Terkait Soeharto, Gerindra : Setiap Pemimpin Ada Plus Minusnya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 30 Nov 2018 12:59 WIB

Terkait Soeharto, Gerindra : Setiap Pemimpin Ada Plus Minusnya

SURABAYAPAGI.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Sodik Mudjahid, menanggapi almarhum mantan Presiden Soeharto yang disebut sebagai guru korupsi. Ia menilai setiap pemimpin memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. "Setiap pemimpin ada plusnya, ada minusnya," kata Sodik saat dihubungi, Jumat, 30 November 2018. Ia mencontohkan saat Soeharto memerintah dianggap rakyat mulai dari pedagang, petani, dan nelayan makmur. Bahkan, lapangan kerja tersedia walau disebut banyak korupsi. "Kita reformasi Soeharto dan kita bentuk KPK, tapi budaya korupsi masih kuat dan jumlah korupsi tidak berkurang," kata Sodik. Ia menyebutkan contoh lainnya yang dikritik saat zaman Soeharto tapi masih dilakukan saat pemerintahan Jokowi. Di antaranya pinjaman utang, pembubaran ormas tanpa pengadilan, ketidakadilan hukum pada oposisi, dan ketidakadilan aparat-aparat keamanan pada oposisi. "Tidak aneh banyak rakyat yang merindukan kembali ke zaman Soeharto yang makmur," kata Sodik. Calon presidennya, Prabowo Subianto ia anggap sebagai pemimpin yang serius belajar dan mampu mengambil semua keunggulan presiden terdahulu. "Dengan meninggalkan semua kelemahan presiden terdahulu menuju Indonesia yang besar adil makmur bagi rakyatnya dan dihormati negara luar," kata Sodik. Sebelumnya, Prabowo mengatakan Indonesia tengah mengalami darurat korupsi. Alasannya, dari pejabat negara, kalangan anggota dewan dan menteri hingga hakim tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, Indonesia sangat butuh orang-orang cerdas dan jujur untuk membangun negara demokrasi yang sehat. Hal ini diperlukan untuk reformasi dan pemerintahan yang bersih dan antikorupsi. "Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," kata Prabowo dalam acara The World in 2019 Gala Dinner yang diselenggarakan oleh majalah The Economist di Hotel Grand Hyatt Singapura, Selasa 28 November 2018. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Ahmad Basarah, tak terima dengan pernyataan tersebut. Dia lantas menyebut budaya korupsi saat ini merupakan warisan era Orde Baru, yang mana Prabowo pernah menjadi bagiannya. Lebih lanjut, Basarah kemudian menyinggung soal Tap MPR Nomor 11 Tahun 1998 yang salah satunya berisi soal penegakan hukum terhadap terduga pidana korupsi termasuk oleh mantan Presiden Soeharto. Dia pun mengatakan berdasarkan Tap MPR itu, guru dari korupsi Indonesia adalah mantan Presiden Soeharto yang juga mantan mertua Prabowo.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU