Awal Puasa Beda, Hari Raya Diperkirakan Bareng

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 01 Apr 2022 20:11 WIB

Awal Puasa Beda, Hari Raya Diperkirakan Bareng

i

Telekonferensi Sidang Isbat oleh Kemenag.

Muhammadiyah Sabtu 2 April, NU Minggu 3 April dan Hari Raya sama-sama 2 Mei 2022

 

Baca Juga: Kapolsek dan Jajaran Polsek Singosari Buka Puasa Bersama Tahanan Polsek Singosari

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Tampaknya hari pertama puasa antara pengikut Muhammadiyah dan NU, bisa berbeda. Ini setelah hilal 1 April dinyatakan tidak terlihat atau teramati hari ini, maka awal Ramadhan sudah  jatuh pada 3 April 2022. Pantauan hilal di Pelabuhan Ratu sampai pukul 18.00 Jumat kemarin, tidak tampak.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan pInovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan thilal terlihat pada hari iJumat (1/4).

Sehingga 1 Ramadan 1443 H kemungkinan akan jatuh pada tanggal 3 April 2022.

"Garis tanggal tinggi 2 derajat (antara arsis biru dan putih) sedikit di sebelah barat wilayah Indonesia. Artinya, sangat tidak mungkin akan terlihat hilal pada 1 April di wilayah Indonesia," ujar Thomas dikutip dari blog pribadinya pada Jumat (1/4).

Sementara Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan memastikan  menggelar salat tarawih pertama pada Jumat (1/4/2022) malam tadi.

Kepala Kantor Masjid Agung Al-Azhar, Iding mengatakan, pihaknya tidak menunggu hasil sidang isbat untuk menggelar salat Tarawih.

"Kami pastikan akan mengadakan tarawih. Kalau kami sudah menentukan 1 Ramadan  tanggal 2 April 2022 tanpa menunggu isbat," kata Iding dilansir dari Tribun Jakarta, Jumat sore.

Iding, mengatakan, saf jemaah salat Tarawih akan dibuat rapat tanpa berjarak mengikuti fatwa terbaru dari Majelis Ulama Indonesia.

Sedang Mantan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahkan menyebut bahwa 1 Ramadan 1443 H kemungkinan besar akan jatuh pada tanggal 3 April 2022.

"Sehingga 1 Ramadhan berpotensi 3 April 2022," tambah Thomas.

Dan yang menarik, meski awal puasanya beda, tapi Hari Raya diperkirakan sama.

“Insya Allah Hari Rayanya bareng,” kata KH RM Khotib Asmuni, ahli ilmu falak yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Masruriyah Jember Jawa Timur, Jumat (1/4/2022).

Lalu kenapa dua organisasi Islam terbesar itu sering berbeda dalam menentukan awal puasa? Menurut Kiai Khotib Asmuni, karena kriteria yang dipakai dua ormas itu berbeda.

Baca Juga: Fadhilah Ramadhan (12): Tombo Ati

“Muhammadiyah memulai awal Ramadan pada Hari Sabtu 2 April 2022 karena berpedoman pada Wujudul Hilal. Posisi hilal sudah di atas ufuk,” kata Kiai Khotib Asmuni dari Bengkel Jember dan THR Lajnah Falakiyah PBNU.

 

 

 

Sholat Terawih Warga Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, awal Ramadhan 2022 versi Muhammadiyah jatuh pada tanggal 2 April 2022.

Itu artinya, warga Muhammadiyah akan melaksanakan sholat tarawih malam ini, Jumat, 1 April 2022.

Keputusan Muhammadiyah dalam menetapkan 1 Ramadhan itu merujuk pada hasil perhitungan wujudul hilal yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tarjid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca Juga: Kemenag: Kabupaten Tuban Dapat Urutan Pertama Keberangkatan Haji 2024

Pemerintah telah penetapan awal Ramadhan yang akan diputuskan dalam sidang isbat berdasar pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan oleh Tim Kemenag pada 101 titik lokasi di seluruh Indonesia.

Jika hilal dinyatakan sudah terlihat atau teramati hari Jumat, maka 1 Ramadhan akan ditetapkan besok, 2 April 2022. Apabila tidak, maka awal Ramadhan sudah pasti jatuh pada 3 April 2022.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis hasil perhitungan (hisab) ketinggian bulan pada akhir Sya'ban 1443 H. Hal itu tertuang dalam Surat Instruksi Nomor 012/LF-PBNU/III/2022 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur, Kamis (31/3/2022).

Dalam rilis itu mereka memperkirakan awal Ramadan 1443 H bisa jatuh Minggu, 3 April 2022.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Dr KH Mustari Bosra meyadari bahwa meski perbedaan antara Muhammadiyah dan mayoritas umat Islam di Indonesia sudah seringkali terjadi, tetapi masih ada saja masyarakat yang meributkan hal ini. Terlebih, setelah sekian tahun, perbedaan 1 Ramadan baru lagi terjadi pada tahun ini.

Mustari Bosra mengungkapkan, selama tidak ada konvensi untuk kalender global yang diakui oleh seluruh umat Islam di dunia, maka perbedaan terkait penentuan awal Ramadan, Syawal, dan 9—10 Zulhijjah pasti akan terus terjadi. Meski demikian, Mustari Bosra menyadari bahwa penyatuan kalender global tersebut memang amat sulit.

Karena itu, Mustari Bosra mengajak seluruh umat Islam untuk berpikir luas dan bersikap lapang hati menerima perbedaan ini. Tidak ada hal lain yang harus kita kedepankan kecuali toleransi, saling menerima. Umat Islam yang berkeyakinan 1 Ramadan pada 2 April, silakan, yang 3 April juga, silakan. Jangan dipersoalkan.

Ia menjelaskan, dalam Islam memang ada hal-hal yang seringkali ulama berbeda pendapat. Ada yang menganggap suatu perkara itu A sementara ulama lainnya menganggap itu B. Hal ini akan terus terjadi karena perbedaan dalam memahami Quran dan Sunah atau metode dalam meng-istinbath-kan suatu hukum. jk,1,ana

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU