Tim Swab Hunter (Mulai) Sentuh Klaster Perkantoran

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 05 Jan 2021 22:21 WIB

Tim Swab Hunter (Mulai) Sentuh Klaster Perkantoran

i

Petugas tim Swab Hunter sedang melakukan tes usap ke salah satu pelanggar protokol kesehatan di Kecamatan Sawahan, Sabtu (2/1/2021) kemarin. Sp/alqomar

Akan Door to Door untuk Cek Prokes Perkantoran

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Sediakan Pelayanan Kesehatan di Pustu-Posyandu

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Tingkat penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan perkantoran dan instansi terus diperhatikan penuh oleh Satgas Covid-19 baik di tingkat Jawa Timur dan Surabaya. Hasilnya, dari tracing Satgas Covid-19 Jawa Timur, yang pernah kontak erat dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, delapan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dinyatakan positif Covid-19. Kini, Satgas Covid-19 Jatim selain terus melakukan tracing yang pernah kontak erat, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya juga akan menyebar tim Swab Hunter ke beberapa klaster perkantoran.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Selasa (5/1/2021). Dari keterangan Emil, beberapa pejabat Pemprov Jatim terinfeksi Covid-19 usai menjalani tes swab (tes usap) di lingkungan Pemprov Jatim, Minggu (3/1/2021).  Meski begitu, dengan terpaparnya Covid-19, para pejabat setingkat Kepala Dinas itu langsung menjalani isolasi mandiri.

“Sudah ada SOP-nya sangat jelas, bagaimana kemudian insan Pemprov tersebut melakukan isolasi mandiri. Jadi ini bukan yang pertama kalinya kami melakukan swab dan ada yang positif,” ujar Emil, Selasa (5/1/2021).

Tidak cukup itu, kantor pejabat tersebut atau tempat-tempat di kantor dinas yang melekat dengan tempat kerja pejabat bersangkutan juga perlu ditutup sementara agar bisa dilakukan sterilisasi.

“Bukan satu dinas ditutup, ya, tapi tempat yang bersangkutan bekerja, misalnya sekretariat yang melekat langsung pada Kepala OPD itu yang di-lockdown dulu, didisinfektan seluruh lokasinya,” katanya.

 

Dari informasi yang didapat Surabaya Pagi, delapan kepala OPD Pemprov Jatim yang terpapar Covid-19 diantaranya Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Agung Subagyo, Kepala Bakorwil Jember Tjahjo Widodo, Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Aries Mukiyono, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim Hadi Sulistyo, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim drh Wemmi Niamawati, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim Nyono dan Asisten III Sekdaprov Jatim Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno.

Direktur RS Jiwa Menur Surabaya, dr Mochamad Hafidin Ilham sebagai penanggung jawab tes swab kepala OPD membenarkan bahwa ada delapan Kepala OPD Pemprov Jatim yang hasil tes swabnya positif dan tidak bergejala.

“Mereka semuanya tidak bergejala dan sehat. Angka Ct-nya juga tinggi, artinya penularan virusnya ke orang lain lemah. Semuanya melakukan isolasi mandiri. Ada yang isolasi mandiri di rumah, ada yang isolasi mandiri di Kantor BPSDM Jatim. Semoga semuanya segera sembuh, karena tidak bergejala atau OTG (orang tanpa gejala),” katanya.

 

Swab Hunter di Perkantoran

Baca Juga: Pemkot Surabaya Bagikan 6 Ribu Paket Sembako Serentak di 31 Kecamatan

Sedangkan, di tingkat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, akan mengintensifkan dan menyebar tim Swab Hunter ke beberapa klaster perkantoran.

"Kita giatkan lagi Tim Swab Hunter itu, dan tadi laporan terakhir itu banyak ditemukan klaster kantor, sehingga nanti akan menyasar perkantoran juga," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Selasa (5/1/2020).

Oleh karena itu, apabila nanti ditemukan kasus terkonfirmasi Covid-19, maka Pemkot Surabaya tak hanya melakukan swab massal di tempat tinggal pasien tersebut. Namun, swab massal juga akan dilakukan di lingkungan kantor atau tempat kerja pasien tersebut.

"Kalau ada pasien terkonfirmasi selain kita lakukan swab di tempat tinggalnya, kita juga swab massal di kantornya. Jadi untuk meminimalisasi kasus penyebarannya agar tidak bertambah banyak," terang dia.

Whisnu berharap, pihak perkantoran atau tempat kerja dapat kooperatif dan mendukung langkah Pemkot Surabaya dalam mencegah penyebaran Covid-19. "Kita yang melakukan swab, artinya mereka (pihak perkantoran) tidak kita bebani, kecuali yang ada di luar Kota Surabaya," katanya.

 

Pantau Prokes di Kantor

Baca Juga: Pemkot Surabaya Tertibkan Reklame Tak Berizin

Sementara itu, Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya yang sekaligus Kepala BPB Linmas, Irvan Widyanto, mengatakan Tim Swab Hunter itu akan melakukan swab massal di tempat tinggal pasien dan di tempat kerja atau kantornya juga.

“Selain itu, kami juga akan melakukan penyisiran di kantor tersebut, barangkali ada pelanggaran protokol kesehatannya. Sudah melaksanakan protokol kesehatan apa belum,” tegas Irvan.

Protokol kesehatan yang dimaksud seperti membuka ventilasi ruangan dengan tidak menggantungkan sirkulasi pada AC sentral, menjaga jarak di tiap ruangan dengan 50 persen dari kapasitas ruangan, membentuk satgas mandiri di tiap unit kerja atau kantor, termasuk pengecekan suhu, tempat cuci tangan dan pemakaian masker.“Bahkan, kami nanti juga akan cek apakah sudah menghindari penggunaan alat secara komunal,” katanya.

Nah, bilamana ditemukan pelanggaran protokol kesehatan di tempat kerja itu, maka selain terkena operasi swab hunter, bisa juga terkena sanksi sesuai Peraturan Wali (Perwali) Kota Surabaya nomor 67 tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya.

“Sampai saat ini, Perwali nomor 67 ini masih tahap sosialisasi dan ke depannya akan memasuki tahap penindakan, sehingga jika di tempat kerja itu banyak ditemukan pelanggaran, maka akan dilakukan sanksi sesuai Perwali 67 itu,” tegasnya.

Karenanya, ia pun kembali mengingatkan kepada semua pihak, terutama warga Kota Surabaya untuk tidak kendor menjaga dan mentaati protokol kesehatan dimana pun berada, termasuk di tempat kerja.  “Tidak boleh kendor dalam menjaga protokol kesehatan. Menurut kami, vaksin terbaik adalah perubahan perilaku dengan biasakan yang tidak biasa, dengan cara itu, insyallah Covid-19 di Surabaya akan segera selesai,” pungkasnya. arf/alq/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU