APTRI Bersama Masarakat Jember

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Nov 2017 18:15 WIB

APTRI Bersama Masarakat Jember

SURABAYAPAGI. COM,Jember - Peran Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) di Wilayah Kerja PTPN XI, semakin nyata. Tidak hanya dalam melakukan kontrol masuknya gula impor ilegal, namun juga dalam usahanya melakukan stabilisasi harga gula petani. Arum Sabil Ketua APTRI mempelopori jalinan kerjasama dengan beberapa instansi pembiayaan. Perjuangan beliau untuk mewujudkan konsep dana talangan itu tidak mudah. Melalui sebuah konsep yang diselenggarakan di tengah-tengah perkebunan wilayah Desa Wirowongso Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. kamis ( 9/11/2017 ) Dengan para pengusaha gula, kalangan instansi terkait seperti PTPN X, PTPN XI PTPN XII dan instansi Perbankan yang hadir pada saat itu membahas solusi masalah pembiayaan untuk petani. Dalam acara temu santai itu turut hadir direktur dari PTPN X, Direktur PTPN XI Holifi, Direktur PTPN XII Derlino, pewakilan dari Petro Kimia, perwakialan dari Bank BNI Kanwil Malang CEO Yesy Kurnia dan beberapa tokoh masyarakat yang berkecimpung langsung dengan petani tebu khususnya di kabupaten Jember. "Pertemuan ini belum pernah dilakukan sebelunnya dan ini merupakan even untuk kebangkitan pergulaan nasional," Kata H. Arum Sabil selaku Ketua APTRI Inti dari pertemuan ini menurut Arum Sabil, untuk mencari solusi permasalahan terkait pengadaan kebutuhan petani tebu agar supaya tidak saling lempar antara instansi terkait seperti masalah pengadaan pupuk, urusan masalah Kredit, urusan dengan pabrik yang tidak mungkin diselesaikan oleh petani sendiri. Karena masalah taman tebu ini tidak bisa di tunda baik dari segi biaya maupun kebutuhan tanamnya, tuturnya. Sinergi dan komunikasi antara petani tebu dengan instansi terkait harus terus dilakukan agar supaya dapat menghindari kendala dan persoalan-persoalan yang seharusnya tidak terjadi dan mempunyai tujuan dan arah yang jelas. Arum Sabil menambahkan, para petani yang mempunyai lahan minimal 2.5 Ha agar mengambil kredit komersial dengan harapan kebutuhan petani bisa tepat waktu dari pada mengambil Kredit pupuk subsidi atau yang dianggap datangnya tidak tepat waktu yang bisa mempengaruhi hasil tanam tebu, ujarnya. Dari pertemuan itu telah disepakati bahwa kredit komersial disepakati oleh perbankan asalkan ada Avalis dan avalisnya juga setuju asalkan ada persetujuan dari pemegang saham dan hal ini akan segera dilaksanakan. Juga masalah dengan distribusi kebutuhan pupuk nonsubsidi akan dibentuk distributor khusus nonsubsidi yang akan menangani masalah pupuk nonsubsidi. Diharapkan dengan adanya pertemuan ini kedepan Indonesia bisa mencapai swasembada gula. ndik

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU