40 Persen Responden Tolak Divaksin Sinovac

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 22 Agu 2021 20:44 WIB

40 Persen Responden Tolak Divaksin Sinovac

i

POLLING SURABAYA PAGI

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Program vaksinasi terus digencarkan oleh pemerintah. Hal ini demi terwujudnya herd immunity di masyarakat. Di Surabaya, sampai dilakukan vaksin keliling, lansia, remaja sampai ibu hamil.

Tapi masih ada kalangan masyarakat yang tak mau divaksinasi atau yang tidak tertarik di vaksin dengan alasan kualitas vaksin impor dari China rendah. Sedangkan vaksin impor dari Eropa dan Amerika Serikat, baru diberikan ke nakes dan kelompok tertentu.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Alasannya beragam mulai dari tak percaya efektivitas vaksin sampai dengan antriannya panjang memakan waktu lama dan menimbulkan kerumunan.

Menanggapi hal itu, tim Litbang Surabaya Pagi menggelar polling dan jajak pendapat kepada masyarakat dengan pertanyaan terkait  alasan utama mereka yang sampai sekarang belum mau divaksin. Polling dilakukan tepat pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 17.00 WIB, Minggu (22/8/2021).

Dengan koresponden rentang usia 12 tahun sampai 40 tahun dengan background pelajar, mahasiswa, serta para orang tua dengan domilisi tidak hanya di Kota Surabaya tetapi juga di Sidoarjo dan Gresik yang belum melakukan vaksinasi covid-19 dosis 1 ataupun dosis 2.

Metode polling dilakukan menggunakan wawancara langsung menggunakan telepon dan WhatsApp. Selain media itu juga media sosial Facebook , Twitter dan Instagram. Jumlah total responden yang dihimpun sebanyak 100 responden.

Hasilnya, (lihat grafis di halaman 1),  Terlihat dari pertanyaan,  “ Bila Anda sampai sekarang belum mau di vaksin, apa alasan utama?” . Dari pertanyaan tersebut didapat responden yang memilih jawaban A hanya sebanyak 28 persen, yang memilih jawaban B sebanyak 40  persen dan sebanyak 32 persen memilih jawaban C.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Berikut berbagai alasan dan komentar dari masyarakat yang dihimpun oleh Tim Litbang Surabaya Pagi. Warga Sidotopo, fafitu mengatakan tidak yakin dengan kualitas vaksin produk China. “Sinovac vaksin buangan. Ga ada yang beli negara2 sosialis maupun liberal. Cuman Indonesia beli vaksin yg sangat jelek untuk rakyatnya dan dengan dalih menggratiskan supaya pemerintah dipuji, ” ujarnya pada TimLitbang SP, Minggu (22/8/2021).

Pengguna sosial media dengan nama pengguna @geprekcabe3 mengatakan akan menunggu vaksin jenis moderna / pfizer. “Kayanya saat ini moderna prioritasnya utk nakes. Aku juga lagi nunggu moderna / pfizer sih kalo dapet haha, mengingat belum boleh vaksin karena ada komorbid :")” tulisnya di kolom komentar.

“Aku belum vaksin, katanya vaksin moderna itu efikasi nya tinggi tanpa harus khawatir resiko pembekuan darah kek astrazenecca. Ga harus nunggu lama jg sblm vaksin ke 2. Diakui di dunia internasional karena banyak negara belum mengakui vaksin sinovac, moderna juga aman buat yang punya komorbid. yaudah nunggu moderna aja deh “ ujar Mudiyantok Setiawan pada TimLitbang SP, Minggu (22/8/2021

Semantara  itu, salah satu pengguna twitter , dengan nama akun @vectoreza menuliskan sebenernya semua orang mau aja vaksin. tapi supply vaksin kurang ga sebanding sama antusiasme. “Orang mau vaksin harus antri berbondong-bondong. Protokol kesehatan dan kerumunan kadang abai jadi ya gimana ya. Dilema kan yang belum vaksin,” tulisnya.

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Warganet lain pun juga sama bernama Imah. Ia menuliskan “Kalian percaya gak kalo gue belom vaksin karena gue takut ketemu orang banyak wkwkwk. Bukan cuma takut kerumunan gitu tapi takut aja gitu gatau kenapa wkwkwk” tulisnya dengan akin twitter @sseunnull.

Warga Surabaya Utara, Hidayah Nur Laili pun turut menyampaikan komentarnya terkait fenomena masyarakat yang  berbondong-bondong ikut vaksin covid-19 hingga menimbulkan kerumunan. Menurutnya selain karena ingin meningkatnya herd immunity, dia hanya ingin mendapatkan seritikat vaksin untuk kebutuhan administrasi.

“Saya sadar kalau vaksin itu perlu untuk kesehatan saya dan sebenarnya saya ingin menunggu vaksin buatan Indonesia sendiri. Namun sekarang sertifikat vaksin dijadikan urusan administrasi,  resiko yang belum divaksin yaitu bakal ribet hidupnya. Sekarang perjalanan jauh naik bus, kereta, kapal laut, pesawat kudu udah vaksin, bahkan ngelamar kerjapun harus sudah vaksin min dosis 1,”ujarnya yang juga pemilik akun instagram @hidayahn_laili. mar

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU