Akibat Goreng Saham, Miliarder India Rugi Rp 1.605 Triliun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 06 Feb 2023 20:33 WIB

Akibat Goreng Saham, Miliarder India Rugi Rp 1.605 Triliun

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Jokowi mengingatkan OJK tentang skandal saham di India. Gegara  satu perusahaan seperempat PDB India atau sekitar Rp 1.800 triliun hilang dalam sekejap. Mata uang rupee juga ikut terjun bebas.Siapa pemilik perusahaan itu?

Dia adalah  Gautam Shantilal Adani. Dia dikenal sebagai seorang industrialis miliarder India.  Juga  ketua dan pendiri Adani Group, sebuah konglomerat multinasional yang terlibat dalam pengembangan dan operasi pelabuhan di India. Kini pria kelahiran tahun 1962 menghadapi sederet masalah serius sampai bikin anjlok kapitalisasi pasar perusahaan Adani Group.

Baca Juga: Apple akan Bangun Akademi Developer di Surabaya

Menurut Bloomberg Billionaires Index, Adani  telah kehilangan US$ 48,5 miliar dari US$ 120 miliar kekayaannya.

 

Bangun Bisnis dari Nol

Pria asal Gujarat di India barat ini bangun bisnis kerajaannya dari nol. Setelah putus kuliah, dia jadi pedagang berlian di Mumbai.

Gautam Adani akhirnya memutuskan terjun ke perdagangan komoditas melalui Adani Enterprises yang didirikannya pada 1990-an. Saat itu kerajaan bisnisnya antara lain mencakup pelabuhan, bandara, tambang, pembangkit listrik dan memproduksi peralatan pertahanan.

Setelah 20 tahun, Adani  mencapai kesuksesan. Tepatnya di 2008, ia menjadi miliuner dengan kekayaan US$ 9,3 miliar hingga mengalahkan total kekayaan Bill Gates di Juli lalu.

 

Dituding Dekat PM Narendra

Tahun 2022, Adani Group memiliki enam perusahaan yang terdaftar di India. Bahkan, salah satu anak usahanya juga mengakuisisi 74% saham di Bandara Internasional Mumbai yang notabenenya merupakan bandara tersibuk kedua di Negeri Hindustan itu.

Saat harga saham perusahaan melonjak dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan bersih Gautam Adani naik sekitar 2.000%. Dia membantah tuduhan jika mendapat keuntungan dari hubungan dekatnya dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang juga berasal dari Gujarat.

 

Dituding Manipulasi Harga Saham

Otoritas India menemukan Keanehan Laporan Keuangan Perusahaan. Ini bermula dari laporan Hindenburg Research minggu lalu. Laporan tersebut menuding Gautama Adani menghindari pajak dengan memanfaatkan kawasan bebas pajak dan melakukan manipulasi harga saham perusahaan Adani Group.

Adani Group sendiri sudah membantah tuduhan tersebut. Bahkan perusahaan menyerang balik dengan mengatakan pihak yang menuduh tidak mengetahui hukum di India.

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

"Volatilitas di pasar saham India yang diciptakan oleh laporan tersebut sangat memprihatinkan dan telah menyebabkan penderitaan yang tidak diinginkan bagi warga India," kata Gautam Adani.

 

Sistem Keuangan di India

Laporan dari Hindenburg itu muncul bertepatan saat kerajaan bisnis Gautam Adani hendak menghimpun dana dari masyarakat dan investor asing dengan penjualan saham senilai US$ 2,5 miliar. Alhasil rencana itu batal karena dirinya mengalami kerugian hingga US$ 100 miliar.

Kerajaan bisnis Gautam Adani hampir menjangkau setiap sektor publik. Hal itu membuat anjloknya saham Adani Group dan menimbulkan kekhawatiran terhadap sistem keuangan di India.

Miliuner terkaya asal India, Gautam Adani, berhasil menjadi orang Asia pertama yang berada di jajaran tiga besar orang terkaya dunia. Ia berada persis di belakang bos Tesla, Elon Musk, dan pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Dalam Bloomberg Billionaires Index terbaru, ia tercatat memiliki kekayaan US$ 137,4 miliar atau setara Rp 2.042 triliun. Ini juga melampaui CEO LVMH Bernard Arnault yang sebelumnya diposisi tiga.

Dalam 10 hari, kekayaan Adani merosot hingga US$ 58 miliar atau sekitar 864 Triliun (kurs Rp 14.899/US$). Akibatnya, Adani merosot ke urutan 17 orang terkaya di dunia, berdasarkan Forbes Real Time Billionaire, kekayaan kini sebesar US$ 61,9 miliar.

Baca Juga: Kesimpulan Paslon 01 dan 03: Sumber Masalahnya, Gibran dan Cawe-cawenya Jokowi

 

Bersekongkol Lakukan Penipuan Akuntansi

Lenyapnya kekayaan konglomerat asal India ini terjadi akibat anjloknya sejumlah perusahaan miliknya yang tergabung dalam Adani Group. Hal ini terjadi pasca dirilisnya laporan oleh Hindenburg Research yang menuduh kerajaan bisnis yang dikendalikan Gautam Adani melakukan manipulasi saham.

Pada Rabu (25/1) pekan lalu, tepat saat pasar saham India dibuka, Hindenburg mengeluarkanz laporan panjang yang mengklaim bahwa Adani melakukan "penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan."

Dalam laporannya, Hindenburg menuduh Adani Group melakukan "manipulasi saham dan bersekongkol melakukan penipuan akuntansi" yang telah dijalankan selama beberapa dekade.

Penipuan dan persekongkolan tersebut, menurut Hindenburg, sebagian dilakukan melalui labirin perusahaan cangkang. Laporan tersebut juga mencatat bahwa Grup Adani sebelumnya telah diselidiki atas tuduhan korupsi, pencucian uang, dan pencurian dana pembayar pajak oleh otoritas terkait di India.

Akibatnya, saham-saham perusahaannya mengalami penurunan nilai saham yang besar. Kerugian di seluruh bisnis utama Gautam Adani mencapai US$ 107 miliar atau setara Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000) pada Kamis (2/2/2023) pukul 10:00 waktu London. n CNBC/cr10/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU