SURABAYAPAGI.com - Sejumlah penambang mendapat pelatihan di instansi pendidikan setelah menandatangani draf white paper atau laporan resmi dari pemerintah. Hal tersebut membantah draf awal yang berencana untuk menambang petro secara pre-mining. Artinya petro ditambang lebih dulu sebelum diluncurkan ke publik secara resmi.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengumukan rencana perilisan mata uang digital atau cryptocurrency bertajuk petro. Penjualan perdana petro akan dimulai pada 20 Februari mendatang.
Venezuela memang sedang mengalami krisis akibat sanksi embargo ekonomi yang mengakibatkan tingginya inflasi di negara kaya minyak tersebut. Bahkan International Monetary Fund (IMF) memprediksi akan terjadi kenaikan inflasi di Venezuela sebesar 13.000 persen pada akhir tahun ini. Peluncuran petro diungkapkan Maduro berada dalam waktu yang tepat.
"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempercepat masuknya petro, untuk yakin terhadap apa yang telah kita ciptakan dalam kapasitas intelektual dan teknologi yang negara kita miliki", jelas Maduro.
Ia menjelaskan jika petro akan memberikan dampak besar untuk mengakses mata uang asing di dunia demi memperoleh barang dan layanan dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat Venezuela.
Kebijakan ini tak sepenuhnya didukung oleh elite politik Venezuela. Oposisi pemerintah menganggap jika petro bukanlah alat finansial atau alat untuk menghindari sanksi ekonomi.
"Ini (petro) bukanlah cryptocurrency, ini hanyalah forward sale untuk minyak Venezuela", jelas legislator Venezuela, Jorge Millan.
Forward sale merupakan konsep jual beli yang dilakukan di masa mendatang namun dengan harga sekarang, secara sederhana ibarat membeli sebelum memanen. Satu koin petro dihargai dengan satu barel minyak mentah, namun tidak bisa ditukar dengan minyal olahan yang harganya jauh lebih mahal.
Venezuela sedang menjajaki rencana untuk menyematkan petro ke dalam "card of the fatherland". Kartu ini merupakan kartu identitas yang digunakan untuk mengklaim subsidi pemerintah. yn
