Xinhua Sebut Batik Tulis sebagai Kerajinan Tradisional China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 13 Jul 2020 11:23 WIB

Xinhua Sebut Batik Tulis sebagai Kerajinan Tradisional China

i

Ilustrasi membatik. SP/ CNN

SURABAYAPAGI.com, China - Kantor berita pemerintah China, Xinhua, mengunggah sebuah video singkat yang menyebutkan bahwa batik tulis sebagai kerajinan tradisional asal Negeri Tirai Bambu.

Dalam video berdurasi 49 detik yang diunggah lewat akun Twitter @XHNews, Xinhua menuliskan bahwa batik merupakan kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di China.

Baca Juga: Mas Dhito Sebut Batik Kediri Siap Masuk Kancah Nasional

"Menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula, orang mewarnai kain dan memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern," tulis Xinhua dalam keterangan video yang diselipkan tagar #AmazingChina.

Dalam videonya, Xinhua juga menyertakan jika batik biasanya digunakan oleh etnis minoritas yang berada di daerah Guizhou dan Yunan.

Batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.

Baca Juga: Berkat Dukungan Dinsos Pemprov Jatim, Rumah Kinasih Berhasil Didik Disabilitas dan ODGJ Ciptakan Karya Tembus Pasar Ekspor

Batik begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Ia digunakan dalam berbagai kesempatan, dari momen penting dan formal hingga rutinitas harian.

Tradisi batik di Nusantara sendiri dimulai sejak masa Kerajaan Majapahit. Hal itu dibuktikan oleh sejumlah arca batu dari zaman Kerajaan Majapahit. Konon, Arca Harihara, yang merefleksikan pendiri Majapahit, Raden Wijaya, mengenakan motif batik kawung.

Beberapa catatan juga menyebut bahwa perkembangan tradisi batik meluas seiring dengan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.

Baca Juga: Menparekraf Sandi Uno Launching Batik Motif Baru Kota Mojokerto

Awalnya, tradisi membatik ini hanya dikenal di dalam wilayah kerajaan. Batik menjadi sesuatu yang 'ningrat' dan eksklusif. Ia hanya digunakan sebagai pakaian raja dan para pembesar kerajaan.

Namun, perlahan tradisi batik mulai menjalar ke wilayah luar kerajaan. Ia bayak ditiru oleh rakyat jelata dan menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu luangnya.  dsy3

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU