Warga Kediri Resah Adanya Pembuangan Limbah B3

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 11 Des 2019 12:33 WIB

Warga Kediri Resah Adanya Pembuangan Limbah B3

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - Warga Kediri dibuat resah dengan adanya kasus pembuangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) slag alumunium. Setelah ditemukan pembuangan limbah B3 di Desa Maesan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, kali ini kembali diterjadi di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Limbah yang diketahui dibungkus karung tersebut sudah meresahkan warga sekitar karena mengeluarkan bau menyengat. Bau tersebut keluar usai terkena air hujan. Pasalnya, tumpukan karung yang berisi limbah itu mengeluarkan asap jika terkena air. Di wilayah Desa Maesan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, limbah tersebut juga sudah dikemas dengan dibungkus karung. Limbah itu digunakan sebagai tanggul sungai di lahan milik Badrul Munir. Limbah padat yang berisi slag aluminium itu mulai meresahkan warga usai mengeluarkan asap yang mengkibatkan bau menyengat akibat terkena air hujan. Sementara di wilayah Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, sedikitnya ada lima titik lokasi pembuangan. Data yang dihimpun di lapangan menyebutkan, kelima titik lokasi pembuangan berada di lahan milik Saropah, Ali, Lastri, Kasan dan Bu Jum. Di lokasi ini limbah dibuang pada bekas galian tanah untuk urukan. Seperti di lahan Saropah. Limbah tersebut digunakan untuk menutup bekas galian di belakang rumahnya. Lailatul Mahmudah, putri kandung Saropah mengaku, satu bulan sebelumnya ibunya didatangi oleh Solikin, warga Jegles, Blabak. Kedatangan pekerja kerajinan batu bata merah tersebut untuk menawari pupuk secara gratis. "Pak Solikin datang untuk menawari pupuk. Katanya bisa menyuburkan tanah. Pak Solikin mengaku pupuk itu gratis hanya minta ongkos angkut Rp 50 ribu untuk satu truknya," kata Lailatul bersama orang tuanya, Rabu (11/12/2019) pagi. Saropah awalnya memesan 10 rit (truk). Tetapi karena belum memiliki uang yang cukup, baru dibayarkan Rp 250 ribu. Saropah sempat curiga karena pengirim selalu mendatangkan barang pada malam hari. Setelah 10 rit diturunkan, Saropah ditawari kembali. Namun karena belum memiliki uang, Saropah sempat menolak. Akan tetapi, Solikin menyatakan, supaya Saropah menghutang ongkos tersebut terlebih dahulu. Hingga kini sudah 14 truk limbah itu dikirim ke lahan miliknya. Belakangan ini Saropah mendapat komplin dari tetangganya. Paska hujan turun, limbah tersebut mengeluarkan aroma tak sedap. Limbah diduga berisi B3 itu bereaksi dengan air hujan. Terkejutnya lagi, Saropah kedatangan sejumlah aparat kepolisian dan Satpol PP Kota Kediri, Selasa (10/12/2019) kemarin sore. Petugas memasang garis pembatas di lokasi pembuangan limbah itu. "Terus terang kami tidak tahu kalau itu limbah. Kalau pun dari awal tahu, pastinya saya menolak. Apalagi dikomplin tetangga seperti ini. Saya minta supaya pak Solikin mengambil kembali dan mengembalikan uang kami," pinta Saropah. Menurut Lailatuh Mahmudah, empat orang tetangganya juga mengalami hal serupa. Mereka hanya menerima dari Solikin dengan ongkos yang sama. Sebagaimana pernyataan Solikin kepada ibunya, limbah itu disebut pupuk yang berasal dari wilayah Sidoarjo. Terpisah, Kapolresta Kediri, AKBP Miko Indrayana mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan lima orang saksi. Tidak menutup kemungkinan akan menaikkan status dari kasus itu. "Kami masih menyelidiki kasus ini. Ada beberapa titik yang telah kami datangi dan data. Selain itu kami juga memintai keterangan sejumlah saksi dan memasang garis polisi di lokasi," kata AKBP Miko Indrayana. Can

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU