20 Kab/Kota di Jatim Zona Merah, Khofifah Ajak Masyarakat Stay at Home

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 07 Jul 2021 18:52 WIB

20 Kab/Kota di Jatim Zona Merah, Khofifah Ajak Masyarakat Stay at Home

i

Forkopimda Jatim saat melakukan pengecekan Posko PPKM Darurat di Desa Sawotratap Sidoarjo.

SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo - Forkopimda Jawa Timur melakukan pengecekan Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (7/7/2021).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta serta didampingi Sekdaprov, pejabat utama Polda Jatim dan pejabat utama Kodam V Brawijaya, memberikan imbauan kepada seluruh warga dan Muspika setempat, untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.

Baca Juga: H-2 Lebaran, Volume Sampah di TPA Jabon Naik Hampir 100 %

Gubernur Khofifah mengatakan, setiap Selasa sore ada update yang dilakukan oleh BLC (Bersatu Lawan COVID). Ada 15 indikator epidipologis, diumumkan ada 20 kabupaten/kota di Jawa Timur yang masuk zona merah, dan 18 zona oranye. Minggu lalu masih ada satu zona kuning di Jatim yakni Kabupaten Probolinggo, dan per Selasa kemarin sudah oranye.

"Ini artinya bahwa warning kepada kita semua, risiko tinggi itu ada di 20 kabupaten/kota. Risiko sedang ada di 18 kabupaten/kota. Zona merah yang kategori risiko tinggi dari 15 indikator epidiologis itu memberikan warning kepada kita semua, monggo stay at home pada posisi seperti ini, kecuali yang melaksanakan tugas kategori critical dan yang melaksanakan tugas kategori esensial," kata Khofifah di Balai Desa Sawotratab, Rabu (7/7/2021).

"Oleh karena itu, saya mengajak kembali hari ini bersama Pangdam dan Kapolda, hari ini bersama Kajati, karena kita di Sidoarjo hari ini bersama Bupati Sidoarjo dan Sekda. Kita ingin mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur, kembali menurut BLC (Bersatu Lawan COVID) yang dirilis setiap Selasa per kemarin, ada 20 kabupaten/kota masuk zona merah," tambah Gubernur Khofifah.

"Ayo yang bukan kategori kritikal dan bukan kategori esensial monggo sementara kita menahan diri untuk tidak keluar rumah. Kita sementara tinggal di rumah. Kondisinya seperti ini. Untuk kebaikan keselamatan dan perlindungan kita monggo kita sama-sama menjaga diri. Kita menjaga keluarga kita dan menjaga seluruh warga bangsa," jelas Khofifah.

Baca Juga: Proyek Miliaran Tak Transparan, Anggaran Desa Penambangan Diduga Diselewengkan

Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta menekankan sistem pelaporan warga terpapar dan kontrol penanganan yang dilakukan bupati, kapolres, dandim, juga instansi terkait agar terus berkoordinasi terkait penambahan angka kasus. "Ada aplikasi BLC atau bersatu lawan covid, untuk melaporkan desa agar dilaporkan dengan kegiatannya," tambah Kapolda Jatim.

"Pastikan orang isoman itu terpantau kondisinya melalui WA group. Langsung dimonitor tiap hari melalui grup ketika dilaporkan, sehingga nyambung antara pemerintah dengan petugas posko jika ada permasalahan agar bisa diselesaikan dengan baik," pungkasnya.

Terkait wilayah Sidoarjo yang masuk zona merah, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan pihaknya bersama Kapolresta Sidoarjo, Dandim 0816 Sidoarjo, dan instansi terkait lainnya akan mengoptimalkan operasi yustisi penegakan disiplin protokol kesehatan, dan pelaksanaan PPKM Darurat.

Baca Juga: Langgar Aturan Mendagri, Pemkab Sidoarjo Batalkan Mutasi 500 Pejabat

“Pengetatan mobilitas warga, operasi yustisi dan menggencarkan vaksinasi Covid-19 juga akan terus ditingkatkan agar angka pertambahan Covid-19 di Sidoarjo segera menurun,” pungkasnya.

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU