AH Thony Dorong Pedagang Pasar Tradisional ke Arah Digitalisasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 18 Apr 2021 20:27 WIB

AH Thony Dorong Pedagang Pasar Tradisional ke Arah Digitalisasi

i

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Surabaya AH Thony saat mengunjungi salah satu pedagang bunga di Pasar Bunga di Jl. Kayon, Minggu (18/4). SP/Al Qomar

 SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Setahun sudah Pandemi menggerus pertumbuhan Ekonomi di Surabaya, lesunya perekonomian ini sangat dirasakan dampaknya oleh pedagang pasar tradisional. 

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Surabaya AH Thony menerangkan selama pandemi ini pertumbuhan ekonomi Surabaya mengalami penurunan hingga 70 persen. Lantaran penjualan di pasar mengalami penurunan drastis dan daya beli masyarakat juga mengalami penurunan. 

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

“Kurang lebih satu tahun saya mencoba untuk hadir di lingkungan pasar pada masa pandemi semu sektor ini terdampak termasuk pasar. Saya korelasikan dengan penurunan perekonomian kota Surabaya hingga tahun 70 persen,” ungkap AH Thony saat sidak ke pasar bunga di Jl. Kayon, Minggu (18/4). 

Thony mengatakan, dari penurunan ini sektor perdagangan pasar tradisional memberikan kontribusi banyak karena disini ini letak perputaran keuangan. Dari dampak pandemi ini para pedagang mengalami kesulitan permodalan.  

“Dari hasil identifikasi saya pada kawan pedagang, mereka mengalami kesulitan permodalan setelah dilanda pandemi. Maka dari itu saya mendorong program pemulihan ekonomi sektor ini bisa menjadi skala prioritas,” kata AH Thony. 

Yang kedua, lanjut Thony, pandemi ini membuat kecenderungan masyarakat untuk berbelanja online, yang dibeli pun diluar pasar di Surabaya. Guna mengangkat perekonomian Surabaya perlunya peran Pemkot Surabaya dalam memfasilitasi masyarakat dan pedagang pasar tradisional ke arah pemasaran digital. “Sistem online ini supaya menjadi perimbangan dan menuju digitalisasi pasar,” terangnya. 

Dengan melihat banyak para pelaku usaha yang muda yang melek teknologi dapat mengajak pedagang lain untuk ikut masuk kedalam pemasaran online. “Kalau ini tidak dilakukan kedepan pasti pedagang pasar tradisional akan tergerus,” kata Thony.

Baca Juga: Dewan Minta Pemkot Surabaya Serius Tangani Pengelolaan Sampah TPA Benowo 

Thony mengatakan, agar pasar tradisional tetap survive di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman kedepan para pedagang harus mampu menguasai dua sistem baik sistem online maupun offline. 

“Offline juga penting, jual di pasar perlu dipertahankan, karena untuk kepuasan konsumen dalam memilih dan melihat langsung barangnya dan juga menjadi wisata belanja,” ungkapnya. 

Sementara, Bambang Supriadi salah satu pedagang bunga di pasar Kayon ini mengaku selama pandemi omset penjualan bunganya mengalami penurunan drastis. “Selama pandemi ini sangat jarang pembeli, penjualan sangat sangat menurun,” katanya. 

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Dan selama pandemi ini, Bambang mengaku untuk berhan dirinya menggunakan penjualan online baik, media sosial maupun menggunakan website. 

“ Kita antusias dengan era digital ini, diharapkan kedepannya ekonomi kita maju,” katanya. 

Dalam kondisi seperti ini selain semangat untuk mengembalikan kepada kondisi ekonomi seperti semula kehadiran pemerintah sangat diharapkan oleh pelaku usaha pedagang pasar tradisional. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU