Home / Peristiwa : Pasca Ditutup Gubernur DKI, Griya Pijat Alexis Dis

ALEXIS KE SURABAYA

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 01 Nov 2017 22:45 WIB

ALEXIS KE SURABAYA

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menutup Hotel dan Griya Pijat Alexis, kabar santer beredar bahwa hotel yang diduga menjadi tempat prostitusi terselubung kelas kakap itu bakal pindah tempat. Yang mengejutkan, kota Surabaya disebut-sebut menjadi salah satu lokasi baru. Selain praktik prostitusi semacam Alexis ini sudah tumbuh subur di kota Pahlawan, kondisi politiknya juga berbeda dengan DKI Jakarta. Buktinya, asal memiliki ijin atau Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP), Pemkot Surabaya tidak sampai menutup usaha pijat dan spa. Padahal, di dalamnya ada praktik prostitusi. ---------------- Kabar bakal pindahnya operasional Alexis ke Surabaya ini, ternyata gempar di kalangan pengusaha hiburan di Surabaya. Kepada Surabaya Pagi, pengusaha yang meminta namanya tak dipublikasikan ini mengatakan pemilik Alexis kini berniat menjual hotelnya senilai Rp 700 miliar. Namun, ia tidak tahu apakah kabar itu benar atau tidak. Dan apakah nilai sebesar itu, yang dijual hanya brand saja atau seluruh asetnya. Termasuk sistem dan perempuan-perempuan yang selama ini bekerja di Alexis. Namun kalau di analisa, logis sekali pindah ke Surabaya. Di sini (Surabaya, red) kan agak longgar. Ada juga beberapa usaha yang mirip juga beroperasi. Kan ada tempat di Surabaya yang mirip-mirip, papar dia, Rabu (1/11/2017) kemarin. Namun ia menolak menyebutkan tempat tersebut. Yang jelas, orang Surabaya maupun luar kota sudah tahulah, kelit dia. Hal itu ternyata juga ramai di sebuah forum internet (sosial media) yang anggotanya kebanyakan penyuka dunia hiburan di Surabaya. "Nggak mungkin lah mereka mau tutup gitu aja, rugi bandar mereka. Pasti pindah kota. Kalau cuma ganti nama, risiko juga," tulis salah satu akun dalam bahasan terkait hal tersebut. Salah satu akun yang lain, bahkan berani menuliskan hal yang agak mendetail terkait informasi tersebut. Akun tersebut menuliskan bahwa manajemen Hotel Alexis bakal bersedia memindahkan lokasi bisnisnya dengan nilai investasi yang harus disetor sebesar Rp 700 miliar. "Kalau ada yang berani setor segitu, manajemen bersedia langsung pindah lokasi. Terutama bagi kota-kota besar yang punya target pasar. Rumornya sih, Surabaya atau Bandung," tulis akun yang sering mengirimkan cuitan tentang informasi yang dianggap rahasia bawah tanah tersebut. Menanggapi cuitan tersebut, salah satu akun lain menanggapi dengan tidak kalah seru. "Bagus itu kalau di Surabaya, persaingan bisnis serupa ketat juga, kita jadi banyak pilihan. Kan udah ada tuh yang mirip mirip Alexis di Surabaya," tulis akun tersebut. Siapa Pemilik Alexis? Dari beberapa pemberitaan, muncul nama Alex Tirta. Nama Alexis kabarnya diambil dari potongan nama sang pemilik, Alex Tirta. Belum diketahui apakah benar dia pemilik Hotel Alexis. Berdasarkan data Pemda DKI Jakarta, dirilis 2014, hotel Alexis adalah lini usaha PT Grand Ancol Hotel, dengan penanggungjawab bernama Djoko Sardjono. Dokumen menyebutkan, Andris Tanjaya duduk sebagai direktur sedangkan Sudarto sebagai komisaris. Hotel ini merupakan perusahaan modal asing dengan total saham Rp33,2 miliar. Saham Grand Ancol dimiliki dua perusahaan, Gold Square Enterprises Limited dan Sension Overseas Limited. Masing-masing memegang Rp16,6 miliar. Sementara direktur dan komisaris tidak punya saham di sana. Dua perusahaan pemilik saham di PT Grand Ancol hotel itu perusahaan cangkang yang beralamat di tempat yang sama, yakni Palm Grove House PO BOX 438, Road Town Tortola, British Virgin Islands. Berdasarkan data Offshore Leaks Database yang dihimpun International Consortium of Investigative Journalist, alamat ini memang menjadi alamat 38 perusahaan cangkang, tetapi dua perusahaan ini tidak terdaftar di alamat tersebut. Selain kejanggalan tentang kepemilikan saham, ada juga kejanggalan mengenai direktur PT Grand Ancol Hotel, Andris Tanjaya. Dalam dokumen perusahaan, Andris tercatat bertempat tinggal di Jalan Kelapa Hibrida Raya PE 10/26, Jakarta Utara. Dari penelusuran, alamat ini adalah alamat dari Edelweiss Health Message dan Spa, sebuah usaha yang tidak jauh berbeda dengan Alexis. Mirip Alexis Sementara itu, berdasar informasi yang diperoleh Surabaya Pagi, tempat mirip Alexis juga terdapat di Surabaya. Umumnya pengelola menyewa ruko. Di kompleks ruko jalan HR Muhammad, depan SMA Kristen Petra 3 Surabaya, misalnya. Ada Delta Spa dan My Place Spa. Lokasinya tepat di perempatan menuju Lenmarc Mall Surabaya dan Pakuwon Trade Center (PTC). Delta Spa juga bisa dijumpai di Gedung Andhika Plasa, Jalan Simpang Dukuh Surabaya. Bahkan, tempat ini sekarang menjadi paling ramai di Surabaya. Menariknya lagi, Delta Spa di Andika Plasa lokasinya tak jauh dari Balai Kota Surabaya, tempat Walikota Surabaya Tri Rismaharini bekerja sehari-hari. Jaraknya hanya sekitar 500-800 meter saja. Juga cukup dekat dengan Kantor Satpol PP Kota Surabaya. Namun, sejauh ini aman-aman saja. Padahal, informasi yang diperoleh Surabaya Pagi, baik Delta Spa maupun Spa Eight sama-sama diduga menyediakan layanan syahwat. Tarifnya Rp 500 ribu-800 ribu untuk gituan. Itu di luar room. Roomnya tergantung, mulai Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu, cerita sumber tersebut. Meski tempat ini pernah dirazia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya. Namun tidak sampai pada penutupan, padahal kala itu pengelola tidak dapat menunjukkan TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata) yang dikeluarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudparta). Tak jauh dari lokasi ini, ada Mr Spa di Jalan Sukomanunggal. Sedang di tengah kota, ada Symponi di Jalan Tunjungan dan sejumlah tempat pijat dan spa di kompleks ruko Jl Kedungdoro. Di Kedungdoro itu ada pindahan dari Dolly. Bos besar di sana, sekarang eksis, sebut sumber Surabaya Pagi yang meminta namanya tak dipublikasikan. Usut punya usut, bos Dolly yang disebut-sebut itu ternyata dulu pernah mengelola Barbara, wisma terbesar dengan enam lantai di Gang Dolly sebelum ditutup oleh Walikota Tri Rismaharini tahun 2014. Jika tempat-tempat itu hanya menyediakan perempuan lokal, ada tempat lain yang ternyata lebih berani. Yakni, mendatangkan cewek-cewek asing seperti di Alexis. Lokasinya di mall di daerah Surabaya selatan. Tarifnya paketan Rp 1,7 juta, sudah termasuk room. Bisa berendam bareng juga, ungkap sumber di kalangan aparat hukum di Surabaya. Sayangnya, ia tidak mau menyebut nama tempat tersebut. Cari sendiri saja, sampean kan wartawan, kelakarnya. n ifw/bd/alq

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU