11 Apotek di Surabaya, tak Jual 11 Obat Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 07 Jul 2021 22:07 WIB

11 Apotek di Surabaya, tak Jual 11 Obat Covid-19

i

Antrian di Apotek Bringin Indah terjadi Rabu (7/7/2021) kemarin untuk mencari kebutuhan menangkal Covid-19.

Penelusuran Surabaya Pagi, Rabu 7 Juli 2021

 

Baca Juga: Imigrasi I Surabaya Berhasil Terbitkan Hampir 10 Ribu Paspor

 

 

Warga Surabaya Banyak yang Memburu. Kimia Farma Jual Ikuti HET. Apotek K-24 Berani Jual Diatas HET

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kelangkaan obat Covid 19 di wilayah Surabaya mulai dirasakan oleh masyarakat. Ini terlihat dari 11 apotik dan toko obat di Surabaya, Rabu (7/7/2021) kemarin. Mereka mengaku dengan kompak, kalau obat-obatan yang sedang ramai dicari, yakni untuk pengobatan Covid-19, kosong dan sulit didapatkan. Dari 11 apotik itu diantaranya ada apotik milik BUMN, Kimia Farma serta apotik jejaring swasta, K24. Lainnya apotik dan toko obat mandiri. Hanya apotik K24 cabang Semampir yang mau menyebutkan harga terakhir obat terapi Covid-19 sebelum, mereka kehabisan. Salah satunya obat Azithromycin 500 mg, produsen dari Kimia Farma, dijual Rp 119 ribu per strip. Tim wartawan Surabaya Pagi pun melakukan undercover sejak Rabu (7/7/2021) pagi hingga sore, secara merata mulai dari apotik di kawasan Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Pusat hingga Surabaya Barat.

Tim Wartawan Surabaya Pagi membagi beberapa tim untuk menelusuri di beberapa apotik dan toko obat mandiri. Total ada 11 apotik dan toko obat untuk menelusuri 11 jenis obat yang Harga Eceran Tertinggi (HET)-nya telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Mulai dari Apotek Oscar 2 yang berada di Jalan Dharmawangsa (seberang Graha Amerta RSU dr Soetomo Surabaya) sendiri, saat ditanya ketersediaan obat terapi Covid-19 seperti Azithromycin 500 mg, baik yang obat generik dengan produk Azithromycin Dihydrate 500mg produk Kimia Farma atau Zithromax Azithromycin 500mg produk Pfizer.

Dua obat itu, oleh apoteker di Apotik Oscar 2 disebut tidak tersedia alias kosong. Bahkan untuk Ivermectin, Favipiravir 200mg dengan produk Avigan, pun kosong.

Saat itu tim Surabaya Pagi juga menunjukkan resep dari dokter yang berpraktik di Rumah Sakit daerah Jalan Tegalsari Surabaya. "Wah kosong semua pak. Dari Senin kemarin. Susah sekarang," jawab apoteker Apotik Oscar 2, berjilbab itu kepada wartawan Surabaya Pagi yang sedang melakukan undercover.

Bahkan, untuk multivitamin berkualitas premium seperti Becomzet dan Zegavit pun juga tidak tersedia di Apotik yang bersebelahan dengan Kimia Farma Jalan Dharmawangsa. "Coba saja cek Kimia Farma sebelah pak," celetuk salah satu pembeli yang juga ikut mengantre sembari mengambil obat jenis paracetamol sirup dan obat batuk berdahak.

Sesaat Surabaya Pagi berjalan kesamping, di Kimia Farma Dharmawangsa, juga hendak mencari apa yang dicari tim Surabaya Pagi, yakni Zithromax Azithromycin 500mg, juga tidak tersedia alias kosong. "Mohon maaf pak, untuk produk itu tidak ada," jawab salah satu petugas kasir di depan.

Merasa tidak menemukan, tim Surabaya Pagi bergeser di apotek Kimia Farma Klampis. Saat ditanya obat tipe Azithromycin, Favipiravir, Oseltamivir dan Ivermectin, oleh petugas di Kimia Farma Klampis, keempat obat tersebut dijawab sudah tidak tersedia alias kosong. Alasan kosongnya empat jenis obat itu dikarenakan banyak masyarakat yang memburu obat-obatan tersebut.

"Sudah kosong mas, setau saya di gerai Kimia Farma manapun habis. Karena memang lagi dicari sama masyarakat", ujar salah satu karyawan apotek Kimia Farma Klampis, saat ditemui tim Surabaya Pagi, Rabu (7/7/2021) siang.

 

HET Sesuai Pemerintah

Namun, khusus di apotek Kimia Farma, harga obat masih sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.  "Untuk Favipiravir 200mg per tablet dikenakan Rp. 22.500, Oseltamivir 75mg per tablet Rp. 22.000, Invermectin 12mg per tablet Rp. 7.500, Azithromycin 500mg 10 tablet Rp. 17.000", lanjut karyawan tersebut.  Sementara, untuk menebus obat ini pihak Kimia Farma mengharuskan dengan resep dokter.

Selain Kimia Farma, kelangkaan obat Covid 19 juga dialami oleh Apotek K-24 Semampir. Bahkan karyawan di Apotek berlabel warna hijau ini menjamin bahwa di gerai K-24 manapun obat - obatan tersebut tidak ada. Selain itu di apotik ini harga obat dijual lebih mahal.  "Sudah habis mas, setau saya di gerai manapun kosong", ujar Karyawan.

Berdasarkan informasi yang Surabaya Pagi dapat, obat Favipir 200mg pihak Apotek K-24 tidak pernah mendapatkan stok.  "Kami gak pernah dapet stok obat Favipir (Favipiravir, red) ini mas", terang karyawan Apotek K-24 Semampir.

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

HET Lebih Mahal

Sedangkan untuk tiga jenis lainnya, harga yang ditetapkan sebelum stok kosong, masih melambung tinggi. Untuk obat Oseltamifir 75mg di banderol dengan 450 ribu per strip. Invermectin 12mg dibanderol dengan harga 420ribu per strip, dan Azythromycin 119ribu. "Itu harga yang kami jual terakhir lho mas. Sebelum kosong kemarin," lanjutnya.

Sama halnya juga di Apotek K-24 Dukuh Kupang, empat jenis obat tersebut kosong. Bahkan untuk produk Azithromycin keluaran Pfizer yakni Zithromax 500mg juga kosong. "Kosong pak. Gak ada lagi. Banyak yang cari juga nih," jawab petugas Apotek K-24 Dukuh Kupang, berjilbab itu.

Namun saat ditanya harga terakhirnya, petugas itu menyebut kalau harga obat mengikuti persediaan. "Wah kalau harganya ngikuti stok mas. Tetapi kemarin masih tinggi. Cuma harganya ngikuti stok nanti, bagaimana," jawabnya.

Padahal, pada bulan Mei 2021 lalu, tim Surabaya Pagi sempat pernah mendapatkan Azithromycin 500mg itu dengan harga Rp 279,800. Saat itu obat jenis Salut Selaput itu didapat tim Surabaya Pagi di Apotek Sugih Waras Makmur di Jalan Sidosermo.

Dalam kotaknya yang didapat, tertulis HET dengan harga Rp 253.867 dengan keterangan catatan LOT A200168. Akan tetapi kini, dalam dua hari ini juga tidak bisa ditemui di apotek BUMN dan apotek jejaring itu.

Peredaran empat obat Covid-19 ini juga tidak bisa ditemui di apotek mandiri. Mulai dari apotek mandiri di wilayah Surabaya Barat, Surabaya Pagi mengunjungi beberapa apotek 99, apotek Saputra Jaya dan apotek Bringin Indah, hasilnya juga nihil. Stok obat-obatan untuk terapi Covid-19 mulai empat jenis tersebut diatas dan vitamin berkualitas bagus seperti Becomzet, Zegavit, pun kosong.

"Untuk antivirus ini kita gak punya mas. Vitamin juga sedang banyak yang habis. Ada yang vitamin kayak Enervon C, Imboost aja. Mau tah?", ujar pemilik apotek Bringin Indah yang namanya tidak mau disebutkan.

 

Dijual Mahal di Market Place

Sulitnya obat-obatan terapi Covid-19 itu justru mudah ditemukan di black market ataupun pasar online marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Dari penelusuran tim Surabaya Pagi, dengan memasukkan kata kunci "Azithromycin", ternyata cukup banyak lapak-lapak yang menjual obat itu. Harga yang dijual pun bervariasi dan jauh melambung tinggi. Namun, sayangnya, lapak-lapak itu banyak yang berasal dari luar Surabaya. Yakni dari Jakarta, Bogor dan Depok.

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

Seperti yang dijual di Tokopedia, dengan nama lapak "Apotik Uni" yang berdomisili di Jakarta Timur. Dilapak tersebut tertulis, Apotiik Uni menjual satu kotak Azithromycin produk generik, yakni Azithromycin Dihydrate 500mg produk Kimia Farma, dengan harga Rp 375 ribu.

Disitu tertulis bahwa stok yang ia miliki ada 89 kotak. Satu kotak berisi 2 strip yang berisi 20 tablet. Bila Rp 375 ribu dibagi 20 tablet, satu tabletnya seharga Rp 18,750. Jauh dari HET yang ditetapkan pemerintah. Saat Surabaya Pagi mencoba bertanya melalui direct message, apakah obat Azithromycin Dihydrate ready dan siap kirim ke Surabaya?

Admin tersebut, sekitar pukul 13:39 WIB, menjawab, kalau barang tersedia. "Ready kak. Siap stok masih banyak. Buruan nanti kehabisan," jawab admin tersebut.

Masih di Tokopedia, juga ada lapak yang menjual obat Azithromycin Dihydrate itu dengan harga yang lebih mahal. Lapak itu bernama Cyrinda Rey, yang dalam profil tersebut berasal dari kota Bogor.

Harga jual di Tokopedia itu tertulis Rp 455 ribu untuk satu kotaknya. Berarti satu tabletnya seharga Rp 22,750 per tablet. Stok yang dimiliki Cyrinda Rey pun terlihat ada 27 kotak.

Berbeda dengan Tokopedia, di marketplace Shopee, lapak yang menjual obat Covid-19 itu lebih murah. Tetapi masih diatas HET yang ditetapkan pemerintah. Seperti lapak Sari_morkem, yang profilnya berasal dari Jakarta.

Dengan judul yang menarik perhatian, "Terlaris!! Azhitromycin 500", dijual dengan harga Rp 127 ribu. Dalam stok yang tertulis itu, tercantum masih tersisa 10 buah.

Susahnya mencari obat Covid-19 ini diakui oleh Rizky, (32), warga Sememi yang sedang mencari obat anti Covid-19 untuk istrinya yang terpapar Covid-19 dan sedang isolasi mandiri di rumah.

Ia mencari obat Ivermectin dan Azithromycin di beberapa apotek juga susah. Bahkan mencoba mencari di lapak online juga mahal dan dikirim dari Jakarta.

"Saya sudah cari di tiga apotek berbeda, ini apotek keempat yang saya tuju. Kosong semua mas. Cari online juga lama kirimnya. Bingung!" ujar Rizky kepada Surabaya Pagi, saat ditemui di Apotek Bringin Indah, Rabu (7/7/2021). Tim Surabaya Pagi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU