Banyuwangi Alami Inflasi, Perekonomian Mulai Pulih

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 13 Nov 2020 14:19 WIB

Banyuwangi Alami Inflasi, Perekonomian Mulai Pulih

i

Bupati Abdullah Azwar Anas dan Kepala Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo pada pertemuan High Level Meeting (HLM). SP/ BJ

SURABAYAPAGI.com, Banyuwangi - Di masa pandemi saat ini, sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami deflasi (angka inflasinya turun), masuk ke angka minus (rendah). Propinsi Jatim sendiri juga mengalami deflasi hingga Oktober, termasuk Banyuwangi juga mengalami deflasi di bulan Agustus dan September.

Namun kali ini, Kabupaten Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 0,07 persen pada bulan Oktober 2020. Bank Indonesia menilai inflasi ini menunjukkan jika pemulihan perekonomian daerah mulai bergerak.

Baca Juga: Pelabuhan di Banyuwangi Ramai Dipadati Pemudik

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya pada Kantor BI Jember yang terus melakukan pendampingan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengendalian inflasi di daerah. Anas berharap sinergi  daerah dengan segenap stakeholder dalam melakukan upaya pengendalian inflasi terus mendapatkan dukungan dari BI.

“Terima kasih pada BI yang selalu mendampingi kami dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah. Hingga Banyuwangi dianugerahi penghargaan sebagai kabupaten pengendali inflasi terbaik nasional,” ujar Anas.

Baca Juga: Kampung Nelayan Modern akan Dibangun di Banyuwangi

Kepala Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo pada pertemuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Pendopo Sabha Swagata, Blambangan. HLM kali ini menjadi yang pertama pasca Banyuwangi dinobatkan sebagai kabupaten pengendali inflasi terbaik nasional oleh pemerintah pusat.

Hestu menjelaskan, bahwa inflasi sebenarnya bukanlah sesuatu yang harus selalu dikhawatirkan dan ditakutkan. Sebab, inflasi juga menjadi penanda adanya pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, apalagi di suatu pandemi semacam ini.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Konsisten Gelar Festival Patrol

“Inflasi menunjukkan adanya kegiatan supply dan demand yang berjalan. Namun yang harus diperhatikan adalah angka inflasi harus terjaga pada tingkat yang diharapkan, caranya dengan pengendalian. Karena jika di suatu daerah angka inflasinya terlalu tinggi atau terlalu rendah berarti ada masalah pada perekonomian daerah tersebut,” terang Hestu, Jumat (13/11/2020).

Hestu berharap kondisi tersebut bisa terus digerakkan agar perekonomian daerah bisa kembali maju seperti sebelum terjadinya pandemi dengan tetap menjaga inflasi daerah. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU