Home / Hukum dan Kriminal : Rosti Simandjuntak, Ibu Brigadir J

"Anak Saya Dicabut Nyawanya, Hancur..."

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Okt 2022 20:50 WIB

"Anak Saya Dicabut Nyawanya, Hancur..."

i

Richard Eliezer alias Bharada E, terlihat bersujud dan meminta maaf kepada orang tua Nofriyansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J saat dihadirkan sebagai saksi di PN Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).

Kedua Orang Tua, Adik, Tante, Pacar Sampai Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Sudah Dihadirkan ke Persidangan Terdakwa Bharada E, Selasa Kemarin

 

Baca Juga: Guru MI di Bojonegoro Cabuli hingga Sodomi 8 Siswa

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - "Dengan mata terbuka, anak saya dicabut nyawanya oleh manusia. Nyawa itu adalah hak Tuhan. Sebagai ibu, saya menangis setiap saat siang malam. Saya sebagai manusia rasanya hancur menerima duka ini. Dia begitu patuhnya, yang selalu mendengarkan nasihat orang tuanya, karena dari kecil sudah saya didik untuk menjalankan tugas dan patuh," kata ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak, di sidang pembunuhan Yosua dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Selasa (25/10/2022). Tangis Rosti pecah saat menceritakan kasus pembunuhan anaknya.

Tangis saksi Rosti memecah ruang sidang, saat Ketua majelis hakim meminta Rosti bersaksi dan menceritakan kedekatan dirinya dengan Yosua. "Anak saya ini selalu perhatian kepada mamaknya, kepada saudaranya, kepada adiknya. Anak ini sangat patuh, sangat hormat selalu komunikasi, menyapa orang tua," tambah Rosti.

 

Kirim Foto Kawal Sambo

Rosti menyebut Yosua tidak pernah mengeluh terkait pekerjaannya sebagai ajudan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Rosti mengatakan Yosua kerap mengirimkan foto saat tengah mengawal Ferdy Sambo dan Putri.

"Anak ini selalu bercerita tapi nggak pernah cerita tentang keluhan dia selalu cerita tanggung jawab tugasnya cerita kebaikan aman, kondisinya selalu baik-baik saja," kata dia.

"Kalau komunikasi secara langsung Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi tidak pernah berkomunikasi. Cuma melalui video call atau telepon, anak itu selalu menunjukkan ini loh Bu, 'Bapak, ini Ibu'," imbuhnya.

 

Air Matanya tak Terbendung

Air mata Rosti makin tak terbendung ketika menceritakan Yosua tewas dibunuh. Dia merasa hancur ketika mendengar kabar Yosua tewas.

Sebelumnya, adik Brigadir Yosua Hutabarat, Mahareza Rizky, didengar lebih dulu oleh majelis hakim.

Rizky menceritakan momen istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, mengirim foto Yosua sedang menyeterika. Putri, katanya, memuji Yosua sebagai sosok yang rajin.

"Tiba-tiba tanggal 3 (Juli) Ibu kirim foto almarhum menyeterika. Dia bilang 'Abangnya rajin banget luwes banget, nggak ke sini Dek bantuin abangnya? Kalau gini bingung deh gajinya berapa,'" ujar Reza saat bersaksi di sidang dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

 

Dikabari Kakaknya Meninggal

Mahareza Rizky, menjelaskan momen dirinya diberi kabar abangnya telah meninggal. Dia mengatakan dirinya diminta datang ke Biro Provos.

Reza awalnya bicara soal suasana rumah Ferdy Sambo di Saguling, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022). Dia mengatakan saat itu abangnya tak ada di rumah itu dan kondisi teras setengah basah.

Setelah itu, Reza, datang ke kantor Biro Provos Polri. Dia mengaku diperintahkan ajudan Ferdy Sambo untuk datang ke Biro Provos. Saat itu, Ferdy Sambo masih menjabat Kadiv Propam, yang membawahi Provos.

"Sampai di Biro Provos. 'Bang, izin, saya mau ke sini diperintahkan ajudan Pak Sambo. Saya disuruh ke lantai 3 ruang pemeriksaan. Sampai sana, ruangan banyak. Saya bingung, saya tanya lagi ruangan mana. Baru dimasukin ke ruangan tapi masih di gedung Biro Provos. Di situ saya bertemu Karo Provos (saat itu) Brigjen Benny Ali," ucap Reza saat menjadi saksi untuk terdakwa Bharada Eliezer di PN Jaksel.

Reza mengatakan ditanya apakah benar adik Yosua. Setelah itu, katanya, Benny Ali menjelaskan Brigadir Yosua telah meninggal. "Di situ menanyakan 'kamu adiknya Yosua?' (Saya jawab) 'Siap, Jenderal' gitu. 'Yang bersangkutan telah meninggal dunia'. Terus beliau menceritakan kronologinya," ucap Reza.

Baca Juga: Kejanggalan Kematian Tragis Ibu Muda di Gresik Tewas Dirampok, Gelagat Ekspresi Suami Mulai Disorot

"'Ketika di Magelang, Ibu PC istirahat. Ketika istirahat, abang kamu masuk ke kamarnya. Abang kamu melihat dan yang merespons Richard, keluar kamar lari sempat bertemu Richard 'ada apa, Bang? Tapi abang kamu langsung menodongkan pistol'," ucapnya menirukan percakapan yang terjadi saat itu.

 

Pacar Brigadir J Nangis

Kekasih Brigadir J, Vera Maretha Simanjuntak, menangis saat bersaksi di persidangan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E. Hakim lalu meminta Vera tidak menangis.

Vera menangis, karena ditanya kedekatannya dengan Brigadir Yosua. Hakim mengatakan pertanyaan itu disampaikan untuk membuat perkara pembunuhan berencana menjadi jelas, bukan mengungkit masa lalu.

"Buat Vera, kalau kami tanya nggak usah nangis ya, kami nanya biar terang, bukan mengungkit masa lalu ya," kata hakim di ruang sidang, PN Jaksel.

Vera menangis saat jaksa penuntut umum menanyakan soal hubungannya dengan Yosua. Vera menceritakan adanya ancaman yang diterima oleh Yosua.

"21 Juni video call, saya bilang 'lagi di mana.' 'Abang ada masalah, Dek, tapi Abang nggak bisa ceritain masalah ini ke bapak, ke mamak, ke Reza, ke kak Yuni, bahkan ke Adek,'" kata Vera mencontohkan ucapan Yosua.

 

Perlihatkan Foto Brigadir J

Dalam sidang kemarin, Jaksa penuntut umum menampilkan foto jenazah Brigadir Yosua Hutabarat dalam sidang Bharada Richard Eliezer atau Bharada E. Foto yang ditampilkan menunjukkan luka-luka yang ada di tubuh Yosua.

Awalnya majelis hakim bertanya soal jumlah luka di tubuh Brigadir Yosua ke kuasa hukum keluarga Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, saat bersaksi. Saat itulah, jaksa menampilkan foto jenazah Yosua dan kemudian Kamaruddin menjelaskan mengenai luka itu.

Baca Juga: Cemburu, Pelajar di Kediri Diracun, Disetubuhi dan Dirampok

Dari beberapa foto yang ditampilkan, terlihat foto Brigadir Yosua yang terkapar bersimbah darah. Diperlihatkan juga beberapa luka lainnya yang ada di tubuh Yosua. Termasuk soal kaki Yoshua yang bengkok.

"Ada luka tembak nembus ke hidung, luka tembak dilem agar tidak terlihat luka tembak. Kepala diduga ada retak 6, kemudian ditemukan ada sayatan-sayatan di bawah mata dan alis mata kanan," kata Kamarudin Simandjuntak, saat bersaksi.

"Ditemukan lagi ada luka tembak tembus dari rahang ke bibir bawah, ada rahang sudah geser bahkan gigi copot. Telinga bengkak, bahu kanan luka menganga, itu dicatat semua," imbuhnya.

Bharada Eliezer didakwa bersama-sama dengan Ferdy Sambo melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat. Eliezer disebut dengan sadar dan tanpa ragu menembak Yosua.

 

Tak Percaya Lecehan Putri

"Saya pribadi, saya tidak mempercayai bahwa Bang Yos setega itu melakukan pelecehan terhadap istri Pak Sambo. Saya tidak meyakini bahwa Bang Yos melakukan pelecehan," kata Bharada E di ruang sidang utama PN Jaksel.

Bharada E juga menyatakan siap untuk apapun yang terjadi ke depan, termasuk untuk proses hukum yang berjalan. Ia juga mengatakan siap untuk putusan apapun yang bakal diberikan hakim.

"Saya ingin mengatakan bahwa saya siap untuk apapun yang akan terjadi dan apapun untuk putusan," ujar dia.

Dalam sidang kemarin, Bharada E berlutut minta maaf kepada kedua orang tua Brigadir J.

Sedangkan, Richard Eliezer sebagai terdakwa, didakwa oleh JPU melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. n erc/jk/cr6/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU