Ternyata Alkohol dan Tembakau Lebih Bahaya dari Narkoba

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 15 Mei 2018 12:08 WIB

Ternyata Alkohol dan Tembakau Lebih Bahaya dari Narkoba

SURABAYAPAGI.com - Laporan The Global Statistics on Alcohol, Tobacco, and Illicit Drug Use 2017 menyebutkan, alkohol dan tembakau merupakan ancaman terbesar kesehatan manusia, khususnya di negara maju, bahkan melebihi narkoba. Sebab, kedua racun tersebut membunuh manusia secara perlahan. Mulai dari menyebabkan candu atau ketagihan (adiksi) yang sangat tinggi, cacat, hingga kematian. Karena sifat ketagihan ini sangat sulit bagi seseorang yang sudah adiksi untuk melepaskan diri dari alkohol dan tembakau. "Kami melakukan pengujian narkoba dan bagaimana kaitannya dengan kematian dan kecacatan. Lebih dari seperempat miliar tahun lalu saat pola hidup sehat masih jadi pegangan, kini hilang karena adanya narkoba. Nah, alkohol dan tembakau berperan di situ," demikian bunyi laporan The Global Statistics, seperti dikutip Iflscience, Selasa, 15 Mei 2018. **foto** Dalam laporan itu juga disebutkan, meski sangat berbahaya namun alkohol dan tembakau masih laris di pasaran karena harganya yang lebih murah dibanding narkoba yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. The Global Statistics menilai, kerusakan yang disebabkan oleh alkohol dan tembakau lebih besar. Perkiraan 18 persen orang yang kecanduan alkohol harus minum setidaknya sebulan sekali, dan 15 persen orang mengaku mereka merokok setiap hari. Di seluruh dunia tingkat penggunaan narkoba memiliki angka yang rendah. Pada 2016, 3,8 persen orang menggunakan ganja dan kurang dari satu persen untuk penggunaan zat lainnya seperti amfetamin 0,77 persen, opioid nonmedia 0,37 persen, serta kokain 0,35 persen. The Global Statistics melaporkan, warga Eropa memiliki kecanduan yang tinggi terhadap alkohol dan hal ini tidak berlaku untuk narkoba. Dikatakan, satu dari 20 orang diperkirakan menggunakan ganja dalam satu tahun terakhir, atau di bawah pemakai amfetamin, opioid, dan kokain. Sementara ganja, opioid, dan kokain jauh lebih laris di Amerika Serikat dan Kanada. Ketergantungan mereka terhadap narkoba sangat tinggi. Sedangkan Australia dan Selandia Baru penggunaan amfetamin merupakan zat yang paling tinggi pada tingkat penggunaannya. Adapun China, Indonesia, dan India mempunyai jumlah perokok yang banyak namun angka kematian terbanyak di tiga negara ini justru pecandu alkohol. Tinjauan dari laporan penelitian ini diterbikan berdasarkan data yang diperoleh dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kantor PBB untuk Obat-obatan dan Kejahatan Transnasional, serta Institut Kesehatan Metrik dan Evaluasi. v

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU