sangat populer secara global, dengan pengguna tersebar dari Beijing, Boston, dan bahkan di Bangalore, India. Valuasi startup yang berdiri sejak 2012 ini telah melonjak hingga US$75 miliar, lebih tinggi dari startup mana pun di dunia. Saat ini perusahaan sedang memperluas jangkauan pasar dengan lebih banyak aplikasi dan smartphone buatan sendiri. Sementara itu, Baidu tengah berjuang dari saingan yang lebih besar, Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. Kekayaan pendiri dan CEO Baidu, Robin Li merosot karena nilai pasar perusahaannya jatuh. Valuasi pemimpin mesin pencarian di China saat ini bernilai US$38 miliar, turun sekitar 50 persen dari dua tahun sebelumnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU