Ulama Madura Tolak Sandiaga Uno

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 02 Jan 2019 12:22 WIB

Ulama Madura Tolak Sandiaga Uno

SURABAYAPAGI.com, Sampang - Puluhan massa yang mengatasnamakan Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang, menolak kedatangan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor 02 Sandiaga Uno ke Kabupaten Sampang. Penolakan tersebut dilakukan di depan Monumen Perjuangan Sampang kota dengan panggung bertuliskan penolakan. Selain panggung dan baner penolakan kedatangan Cawapres pendamping Prabowo Subianto ini, massa juga memainkan musik tradisional dan memberikan selebaran penolakan pada pengguna jalan yang sedang melintas. Abd Wahed Koordinator aksi damai Laskar Aswaja Sampang saat ditemui di lokasi, mengatakan aksi ini adalah aksi damai dalam rangka menolak kedatangan Cawapres Sandiaga Uno ke Kabupaten Sampang. Menurut Abd Wahed, ada tiga alasan pihaknya menolak kedatangan Sandiaga Uno ke Kabupaten Sampang. Pertama Sandiaga sebaga cawapres telah melangkahi makam salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syamsuri di Kompleks Pondok, Denanyar, Jombang, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Kedua, karena dia memiliki dosa sosial ekologis yakni perampasan dan pengrusakan lingkungan melalui industri tambangnya kurang lebih 900 hektare lahan hijau di Tumpang Pitu. "Ketiga, Sandiaga Uno, merupakan komisaris PT Duta Graha Indah (DGI) yang berganti nama PT Nusa Kontruksi Enjinering (NKE) yang saat ini sudah di dakwa korupsi oleh jaksa komisi pemberantasan korupsi (KPK), PT DGI/NKE disebutkan memperkaya korporasi senilai ratusan miliar rupiah, atas sejumlah proyek pemerintah," terangnya. Bahkan, lanjut dia, salah satu anak buahnnya, Direktur Utama PT Duta Graha Indah, Dudung Purwadi, telah ditetapkan KPK menjadi tersangka dalam tindak pidana korupsi pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Udayana Tahun Anggaran 2009-2011. "Hal ini mengindikasikan bahwa Sandiaga Uno sebagai Calon Pemimpin patut diduga memiliki Dosa Korupsi sehingga tidak bisa diharapkan mampu membawa Indonesia Bebas Korupsi," pungkasnya. Disamping itu, Wahed membeberkan, hal ini sangat bertolak belakang dengan gelar santri post-Islamisme yang sebelumnya disematkan Presiden PKS Sohibul Iman kepadanya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU