Ajak Kompromi Tokoh-tokoh Agama Madura

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Jun 2021 21:24 WIB

Ajak Kompromi Tokoh-tokoh Agama Madura

i

Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur Freddy Poernomo (kiri) dan Anggota DPRD Jatim Fraksi Gerindra Dapil Madura, Abdul Halim (kanan)

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, melonjak usai libur Lebaran Idul Fitri 1442 H / 2021 M selama sepekan terakhir.  Kejadian kali ini dapat menjadi peringatan keras bagi seluruh masyarakat Jawa Timur. Khususnya warga Madura.

Anggota DPRD Jatim Fraksi Gerindra Dapil Madura, Abdul Halim, meminta agar masyarakat Madura khususnya warga Bangkalan untuk tetap tenang dan tidak panik. “Jangan panik, Sebab sebetulnya kita ini sudah hampir terbiasa hidup dalam kondisi pandemi Covid ini,” katanya.

Baca Juga: Gempa Bumi di Pulau Bawean, Pemprov Jatim Terima Bantuan Baja Ringan

Di samping itu juga, anggota Komisi D DPRD Jatim ini mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat berita, menyebar video yang sebetulnya narasi dan visualnya bukan kejadian yang saat sekarang terjadi. “Kemudian juga mohon tidak menyebarkan konten yang justru seolah-olah mendiskriditkan perilaku masyarakat Madura,” harap Abdul Halim.

 

Jadikan Ijtibar

Poitikus asal Bangkalan ini pun memohon kepada masyarakat Madura dan Jatim pada umumnya untuk betul-betul memperhatikan protokol kesehatan dan jangan sampai lengah dan meremehkan wabah ini. “Apa yang terjadi di Bangkalan ini mari kita jadikan ijtibar yang berharga, sehingga jangan sampai hal ini terjadi di daerah lain,” tegas Halim.

Ia juga meminta kepada masyarakat untuk mempercayakan penanganan ini kepada pihak pemerintah Provinsi Jatim dan Pemerintah Kab/Kota lainnya. “Tujuannya supaya langkah dan tindakan pemerintah dalam melokalisir wabah Covid-19 ini tidak semakin menyebar ke daerah lain,” pungkas Abdul Halim.

Ulama Madura mengimbau masyarakat Madura untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan. Ketua MUI Bangkalan KH Syarifudin Damanhuri meminta para warga tetap menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang sampai saat ini belum reda bahkan cenderung meningkat, masyarakat diimbau untuk terus mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah. Agar memakai masker, mencuci tangan, dan tidak bepergian jika tak ada kepentingan," kata Kiai Syarifudin di Bangkalan, Rabu (9/5/2021).

 

Proteksi Keluarga

Baca Juga: Kinerja Pemprov Jatim 2023 capai 97,77 Persen

Sementara itu, Ketua Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan H. Abdul Hasan dan Pengurus Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Cholil, Muhammad Nassi Ashal mengingatkan langkah ini untuk memproteksi keluarga dan kerabat dari bahaya virus Corona.

"Tetap menjaga kesehatan, menjaga imunitas tubuh, hal ini semata-mata demi kebaikan dan keselamatan bersama, semua keluarga dan kerabat," imbuhnya.

 

Ajak Tokoh Agama Kompromi

Sementara itu anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur Freddy Poernomo meminta para kepala daerah duduk bersama dengan melibatkan para ulama.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Segera Cairkan Gaji ke-13 Non ASN

Hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19 di Madura khususnya Bangkalan agar tidak meluas ke wilayah lainnya. "Madura itu daerah-daerah santri. Untuk mengatasi problem itu, ya tokoh-tokoh agama diajak kompromi," ujar Freddy Poernomo, Rabu (9/6/2021).

Menurut Freddy, tokoh agama sangat didengar oleh warga khususnya di Madura. "Istilahnya tokoh-tokoh informal leader seperti para ulama diminta untuk ikut membantu pencegahan. Intinya masyarakat taat pada protokol kesehatan. Siapa yang diminta, ya tokoh-tokoh seperti kiai, ulama, tokoh agama," imbuhnya.

Politisi dari Partai Golkar ini meminta, Pemprov Jatim bersama Pemkot Surabaya serta Pemkab Bangkalan harus berupaya menekan penyebaran COVID-19 sesuai kultur masyarakat di masing-masing daerahnya.

"Kalau di Surabaya Insyaallah ketat. Fakta memang Wali Kota Eri sangat ketat dan disiplin. Kultur masyarakat Surabaya beda dengan Madura. Kalau di Madura harus melibatkan tokoh informal atau kiai," terangnya.

Freddy menegaskan, para kepala daerah di Jatim khususnya Surabaya Raya dan Madura Raya harus memberikan contoh yang baik. "Pemimpin harus di depan. Pemimpin harus memberikan contoh yang baik dan menjadi panutan. Dan memiliki sikap yang tegas," harap Freddy. n rko/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU