Home / Ekonomi dan Bisnis : 186 Hektar Sawah di Jatim Gagal Panen

186 Hektar Sawah di Jatim Gagal Panen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 22 Feb 2023 11:21 WIB

186 Hektar Sawah di Jatim Gagal Panen

i

Foto ilustrasi gagal panen.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan bahwa ada 186 hektar sawah di enam kabupaten mengalami gagal panen lantaran terdampak banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi sejak Januari 2023 hingga 20 Februari 2023.

Kepala Dinas DPKP Provinsi Jatim Dydik Rudy Prasetya mengatakan, per awal Januari 2023 hingga 20 Februari 2023, tercatat ada 2.101 hektar sawah yang ditanam padi. Namun sayangnya, sebagian telah puso atau gagal panen.

Baca Juga: Gagal Panen, Harga Cabai Pedas Merayap Naik Rp 100 Ribu Per Kg

Dydik menerangkan, jika diakumulasi 2.101 hektare sawah yang terendam banjir itu tersebar di 11 daerah. Di anataranya yaitu Sidoarjo (109,50 hektare), Mojokerto (47,50 hektare), Kota Mojokerto (11 hektare), Tuban (180 hektare), Bojonegoro (530 hektare), Lamongan (211 hektare), dan Ngawi (195 hektare).

Selain itu, ada pula daerah di Pulau Madura yakni Bangkalan (191 hektare), Sampang (1.061 hektare) Pamekasan (102 hektare), dan Sumenep (60 hektare).

Sementara 186 hektare area sawah yang dipastikan puso berada Sidoarjo (3,30 hektare), Tuban (118 hektare), Bangkalan (8,30 hektare), Sampang (22,25 hektare), Sumenep (30 hektare) dan Kota Mojokerto (5 hektare).

“Padi yang gagal panen itu biasanya terendam banjir sampai tiga hari. Akibatnya hasil panen sulit untuk bisa diselamatkan,” kata Dydik, Selasa (21/2/2023).

Ia pun mengatakan jika pihaknya telah melakukan upaya antisipasi berupa peringatan dini ke petani lewat UPT Proteksi.

Baca Juga: Gagal Panen Buntut Kemarau Panjang, Harga Beras di Sumenep Meroket

Peringatan dini tersebut bertujuan untuk memberitahu petani agar menghindari penanaman ketika musim hujan. Khususnya bagi daerah yang rawan terdampak banjir.

"Peringatan dini tersebut agar petani mengindari penanaman saat musim hujan, khususnya untuk daerah yang endemis banjir," ujarnya.

Di samping itu, pihak DPKP juga turut memberikan bantuan cadangan benih padi serta Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dengan mengikuti AUTP, para petani bakal mendapatkan biaya penggantian kalau sawahnya terserang hama atau banjir.

“Sehingga bisa membeli bibit baru dan mendapat biaya ganti operasional produksi tanam,” tuturnya.

Baca Juga: Sumur Sawah Mengering, Para Petani di Ngawi Gagal Panen dan Pasrah

Selain lahan pertanian, bencana hidrometeorologi juga membuat kondisi jalur-jalur protokol di Jatim menurun. Misalnya, di ruas Nganjuk–Ngawi. Berdasarkan pantauan langsung Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, banyak kerusakan yang terjadi di sana.

”Karena itu, kami minta Dinas PU Bina Marga segera menginventarisasi dan melakukan perbaikan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, kerusakan juga banyak terjadi di ruas utama lain. Termasuk Jembatan Jetak di ruas utama Malang–Surabaya di Pandaan, Pasuruan, yang kemarin mulai dibenahi. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU