Tulang pada Paus Perut Berisi Plastik Jadi Bahan Penelitian

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Nov 2018 11:32 WIB

Tulang pada Paus Perut Berisi Plastik Jadi Bahan Penelitian

SURABAYAPAGI.com - Seekor Paus Sperma yang mati di Pantai Kolowawa, Kapota Utara, Wakatobi, Selasa, 21 November 2018, sudah dikubur. Spesimen tulangnya diambil untuk keperluan penelitian. "Bangkai paus dikubur dengan tujuan akan diambil spesimen tulangnya setelah beberapa waktu, untuk penelitian lebih lanjut oleh Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi," ujar Direktur Komunikasi WWF Indonesia, Elis Nurhayati di Jakarta, Kamis, 22 November 2018. Elis menjelaskan, hasil identifikasi isi perut paus yang dilakukan di Kampus AKKP Wakatobi, ditemukan sampah plastik dengan komposisi sampah gelas plastik 750 gram (115 buah), plastik keras 140 gram (19 buah), botol plastik 150 gram (4 buah), kantong plastik 260 gram (25 buah). Kemudian, serpihan kayu 740 gram (6 potong), sandal jepit 270 gram (2 buah), karung nilon 200 gr (1 potong), tali rafia 3.260 gram (lebih dari 1.000 potong). "Adapun total berat basah sampah yaitu 5,9 kilogram," ujarnya. Ia menyebutkan bahwa indikasi kematian paus disebabkan oleh asupan cemaran plastik sampah tersebut bisa saja terjadi. Namun saat ini belum dapat dipastikan, karena tidak dilakukan pengamatan yang komprehensif. Sebab, kondisi paus sudah kode 4 atau pembusukan tingkat lanjut dan sudah tidak utuh. Pembedahan (nekropsi) tidak dilakukan oleh tenaga ahli sehingga analisisnya terputus sampai proses temuan saja. Menurutnya, dalam kasus satwa terdampar seperti ini, setiap pihak yang menemukan seharusnya melakukan prosedur standar untuk keamanan manusia dan satwa. Juga untuk memastikan tindakan ilmiah dapat dilakukan untuk mempelajari penyebab kematian dan informasi penting lainnya. Prosedur standar tersebut mencakup mengamankan TKP dan menjaganya dalam kondisi steril (tidak diganggu atau diubah) dan segera menghubungi pihak berwenang terkait (BKSDA, Kepolisian atau BPSPL maupun Dokter Hewan Forensik) agar jejak informasi dapat terkoleksi dengan baik.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU