Akhirnya Bharada E Berani Ungkap Skenario Sambo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Nov 2022 21:03 WIB

Akhirnya Bharada E Berani Ungkap Skenario Sambo

i

Tiga terdakwa pembunuhan Brigadir J, yakni Bharada E, Bripka RR dan Kuat Maruf, mengikuti persidangan yang ketiganya menjadi saksi di masing-masing tiga terdakwa tersebut.

Mulai dari Pisah Ranjang Sambo-Putri, Tangisan Tamu Wanita sampai Momen Yosua Bopong Tubuh Putri

 

Baca Juga: Dua Pelaku Pembunuhan di Pakis Berhasil Diringkus Satreskrim Polres Malang

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Rabu (30/11/2022) kemarin, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, ternyata jadi tokoh yang mengungkap skenario Sambo, terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J. Bharada E, satu-satunya saksi yang berani membuka hubungan pribadi Sambo dan Putri, yang lama pisah ranjang. Juga ungkap ada wanita lain di luar Putri, yang menangis saat di rumah pribadi Sambo, Sengguling. Juga saksi yang tahu bisik bisik Sambo ke istrinya, jelang penembakan Brigadir J, 8  Juni 2022 lalu.

Bahkan pernah diminta tolong Brigadir Yosua Hutabarat untuk membantu membopong tubuh Putri Candrawathi yang saat itu tengah terbaring di sofa. Namun saat itu Putri sempat menepis tangan Eliezer.

Keterangan Eliezer terungkap saat bersaksi di sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Bripka Ricky Rizal di PN Jaksel, Rabu (30/11/2022).

Seingat Eliezer, kejadian Yosua membopong Putri, terjadi pada 4 Juli lalu di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Eliezer bercerita malam itu dirinya dipanggil Yosua untuk membantu membopong Putri Candrawathi. Saat itu Yosua mengatakan kepadanya bahwa Putri tengah dalam kondisi sakit.

"Tanggal 4 malam kegiatan sudah tidak ada standby di rumah saja. Tanggal 4 malam saya lagi di samping tempat, biasa kita duduk saya lagi santai. Saya dipanggil sama Bang Yos, 'Cad sini bantu Abang ngangkat ibu lagi sakit' saya masuk dalam rumah," kata Eliezer menirukan suara Yosua.

 

Bopong Putri, Tangannya Ditepis

Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengaku pernah diminta tolong Brigadir Yosua Hutabarat untuk membantu membopong tubuh Putri Candrawathi yang saat itu tengah terbaring di sofa. Namun saat itu Putri sempat menepis tangan Eliezer.

 

Heran Yosua Bopong Putri

Eliezer bercerita malam itu dirinya dipanggil Yosua untuk membantu membopong Putri Candrawathi. Saat itu Yosua mengatakan kepadanya bahwa Putri tengah dalam kondisi sakit.

Eliezer menyebutkan Kuat Ma'ruf ada di dalam rumah. Eliezer pun mengaku heran mengapa Yosua tiba-tiba meminta bantuan untuk membopong Putri Candrawathi.

Eliezer bercerita malam itu dirinya dipanggil Yosua untuk membantu membopong Putri Candrawathi. Saat itu Yosua mengatakan kepadanya bahwa Putri tengah dalam kondisi sakit.

"Tanggal 4 malam kegiatan sudah tidak ada standby di rumah saja. Tanggal 4 malam saya lagi di samping tempat, biasa kita duduk saya lagi santai. Saya dipanggil sama Bang Yos, 'Cad sini bantu Abang ngangkat ibu lagi sakit' saya masuk dalam rumah," kata Eliezer menirukan suara Yosua.

 

Kuat Bisiki Putri

Menurur Eliezer, dia sempat melihat Kuat bisik-bisik dengan Putri Candrawathi. Namun Eliezer tak mendengar percakapan itu.

"Kuat ngapain?" tanya hakim.

Baca Juga: Dipenuhi Kejanggalan, Saksi Perampokan Tragis di Desa Imaan Gresik Ditemukan Tewas di Kebun Jagung

"Kuat ngobrol sama ibu. Kuat duduk di samping sempat bisik-bisik saya tidak tahu," jawab Eliezer.

 

Ketegangan Sambo-Putri

Bharada Richard Eliezer menceritakan menyaksikan momen ketegangan hubungan Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi. Momen itu terjadi sekitar Juni 2022.

Ketika sampai di rumah Bangka, Putri turun dengan wajah marah. Eliezer mengaku sampai tidak berani menyapa atau bertanya ke Putri.

"Jadi saat di kediaman Bangka, ibu turun, saya lihat kondisi ibu marah, saya nggak berani tanya," katanya.

Menurut Eliezer, setengah jam kemudian, Ferdy Sambo juga sampai di rumah Bangka itu bersama ajudannya, Adzan Romer dan Sadam. Wajah Sambo juga terlihat marah saat itu.

 

Seorang Wanita Menangis

"FS masuk, dia juga kayak marah-marah juga, langsung masuk ke rumah. Abis itu almarhum Yosua bilang 'Cad nanti ada Pak Erben mau datang, rekan Bapak', siap Bang," ucapnya.

Singkat cerita, rekan Sambo yang dipanggil Koh Erben itu datang, namun Eliezer tidak melihat kedatangannya karena dia sedang ke belakang rumah. Tiba-tiba, setelah kedatangan Erben, Yosua meminta semua ajudan keluar dari rumah.

Baca Juga: Dituduh Curi 2 Dus Mie Instan, Pria Asal Cimahi Tewas Dikeroyok Massal

"Tiba-tiba almarhum bilang sama Mateus 'tidak ada selain kami berdua, maksudnya Yosua dan Mateus yang ada di dalam area rumah kediaman Bangka, semua nunggu di luar'," katanya.

Eliezer menyebutkan dia berjaga di depan rumah bersama Farhan dan Alfons. Kemudian, di belakang ada Romer, Sadam, dan sejumlah asisten rumah tangga (ART) Sambo di rumah Bangka.

Tidak diketahui apa yang terjadi di dalam. Namun, sekitar dua jam kemudian, ada wanita yang keluar dari rumah Sambo. Eliezer mengaku tidak pernah sama sekali melihat wanita itu. Wanita tersebut keluar rumah dalam kondisi menangis.

"Sekitar satu jam, dua jam, baru tiba-tiba ada orang keluar dari rumah. Pagar kami tutup, dia ketuk dari dalam rumah. Saya bilang Alfons 'ada orang keluar', dia buka pintu, tiba-tiba ada perempuan. Saya tidak kenal dia, nangis dia, baru ini (saya lihat), siapa ya?, karena saya nggak ada waktu dia datang. Saya lihat di di dalam ada Pak Erben juga di depan rumah," ucap Eliezer.

Saat itu, wanita yang tidak diketahui Eliezer itu mencari driver-nya. Setelah bertemu dengan driver-nya, wanita itu langsung meninggalkan rumah Bangka.

"Perempuan itu bilang nanya driver dia di mana. Saya lari ke samping panggil driver-nya, mobil Pajero hitam, baru driver-nya datang, perempuan itu naik langsung pulang," ungkapnya.

Sejak kejadian wanita menangis itu, Sambo, katanya, sering ke rumah Saguling. Padahal sebelumnya Sambo ke rumah Saguling hanya ibadah pagi saja, Sambo lebih sering tinggal di rumah Bangka.

Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Santoso saat membuka sidang di PN Jaksel, Rabu mengingatkan Bharada E sudah dilindungi lembaga perlindungan saksi dan korban (LPSK) sejak dilakukan pemeriksaan hingga persidangan dimulai. Hakim lanjut meminta Richard untuk berkata jujur hari ini.

"Saudara dari awal sudah membuka kotak pandora ini. Saudara selama di persidangan dilindungi, selama di pemeriksaan kepolisian sampai persidangan ini juga saudara dilindungi LPSK, jadi tolong berikan keterangan yang benar," kata Hakim di ruang sidang.

"Baik yang mulia," jawab Richard.

Sidang pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J memasuki babak baru. Rabu kemarin, ada saksi mahkota yang saling bersaksi yaitu Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf. Ketiganya saling bersaksi untuk menerangkan peristiwa yang diketahui terkait pembunuhan Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo, Komplek Duren Tiga, Jakarta Selatan. n erc/jk/fz/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU