Unair Pilih Lamongan sebagai Uji Klinis Obat Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Jul 2020 18:03 WIB

Unair Pilih Lamongan sebagai Uji Klinis Obat Covid-19

i

Dr Purwati saat menjelaskan maksud rencana uji klinis obat covid-19, dihadapan tim gugus tugas Lamongan. FOTO:SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYA PAGI, Lamongan - Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pilih Kabupaten Lamongan sebagai study uji klinis obat covid-19.

Pilihan Kabupaten Lamongan tersebut, disampaikan oleh Dr Purwati, Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, dalam kesempatan acara bersama tim Gugus Tugas di Pendopo Lokatantra, Kamis (9/7/2020).

Disebutkan oleh Purwanti, uji klinis ini dilakukan dan bekerja sama dengan Badan Intelegen Nasional (BIN), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pelaksanaan uji klinis secara nasional kata Purwati, sudah turun dari Kepala BPOM ke Rektor Unair pada Jumat minggu lalu."Dan ini saya datang ke Lamongan ini untuk melanjutkannya," terangnya.

Lebih jauh Purwanti menyebutkan, uji klinis ini dilakukannya, karena di masa pandemi seperti ini yang bisa ia lakukan yakni membuat pintasan untuk mencari obat, karena kalau membuat obat baru memerlukan proses yang panjang.

Oleh karena itu, pihaknya meneliti obat yang sudah beredar, yang selama ini belum diketahui efek antivirusnya melalui serangkaian uji laboratorium. "Kami menggunakan sampel virus covid-19 yang menjangkit di Indonesia dan 14 regimen obat (6 senyawa tunggal dan 8 kombinasi)," terangnya.

Dr. Purwati menjelaskan bahwa uji pertama yakni uji toksisitas apakah obat yang akan dipakai itu toksis atau tidak untuk sel tubuh manusia. Kedua yakni, meneliti potensi obat yang digunakan tersebut seberapa besar daya bunuhnya terhadap virus, dan yang ketiga meneliti efektivitas obat seberapa besar, dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus.

Dari 14 regimen obat tersebut lanjut Purwati, ditemukan 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi, dan efektivitas yang cukup bagus, untuk menghambat virus masuk ke dalam sel dan membantu menurunkan perkembangbiakannnya di dalam sel. "Hasilnya dapat diikuti bertahap dari 24 jam, 48 jam dan 72 jam jumlah virus berkurang hingga tidak terdeteksi (undetected)," ungkapnya.

Saat ini tim Dr. Purwati telah membawa 100 obat yang akan di uji di Kabupaten Lamongan, yang nantinya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.

Bupati Fadeli menyambut baik hal tersebut, dan berharap hal ini akan memberi kabar baik yang selama ini ditunggu oleh masyarakat. “Terimakasih atas upaya yang telah dilakukan oleh Unair, BIN, BPOM dan Kementrian Kesehatan. Karena sudah diketahui bahwa Covid-19 ini masih belum ada obatnya. Semakin hari jumlah pasien masih bertambah," katanya.

Ia berharap semoga dengan adanya uji klinis ini segera ditetapkan obatnya dan dapat diproduksi massal, sehingga dapat memutus mata rantai penularan covid-19 di Indonesia.jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU