Wujud Toleransi Keberagaman Budaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 21 Nov 2018 08:52 WIB

Wujud Toleransi Keberagaman Budaya

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Sejak pagi ribuan warga Kelurahan Rangkah Kecamatan Tambaksari memadati Rangkah Gang Buntu, Selasa (20/11). Mereka ingin berpartisipasi dalam perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Uniknya para peserta ini menggunakan kostum beragam seperti Reog, Barongsai, Wali, Santri, hingga penari Saman Aceh. Tak hanya itu mereka juga membawa beragam atribut dan gunungan yang berisi buah, sayur serta jajanan pasar yang kemudian diperebutkan warga. Ketua panitia Sigit Sudarsono mengatakan perayaan maulid Nabi di Rangkah ini rutin diselenggarakan tiap tahunnya. Menurutnya ini sudah memasuki tahun yang ke 5. Kali ini ada 1100 peserta yang ikut. Ada yang dari warga ada juga yang dari pesantren setempat, ujarnya. Sigit mengatakan tetap sama keberagaman budaya menjadi tema yang diangkat dalam perayaan kali ini. Artinya meskipun berbeda keyakinan namun harus tetap menjaga toleransi satu sama lain. Peringatan Maulid Nabi kali ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh umat Islam untuk mengembangkan hidup damai dan harmonis di kalangan umat Islam, sehingga tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan yang dapat merusak silaturahmi antarumat Islam. Selain itu juga harus menjaga toleransi beragama dengan penganut agama lain, katanya. Ia berharap agar tradisi semacam ini bisa terus dilestarikan. Bahkan ia juga sangat bersyukur masyarakat rela mengeluarkan dana pribadi untuk memeriahkan kegiatan ini. Saya berharap agar kegiatan ini tidak hilang begitu saja. Harus ada penerusnya, tegasnya. Pawai berjalan dari Jalan Rangkah Gang Buntu 1, kemudian dilanjutkan ke Gang 2, Jalan Kenjeran, Tambak Segaran, Rangkah Rejo, dan kembali lagi ke Gang Rangkah. Kemudian di Jalan Kenjeran, lalu lintas sempat macet lantaran warga mulai berebut gunungan. Anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono menghimbau agar kegiatan yang sudah ada sejak puluhan tahun ini harus mendapatkan support dari Pemkot Surabaya. "Perayaan maulid mungkin di daerah lain di Surabaya sama saja. Tapi di Rangkah ini ada gerebeknya. Artinya warga berebut gunungan. Ini satu-satunya yang masih dilestarikan di Surabaya," katanya. Menurutnya 4 tahun yang lalu, pihaknya pernah menganggarkan untuk kegiatan ini sebesar Rp 1,5 miliar, namun tidak dilaksanakan. Ia berharap agar kedepan seluruh kecamatan bisa berpartisipasi dalam kegiatan semacam ini. "Bisa menambah keakraban antar warga. Selain itu bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah Surabaya bahwa kegiatan ini bisa dijadikan ikon religius daerah," jelasnya. n ADV/Alq

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU